Selain mengganggu kepercayaan diri, gigi yang ompong atau hilang bisa mengurangi kenyamanan saat makan dan bicara. Kondisi ini juga bisa merusak susunan gigi di sekitarnya. Karena itulah, dokter mungkin menganjurkan Anda untuk menjalani perawatan dengan dental bridge.
Apa itu dental bridge?
Dental bridge adalah jenis perawatan gigi yang digunakan untuk mengisi celah atau ruang kosong akibat gigi yang hilang (ompong).
Sesuai namanya, dental bridge atau jembatan gigi terdiri dari beberapa gigi palsu (pontik) yang kemudian menjadi jembatan untuk mengisi celah atau rongga gigi yang kosong.
Supaya warna dental bridge sama dengan gigi asli di sekitarnya, dokter biasanya menggunakan porselen sebagai bahan pembuat pontik.
Manfaat dental bridge

Berikut adalah berbagai manfaat yang bisa Anda dapatkan dari pemasangan dental bridge.
- Mengembalikan kemampuan gigi untuk menggigit dan mengunyah.
- Memperjelas ucapan saat berbicara.
- Mempertahankan bentuk wajah.
- Mencegah gigi yang masih tersisa copot atau bergeser.
Demi mendapatkan manfaat terbaik, Anda perlu melakukan pemasangan ulang atau mengganti dental bridge setiap 5–15 tahun sekali.
Siapa yang membutuhkan dental bridge?
Perawatan dengan dental bridge biasanya disarankan jika Anda kehilangan lebih dari satu gigi permanen yang letaknya berderetan.
Pasalnya, kondisi ini bisa menimbulkan permasalahan baru apabila tidak diatasi. Contohnya adalah gigi di sekitarnya menjadi miring atau disebut juga reposisi.
Gigi yang miring atau geser akan lebih sulit dibersihkan sehingga lebih rentan rusak. Gigi yang hilang juga bisa membuat kekuatan tulang di sekitarnya menyusut.
Lama-kelamaan, kondisi ini mungkin membuat wajah Anda terlihat berbeda. Karena itulah perawatan dengan dental bridge layak dipertimbangkan.
Jenis-jenis dental bridge
Berdasarkan fungsi spesifiknya, cara merapikan gigi dengan dental bridge bisa dibedakan menjadi empat jenis berikut. Dokter akan menyesuaikan jenis perawatan dengan kondisi Anda.
1. Traditional
Jenis jembatan gigi yang paling umum digunakan adalah traditional bridge. Jembatan ini terdiri dari mahkota gigi (crown) pada kedua ujungnya dan pontik di antaranya.
Crown akan direkatkan pada gigi asli sebagai penyangga sehingga pontik bisa mengisi ruang di antaranya. Jenis jembatan ini memang digunakan jika Anda memiliki gigi asli yang sehat di kedua sisi celah.
2. Cantilever
Sedikit berbeda dengan traditional bridge, kantilever hanya menggunakan crown pada salah satu ujung gigi. Artinya, gigi palsu yang dipasang akan menggantung melintasi celah.
Kantilever digunakan saat hanya ada gigi asli pada salah satu sisi celah. Karena desain ini, kantilever biasanya tidak sekuat traditional bridge.
3. Maryland

Jembatan Maryland akan memanfaatkan plat atau sayap logam sebagai pengganti mahkota untuk mengaitkan pontik dengan gigi asli di dekatnya.
Nantinya, sayap logam tersebut akan diikatkan ke bagian belakang gigi “tetangga”. Karena tidak sekuat crown, jenis dental bridge ini biasanya hanya digunakan untuk mengganti gigi depan.
4. Implant-supported dental bridge
Sebelum memasang pontik dengan implant-supported dental bridge, dokter akan memasang implan berupa tiang bergulir terlebih dahulu untuk menggantikan akar gigi.
Setelah itu, crown gigi direkatkan ke implan, bukan gigi asli. Meski cara ini umumnya memakan waktu cukup lama, implant-supported dental bridge dikenal sebagai metode paling kuat, awet, dan stabil.
Prosedur pemasangan dental bridge
Secara umum, berikut adalah prosedur pemasangan jembatan gigi. Pemasangan jembatan gigi biasanya membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan ke dokter.
- Pada kunjungan pertama, dokter akan mengevaluasi kesehatan gigi Anda, termasuk melakukan perawatan tambahan jika dibutuhkan. Dokter juga perlu memeriksa kekuatan gigi yang akan menjadi penopang.
- Dokter melakukan pengukuran untuk mencetak pontik dan crown. Tak jarang, dokter perlu mengikis enamel gigi penyangga supaya bridge bisa terpasang kuat.
- Sambil menunggu pontik dan crown tercetak, dokter mungkin memasang jembatan sementara untuk melindungi gigi penyangga dan celah yang terbuka.
- Pemasangan jembatan permanen yang ukuran dan bentuknya sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 2–4 minggu untuk membuat jembatan gigi.
Khusus untuk implant-supported dental bridge, waktu perawatan biasanya berlangsung lebih lama. Pasalnya, implan gigi membutuhkan waktu untuk menyatu dengan tulang rahang.
Menurut Cleveland Clinic, proses yang disebut osseointegrasi tersebut bisa memakan waktu hingga 3–6 bulan.
Berapa biaya pasang dental bridge?
Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan bridge gigi bisa bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh:
- jumlah gigi yang dibutuhkan untuk mengisi ruang antar gigi,
- bahan yang digunakan,
- kerumitan pemasangan, dan
- ada atau tidaknya perawatan tambahan.
Dengan jenis perawatan yang sama, dokter atau pihak rumah sakit juga bisa menetapkan biaya yang berbeda. Satu hal yang penting untuk diingat adalah jangan melakukan perawatan gigi ini dengan tukang gigi.
Cara merawat bridge gigi
Sama seperti gigi asli, jembatan gigi perlu dirawat supaya tidak rusak dan menimbulkan permasalahan tambahan. Berikut adalah beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk merawatnya.
- Sikat gigi minimal dua kali sehari dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit terjangkau.
- Batasi makanan yang terlalu keras atau kenyal, terutama pada area jembatan gigi.
- Kunjungi dokter gigi, minimal enam bulan sekali meski Anda tidak memiliki keluhan apa pun.
Di samping pemeriksaan rutin, kunjungilah dokter gigi saat dental bridge Anda terasa longgar, retak, atau goyang.
Kesimpulan
- Dental bridge adalah perawatan untuk mengisi celah atau ruang kosong akibat gigi ompong.
- Beberapa manfaat pemasangan jembatan gigi adalah mengembalikan kemampuan gigi untuk mengunyah, memperjelas ucapan saat berbicara, hingga mempertahankan bentuk wajah.
- Pemasangan dental bridge bisa dilakukan dengan empat metode, yaitu traditional, cantilever, Maryland, serta implant-supported dental bridge.
- Jembatan gigi perlu dirawat seperti gigi pada umumnya.