Karang gigi dapat menyerang semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Jika dibiarkan begitu saja, karang gigi pada anak dapat mengakibatkan kerusakan gigi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Karang gigi dapat menyerang semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Jika dibiarkan begitu saja, karang gigi pada anak dapat mengakibatkan kerusakan gigi.
Lantas, sejak umur anak bisa mulai membersihkan karang gigi? Bagaimana caranya? Simak jawabannya berikut ini.
Pembersihan karang gigi pada anak harus segera dilakukan sejak kemunculannya. Masalah gigi ini dapat muncul kapan pun, tetapi lebih sering terjadi saat gigi susu anak sudah lengkap.
Umumnya, anak rentan terserang karang gigi saat berusia dua sampai tujuh tahun. Ini juga merupakan rentang usia ketika risiko karies gigi pada anak dan pembusukan gigi sedang tinggi-tingginya.
Untuk mengurangi risiko terkena masalah gigi ini, orangtua harus rajin membersihkan gigi anak sejak pertama tanda-tandanya muncul. Selain itu, hindari juga pemberian makanan manis secara berlebihan.
Cara membersihkan karang gigi pada anak harus disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Jika karang sudah mengeras dan sulit dihilangkan, bantuan dokter gigi diperlukan.
Agar karang gigi hilang, pastikan anak menyikat gigi dua kali sehari. Aktivitas ini bisa dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, masing-masing selama dua menit.
Jangan lupa juga untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Namun, Anda harus memberikan pasta gigi yang memang dikhususkan untuk anak, bukan orang dewasa.
Saat anak memasuki usia dua hingga tiga tahun, mulai ajarkan ia cara menggunakan benang gigi alias flossing. Tindakan ini berguna untuk menghilangkan sisa makanan yang menempel pada sela gigi.
Flossing tidak menghilangkan karang gigi sepenuhnya, tetapi mengontrol pertumbuhannya. Dengan begitu, kerusakan akibat karang gigi tidak akan bertambah parah.
Scaling gigi merupakan tindakan yang harus diambil ketika karang gigi sudah sangat keras dan sulit dihilangkan. Nantinya, dokter akan melakukan pembersihan dengan ultrasonic scaler.
Alat ini bekerja dengan membersihkan sela-sel hingga bagian terdalam gigi dari tumpukan karang. Scaling juga bisa membersihkan bagian garis gusi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi.
Untuk mengetahui cara menghilangkan karang gigi pada anak yang tepat, konsultasikan ke dokter. Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan sesuai tingkat keparahan karang gigi.
Umumnya, karang gigi muncul pada anak karena kebersihan mulutnya tidak terjaga dengan baik. Kondisi ini disebabkan oleh sisa makanan di sela gigi yang tidak dibersihkan hingga tuntas.
Sisa makanan lalu bercampur dengan zat lain dan membentuk plak yang lama-lama mengeras menjadi karang. Plak ini melapisi gigi dengan lapisan berwarna kuning cokelat, hingga hitam.
Karang yang menempel lama pada gigi akan mengakibatkan kerusakan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan penyakit gusi yang disebut gingivitis.
Bahkan, beberapa studi menghubungkan infeksi gusi akibat karang gigi dengan risiko penyakit kronis. Komplikasi yang mungkin terjadi mulai dari penyakit jantung, hingga meningitis bakteri.
Melihat risiko yang mungkin ditimbulkan, penting bagi orangtua untuk rajin memeriksakan gigi anak, termasuk sebelum giginya lengkap. Anda bisa memulainya gigi pertama anak muncul.
Selanjutnya, Anda bisa menjadwalkan enam bulan sekali untuk pergi ke dokter gigi anak. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kemunculan dan penanganan karang gigi sedini mungkin.
Jauh sebelum melakukan scaling, kemunculan karang gigi pada anak sebenarnya bisa dicegah lewat tindakan sederhana. Selain menghemat biaya, risiko kerusakan gigi juga dapat dikurangi.
Dilansir dari Kids Health, berikut sejumlah upaya pencegahan yang wajib diterapkan oleh orangtua.
Tindakan di atas mungkin tidak sepenuhnya melindungi anak dari karang gigi. Namun, risiko anak mengalami masalah gigi tersebut paling tidak akan berkurang.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar