Pernahkah Anda merasa ada benjolan di payudara saat menyusui? Timbulnya benjolan ini mungkin membuat Anda cemas akan kondisi kesehatan Anda. Kira-kira apa yang menjadi penyebab benjolan di payudara saat menyusui? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Apa penyebab benjolan di payudara saat menyusui?
Selama masa menyusui, banyak ibu yang mengalami perubahan pada payudara, termasuk munculnya benjolan yang bisa terasa mengganggu atau bahkan menyakitkan.
Kondisi ini tentu dapat membuat ibu merasa tidak nyaman, terutama saat menyusui. Namun, kabar baiknya, sebagian besar benjolan ini bersifat jinak dan tidak berbahaya.
Untuk membantu Anda lebih tenang dan waspada, berikut penjelasan tentang berbagai penyebab benjolan di payudara saat menyusui.
1. Saluran air susu yang tersumbat
Salah satu penyebab benjolan di payudara saat menyusui dan timbul nyeri adalah tersumbatnya saluran ASI. Ini merupakan kondisi yang cukup umum terjadi dan sering kali tanpa alasan yang jelas.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran ASI, di antaranya pelekatan menyusui yang tidak baik, pakaian atau bra yang terlalu ketat, hingga terlalu lama jeda antara waktu menyusui si Kecil.
Gejala saluran air susu yang tersumbat bisa berupa benjolan yang terasa nyeri (ukuran benjolan bisa sebesar kacang polong), adanya titik putih kecil seperti lepuhan di puting, hingga payudara yang terasa lebih sensitif.
Selain rasa sakit yang dialami ibu, si Kecil bisa menjadi lebih rewel akibat saluran ASI yang tersumbat ini. Ini karena bayi merasa frustrasi akibat kurangnya asupan ASI tersebut.
2. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang ditandai dengan payudara yang bengkak, sakit, payudara memerah, hingga munculnya benjolan pada payudara.
Melansir dari situs Mayo Clinic, kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui puting yang pecah atau retak, lalu menyebabkan infeksi.
Payudara yang bengkak (engorgement) atau ASI yang tidak keluar dengan tuntas juga bisa jadi penyebabnya.
Pada kasus yang lebih parah, mastitis bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di area ketiak dekat payudara yang terinfeksi.
Adapun ini merupakan masalah pada ibu menyusui yang umum terjadi. Bahkan menurut penelitian dalam American Family Physician, kondisi ini dapat terjadi pada sekitar 10% ibu menyusui.
3. Kista
Kista adalah kondisi yang ditandai dengan benjolan berbentuk bulat atau oval yang berisi cairan. Kista yang muncul di jaringan payudara ibu menyusui umumnya tidak berbahaya.
Biasa disebut dengan galaktokel, kista pada ibu payudara ibu menyusui ini berisi ASI yang terbentuk akibat saluran ASI tersumbat.
Kista ini bisa terasa keras atau lunak, dan biasanya mudah digerakkan di dalam payudara. Ukurannya biasanya lebih besar dibandingkan dengan sumbatan saluran ASI.
Ini juga bisa menjadi penyebab benjolan di payudara saat menyusui tapi tidak sakit atau yang terasa nyeri.
4. Abses
Abses adalah benjolan yang terasa nyeri pada payudara. Benjolan ini dapat terbentuk bila mastitis atau pembengkakan payudara yang parah tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
Bila Anda mengalami abses, Anda mungkin merasakan benjolan berisikan nanah di dalam payudara, yang akan terasa nyeri saat disentuh.
Kulit di sekitar abses juga mungkin berwarna merah dan panas saat disentuh. Pada beberapa wanita, abses pada payudara sering kali mengalami demam dan gejala yang mirip dengan flu.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening yang bengkak atau membesar dan nyeri juga dapat menjadi penyebab benjolan di payudara saat menyusui.
Perlu Anda ketahui, jaringan payudara memang memanjang sampai ke area ketiak.
Anda mungkin merasakan kelenjar getah bening yang bengkak hingga ke area ketiak akibat payudara bengkak (engorgement) atau infeksi seperti mastitis.
6. Kanker payudara
Meski jarang terjadi, kanker payudara dapat menjadi penyebab adanya benjolan di payudara saat menyusui.
Jadi, bila Anda merasakan gejala seperti keluarnya cairan dari puting (selain ASI), nyeri pada payudara yang tidak hilang, dan payudara bengkak, meski tidak ada benjolan yang terasa, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter.
Namun, perlu diingat bahwa memiliki gejala di atas bukan berarti sudah pasti terkena kanker payudara.
Sebab, ada juga kondisi lain seperti hipoplasia payudara yang dapat memengaruhi bentuk payudara tanpa bersifat ganas.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau memberikan penanganan yang diperlukan.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]
Kapan benjolan di payudara saat menyusui akan hilang?
Sebagian besar kasus benjolan di payudara saat menyusui akan hilang dengan sendirinya. Namun, hal ini juga tergantung dari penyebabnya.
Jika disebabkan oleh saluran ASI tersumbat atau payudara bengkak, benjolan bisa menghilang dalam 1–3 hari dengan penanganan yang tepat.
Pada kasus mastitis, gejala biasanya membaik dalam 2–5 hari dengan pengobatan. Namun, untuk benjolan lain seperti kista susu atau lipoma, biasanya tidak hilang sendiri dan perlu pemantauan dokter.
Anda juga dapat melakukan beberapa pengobatan rumahan yang dapat membantu meringankan benjolan di payudara saat menyusui, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Menyusui atau memompa ASI secara rutin untuk membantu mengosongkan payudara.
- Mengompres hangat pada payudara yang bermasalah atau mandi air hangat,
- Memijat lembut payudara sebelum dan di antara sesi menyusui untuk membantu melancarkan sumbatan (pijat laktasi).
- Mengompres es pada payudara bila memungkinkan untuk mengurangi bengkak.
- Mengenakan pakaian yang longgar agar tidak menekan payudara.
Kapan harus ke dokter?
Bila benjolan di payudara saat menyusui tidak kunjung hilang setelah mencoba beberapa pengobatan sederhana di atas, sebaiknya segera temui dokter.
Ini terutama jika Anda mengalami gejala, seperti berikut.
- Area di sekitar benjolan berwarna merah dan ukurannya bertambah besar.
- Anda mengalami demam tinggi atau gejala seperti flu.
- Perubahan pada puting, seperti bersisik.
- Perubahan pada payudara, seperti puting terbalik, hingga keluarnya cairan bening atau darah dari puting.
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang luar biasa.
Bila benjolan di payudara saat menyusui terjadi akibat mastitis atau infeksi lainnya, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
Dokter juga mungkin merekomendasikan beberapa obat pereda nyeri yang aman untuk ibu menyusui guna mengurangi rasa sakit.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani beberapa tes tambahan, seperti USG atau mamografi.
Pada dasarnya, benjolan di payudara memiliki berbagai penyebab dan tidak selalu berbahaya.
Oleh karena itu, bila Anda merasakan benjolan pada payudara atau perubahan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
Kesimpulan
- Benjolan di payudara saat menyusui umumnya disebabkan oleh saluran ASI tersumbat, infeksi mastitis, abses, atau kista galaktokel, dan sebagian besar bersifat jinak.
- Penanganan rumahan seperti menyusui atau memompa ASI rutin, kompres hangat, serta pijat lembut dapat membantu menghilangkan benjolan dalam beberapa hari.
- Namun, jika benjolan disertai demam, kemerahan yang meluas, atau keluar cairan darah dari puting, segera konsultasikan ke dokter.
- Pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau mamografi mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis dan perawatan yang tepat.