backup og meta

Terapi Ozon, Kenali Manfaat Pemulihan dan Efek Sampingnya

Terapi Ozon, Kenali Manfaat Pemulihan dan Efek Sampingnya

Molekul ozon padat dan cair sangat tidak stabil dan berbahaya. Namun, para peneliti menemukan ozon dalam bentuk gas berpotensi untuk kesehatan. Pemanfaatan gas ozon untuk pengobatan disebut dengan terapi ozon.

Meski memiliki potensi, terapi ozon bisa menimbulkan dampak berbahaya. Sebelum mencobanya, ketahui secara menyeluruh keamanan terapi alternatif ini dalam penjelasan berikut!

Apa itu terapi ozon?

Terapi ozon (ozone therapy) adalah metode pengobatan yang memanfaatkan gas ozon. Ozon adalah molekul yang tersusun atas tiga atom (O3) dan memiliki sifat antioksidan yang kuat. 

Tujuan dari terapi ini adalah meningkatkan jumlah oksigen di dalam tubuh, sekaligus meningkatkan peluang kesembuhan penyakit tertentu. 

Pasalnya, tingkat oksigen yang lebih tinggi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Proses regenerasi sel-sel tubuh pun akan berlangsung lebih cepat, sehingga sel yang rusak bisa segera memulihkan diri.  

Prosedur terapi ozon

atracurium

Ozone therapy sudah ada sejak 100 tahun yang lalu. Pada awalnya, terapi ini dimanfaatkan untuk mencegah infeksi pada luka

Terapi ini tidak melibatkan prosedur yang merepotkan. Metode penggunaan gas ozon bisa berbeda-beda, tergantung dengan tujuan pengobatan.

1. Langsung ke bagian tubuh yang terluka

Untuk mengatasi luka, gas ozon akan dipaparkan pada area kulit atau bagian tubuh yang bermasalah melalui alat pelindung (ozone sauna).  

Terapis juga bisa mengoleskan ozon dalam bentuk cairan yang aman langsung ke kulit yang mengalami luka.

2. Autohemoterapi

Prosedur terapi ini melibatkan infus ozon ke dalam tubuh. Namun, ozon tidak langsung dimasukan ke dalam pembuluh darah.

Terapis akan terlebih dahulu mengambil darah pasien, lalu darah tersebut akan dicampur dengan gas ozon.

Kemudian, terapis akan mengembalikan darah yang bercampur ozon tersebut ke dalam tubuh pasien melalui infus.

3. Suntikan ke dalam otot

Ozon therapy juga bisa diberikan melalui suntikan intramuskuler alias suntikan melalui jaringan otot.

Sebelum disuntik, gas ozon biasanya akan dicampur dengan oksigen. 

4. Menelan gas ozon

Pasien juga bisa mengonsumsi secara langsung gas ozon yang sudah dilarutkan dalam minyak dan air.

Manfaat terapi ozon untuk kesehatan

Terapi ozon  digunakan untuk membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan berikut. 

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Ozone Therapy mengungkapkan bahwa terapi ini bisa mengurangi viral load pasien HIV.

Semakin rendah viral load, semakin sedikit virus HIV di dalam tubuh. Artinya, daya tahan tubuh pasien HIV pun lebih kuat dan tidak rentan terinfeksi penyakit lain. 

Terapi ini dilakukan dengan mencampur ozon dengan darah, lalu disuntikkan kepada pasien HIV selama 2 tahun. 

Meski begitu, para peneliti masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu efektivitas ozone therapy untuk pengobatan HIV

2. Melancarkan sirkulasi darah

Selain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, manfaat lain dari terapi ozon adalah melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.

Cara kerja terapi ini cukup dengan memperbaiki elastisitas pembuluh darah. Dengan begitu, aliran darah akan lebih lancar dan mencegah penyumbatan yang memicu aterosklerosis. 

Aliran darah yang lancar pun memastikan sel-sel tubuh mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang optimal.  

3. Meringankan tekanan pada paru-paru

Tahukah Anda bahwa terapi ozon bisa cukup bermanfaat untuk mengatasi masalah pernapasan? 

Begini, ozone therapy disebut bisa meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Hal tersebut ternyata dapat membantu mengurangi tekanan pada paru-paru yang berperan memasok oksigen ke darah. 

Hal ini terlihat melalui sebuah studi dari American Journal of Clinical and Experimental Medicine. Penelitian tersebut mengamati  terapi ozon intravena untuk mengobati PPOK

Para peneliti menemukan bahwa terapi meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan berolahraga pada mantan perokok dengan PPOK.

Walau begitu, menghirup ozon bisa menyebabkan iritasi pada paru-paru karena ozon merupakan polutan yang tidak boleh dihirup sembarangan. 

4. Mengurangi peradangan

Komplikasi diabetes umumnya terjadi akibat stres oksidatif dalam tubuh.

Namun, hal tersebut ternyata bisa dikurangi melalui terapi ozon. Temuan ini dimuat dalam Journal of Cellular Physiology

Dari studi tersebut terlihat bahwa ozone therapy dapat memperbaiki stres oksidatif dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.

Bahkan, terapi ini terlihat bisa menambah antioksidan dan mengurangi peradangan

5. Membantu mengobati penyakit tertentu

Selain beberapa kondisi kesehatan di atas, penelitian tengah berlangsung untuk melihat potensi dari terapi ozon terhadap penyakit di bawah ini.

  • Kanker.
  • Fibromialgia.
  • Gangguan muskuloskeletal, seperti CTS (carpal tunnel syndrome).

Efek samping terapi ozon

penyebab penyakit batuk

Ada beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping berikut menjadi pertimbangan sejumlah ahli untuk melarang pengobatan dengan terapi ozon.

1. Emboli udara

Gelembung udara yang terbentuk selama ozone therapy dapat menyumbat pembuluh vena atau arteri.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti stroke atau serangan jantung

2. Kram dan rasa tidak nyaman

Rasa tidak nyaman dan kram biasanya bisa terjadi ketika gas ozon ditiup ke dalam tubuh melalui rektum.

Ketika gas ozon diarahkan ke dalam tubuh melalui rektum, hal ini dapat menyebabkan perasaan penuh atau kembung.

Selain itu, anus memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap tekanan.Gas ozon dapat merangsang kontraksi usus dan menyebabkan perasaan kram usus atau ketidaknyamanan.

3. Reaksi Herxheimer

Saat terapi digunakan untuk mengurangi peradangan dan membasmi virus serta bakteri dalam tubuh, proses ini dapat melepaskan toksin dari mikroorganisme yang mati.

Jika banyak mikroorganisme mati dalam waktu singkat, tubuh dapat mengalami respons imun yang kuat.

Reaksi Herxheimer terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap pelepasan toksin. Reaksi ini dapat menimbulkan gejala mirip flu. 

Apakah terapi ozon benar-benar efektif?

Efektivitas ozone therapy masih menjadi perdebatan di kalangan profesional medis.

Meskipun banyak klaim tentang manfaatnya, bukti ilmiah yang kuat masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut. 

Satu hal yang penting, lembaga keamanan obat dan makanan Amerika Serikat, FDA, melarang terapi ozon dilakukan sejak tahun 2019.

Menurut FDA, hasil penelitian yang ada belum cukup membuktikan keampuhan dan keamanan terapi ini untuk pengobatan.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk menjalani terapi ozon.

Jangan lupa untuk mendiskusikan manfaat dan risiko yang terkait dengan kondisi kesehatan Anda. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ozone Therapy: What It Is and Why It’s Risky. (2022). Retrieved 19 June 2023, from https://health.clevelandclinic.org/ozone-therapy/

Seyam, O., Smith, N. L., Reid, I., Gandhi, J., Jiang, W., & Khan, S. A. (2018). Clinical utility of ozone therapy for musculoskeletal disorders. Medical gas research, 8(3), 103–110.

Smith, N. L., Wilson, A. L., Gandhi, J., Vatsia, S., & Khan, S. A. (2017). Ozone therapy: an overview of pharmacodynamics, current research, and clinical utility. Medical gas research, 7(3), 212–219.

Cespedes Suarez, J. C., Martin Serrano, Y., Carballosa Peña, M. R., & Dager Carballosa, D. R. (2018). The immune response behavior in HIV-AIDS patients treated with ozone therapy for two years. Journal of Ozone Therapy.

Borrelli, E., & Bocci, V. (2014). Oxygen ozone therapy in the treatment of chronic obstructive pulmonary disease: an integrative approach. Am J Clin Exp Med, 2(2), 29-13.

Braidy, N., Izadi, M., Sureda, A., Jonaidi‐Jafari, N., Banki, A., Nabavi, S. F., & Nabavi, S. M. (2018). Therapeutic relevance of ozone therapy in degenerative diseases: Focus on diabetes and spinal pain. Journal of cellular physiology, 233(4), 2705-2714.

Versi Terbaru

11/07/2023

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mengenal Rehabilitasi Medik dan Berbagai Terapi di Dalamnya

Reiki, Pengobatan Alternatif dengan Sentuhan Tangan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 11/07/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan