backup og meta

5 Manfaat Terapi Sengat Lebah untuk Kesehatan, Berani Coba?

5 Manfaat Terapi Sengat Lebah untuk Kesehatan, Berani Coba?

Meskipun nyeri, sengatan lebah tak selalu merugikan bagi Anda. Sengat lebah kini dijadikan terapi herbal untuk mengatasi radang sendi dan meningkatkan imunitas tubuh. Terapi ini dikenal sebagai terapi racun lebah atau apitherapy.

Apa itu terapi sengat lebah?

Terapi sengat lebah adalah praktik pengobatan alternatif yang mengandalkan racun lebah untuk mengobati dan mencegah penyakit.

Lebah mengeluarkan racun melalui sengatan ketika mereka merasa terancam. Racun lebah berupa cairan asam yang tidak berwarna.

Racun lebah mengandung senyawa melittin yang memiliki efek antiradang

Kandungan dalam racun lebah lainnya yang diketahui memiliki khasiat, yaitu:

  • melittin
  • apamin, 
  • Mast Cell Degranulating (MCD), 
  • peptide
  • adolapin,
  • phospholipase A2, dan
  • hyaluronidase.

Kandungan dalam racun lebah ini sering ditambahkan ke produk obat-obatan herbal seperti ekstrak, suplemen, pelembab, dan serum.

Manfaat terapi sengat lebah

Meskipun baru-baru ini populer, terapi racun lebah sebenarnya sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional selama ribuan tahun.

Berikut adalah kegunaan sengatan lebah untuk kesehatan. 

1. Menurunkan gejala radang sendi atau rematik

Jurnal ilmiah Acupuncture Research (2018) mencoba mempelajari kemanjuran dan keamanan terapi akupunktur racun lebah untuk rheumatoid arthritis.

Hasil penelitian menyebutkan bawah sengat lebah berpotensi membantu mengurangi gejala rematik.

Gejala rematik yang berkurang antara lain seperti sendi bengkak, sendi kaku, dan nyeri sendi. 

Pada penelitian, pasien rematik yang melakukan terapi ini lebih jarang kambuh dibanding orang yang hanya minum obat-obatan biasa.

2. Mengobati multiple sclerosis

tips mudik,, pasien multiple sclerosis

Terapi sengat lebah pun bermanfaat bagi orang dengan multiple sclerosis, yaitu gangguan saraf otak, mata, dan tulang belakang. 

Penelitian lama dari jurnal Neurology (2005) mencoba mengamati pengobatan multiple sclerosis (MS) dengan terapi ini. 

Penelitian ini menggunakan metode silang acak dengan melibatkan 26 pasien multiple sclerosis yang dibagi menjadi dua kelompok. 

Pertama ada kelompok yang diberi pengobatan terapi sengat lebah dan yang satu lagi tidak diberikan obat apa pun. 

Selama 24 minggu masa penelitian, kelompok yang menjalani terapi sengat ini jarang mengalami kekambuhan gejala.

3. Antiradang

Salah satu manfaat racun lebah yang paling banyak didokumentasikan adalah efek antiradang. 

Komponen aktif utama pada racun lebah melittin memiliki sifat antiradang dalam konsentrasi kecil.

Sejumlah penelitian menunjukkan melittin bisa menekan peradangan dan mengurangi penanda inflamasi, seperti necrosis factor alpha (TNF-α) dan interleukin 1 beta (IL-1β).

Meski begitu, melittin dapat menyebabkan gatal, nyeri, dan peradangan saat diberikan dalam dosis tinggi,

4. Melawan bakteri penyebab jerawat

Racun lebah diyakini bisa meningkatkan kesehatan kulit dengan mengurangi peradangan, mencegah infeksi bakteri, dan mengurangi jerawat.

Penelitian dalam Journal of cosmetic dermatology (2016) mencoba mengamati penggunaan sengat lebah murni sebagai terapi untuk jerawat. 

Dalam studi prospektif nonkomparatif ini, 30 pasien acne vulgaris ringan sampai sedang diobati dengan serum racun lebah murni 2 kali sehari selama 6 minggu.

Studi ini menemukan bahwa 77% peserta mengalami perbaikan kondisi jerawat. Pasalnya, racun lebah bisa menghalau infeksi bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes.

5. Meningkatkan imunitas tubuh

Salah satu penelitian American journal of nephrology (2011) menguji efek terapeutik racun lebah pada lupus nefritis di tikus betina.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi racun lebah berpotensi meringankan gejala kondisi autoimun, seperti lupus.

Khasiat ini berkaitan dengan efek sengatan lebah yang mampu mengurangi peradangan dan memperkuat respons kekebalan tubuh. 

Beberapa penelitian menilai racun lebah meningkatkan produksi sel T, yang menghambat respons alergen dan peradangan. 

Namun ingat, manfaat ini masih ditunjukkan pada pengujian hewan bukan manusia. 

Metode terapi sengat lebah

terapi sengat lebah

Terapi sengat lebah dilakukan dengan teknik akupunktur menggunakan lebah hidup.

Lebah hidup akan disengatkan langsung pada titik-titik tertentu di kulit.

Titik-titik yang dipilih adalah bagian tubuh yang dipercaya dapat menyalurkan efek pemulih dari racun lebah. 

Terapi ini hanya boleh dijalankan oleh terapis akupunktur profesional yang bersertifikasi dan berpengalaman. 

Untuk imunoterapi, yakni pengobatan kondisi autoimun, racun dari sengatan lebah biasanya diberikan oleh melalui suntikan.

Suntikan racun ini juga bisa digunakan untuk mengobati alergi parah akibat sengatan lebah.

Anda bisa mendapatkan manfaat untuk kulit dengan menggunakan produk skincare atau suplemen yang mengandung racun lebah.

Pastikan memilih produk yang telah teruji aman oleh BPOM.

Efek samping terapi sengat lebah

Anda mungkin akan mengalami beberapa efek samping terapi sengat lebah seperti berikut. 

1. Reaksi alergi

Dalam beberapa kasus, sengatan lebah memicu alergi dengan syok anafilaksis yang bisa fatal akibatnya.

Anafilaksis biasanya ditandai dengan gejala berikut.

  • Bentol disertai rasa gatal.
  • Ruam kulit.
  • Bengkak di bibir, mata, kaki, dan tangan.
  • Bengkak di lidah, tenggorokan, dan mulut.
  • Sesak napas.
  • Pusing hingga pingsan.

2. Gangguan jantung

Terapi sengat lebah juga dikenal menyebabkan rasa sakit atau nyeri parah, serta efek samping lainnya terhadap jantung seperti: 

  • kecemasan, 
  • pusing,
  • infark miokard,
  • insomnia
  • perubahan tekanan darah, dan 
  • palpitasi jantung.

3. Gangguan hati

Sebuah laporan dari World Journal of Hepatology (2011) mengatakan bahwa terapi lebah bisa menimbulkan efek kerusakan hati (hepatotoksisitas)

Riset ini mengamati wanita berusia 35 tahun dengan hepatotoksisitas yang mengikuti terapi sengatan lebah untuk multiple sclerosis.

Pasien perlu menjalani terapi perawatan selama 9 bulan untuk sembuh dari efek samping terapi sengat lebah. 

Maka dari itu, sebaiknya pertimbangkan dengan baik risiko dan bahaya dari terapi ini sebelum mencoba. 

Kesimpulan

  • Racun lebah memiliki sifat antiradang dan antibakteri.
  • Terapi sengat lebah bisa memicu alergi parah, gangguan jantung, dan gangguan hati.
  • Meski beberapa penelitian sudah diuji pada manusia, tapi sengatan lebah belum umum digunakan sebagai pengobatan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Alqutub, A. N., Masoodi, I., Alsayari, K., & Alomair, A. (2011). Bee sting therapy-induced hepatotoxicity: A case report. World journal of hepatology, 3(10), 268–270. https://doi.org/10.4254/wjh.v3.i10.268

Chen, S. Y., Zhou, P., & Qin, Y. (2018). Zhen ci yan jiu = Acupuncture research, 43(4), 251–254. https://doi.org/10.13702/j.1000-0607.170506

Han, S. M., Pak, S. C., Nicholls, Y. M., & Macfarlane, N. (2016). Evaluation of anti-acne property of purified bee venom serum in humans. Journal of cosmetic dermatology, 15(4), 324–329. https://doi.org/10.1111/jocd.12227

Huh, J. E., Seo, B. K., Lee, J. W., Park, Y. C., & Baek, Y. H. (2018). Analgesic Effects of Diluted Bee Venom Acupuncture Mediated by δ-Opioid and α2-Adrenergic Receptors in Osteoarthritic Rats. Alternative therapies in health and medicine, 24(2), 28–35.

Lee, G., & Bae, H. (2016). Anti-Inflammatory Applications of Melittin, a Major Component of Bee Venom: Detailed Mechanism of Action and Adverse Effects. Molecules (Basel, Switzerland), 21(5), 616. https://doi.org/10.3390/molecules21050616

Lee, H., Lee, E. J., Kim, H., Lee, G., Um, E. J., Kim, Y., Lee, B. Y., & Bae, H. (2011). Bee venom-associated Th1/Th2 immunoglobulin class switching results in immune tolerance of NZB/W F1 murine lupus nephritis. American journal of nephrology, 34(2), 163–172. https://doi.org/10.1159/000329731

Trumbeckaite, S., Dauksiene, J., Bernatoniene, J., & Janulis, V. (2015). Knowledge, Attitudes, and Usage of Apitherapy for Disease Prevention and Treatment among Undergraduate Pharmacy Students in Lithuania. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM, 2015, 172502. https://doi.org/10.1155/2015/172502

Wehbe, R., Frangieh, J., Rima, M., El Obeid, D., Sabatier, J. M., & Fajloun, Z. (2019). Bee Venom: Overview of Main Compounds and Bioactivities for Therapeutic Interests. Molecules (Basel, Switzerland), 24(16), 2997. https://doi.org/10.3390/molecules24162997
Wesselius, T., Heersema, D. J., Mostert, J. P., Heerings, M., Admiraal-Behloul, F., Talebian, A., van Buchem, M. A., & De Keyser, J. (2005). A randomized crossover study of bee sting therapy for multiple sclerosis. Neurology, 65(11), 1764–1768. https://doi.org/10.1212/01.wnl.0000184442.02551.4b

Zhang, S., Liu, Y., Ye, Y., Wang, X. R., Lin, L. T., Xiao, L. Y., Zhou, P., Shi, G. X., & Liu, C. Z. (2018). Bee venom therapy: Potential mechanisms and therapeutic applications. Toxicon : official journal of the International Society on Toxinology, 148, 64–73. https://doi.org/10.1016/j.toxicon.2018.04.012

Versi Terbaru

07/12/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

5 Titik Pijat untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Cegah Bahaya, Ini Pertolongan Pertama untuk Sengatan Lebah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 07/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan