backup og meta

9 Penyebab Gusi Gatal, dari Kondisi Ringan hingga Serius

9 Penyebab Gusi Gatal, dari Kondisi Ringan hingga Serius

Bukan cuma kulit yang bisa terasa gatal, gusi pun demikian. Gusi yang gatal bisa menandakan masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga memerlukan perhatian dokter. Lantas, apa saja yang bisa menjadi penyebab gusi gatal? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

Ragam penyebab gusi gatal yang perlu diketahui

Gusi merupakan jaringan lunak yang berfungsi melindungi gusi. Sensasi gatal pada gusi umumnya menjadi pertanda dari kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga.

Selain itu, gusi gatal juga dapat menandakan sejumlah kondisi yang berbeda, mulai dari penyakit gusi, alergi, dan bahkan perubahan hormonal di dalam tubuh.

Berikut ini merupakan beberapa penyebab munculnya rasa gatal pada gusi yang perlu Anda ketahui.

1. Gusi terluka

gusi berdarah

Menggosok gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi usang yang berbulu kasar membuat gusi terluka. Luka gusi bisa menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, dan gatal.

Selain itu, kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur (sleep bruxism) lama-kelamaan juga bisa melukai gusi sehingga menyebabkan rasa sakit dan gatal. 

Gusi gatal juga mungkin disebabkan oleh iritasi karena menggunakan rokok elektrik dan vape.

2. Kebersihan mulut dan gigi yang buruk

Jarang sikat gigi dan memakai benang gigi (flossing) bisa menjadi penyebab gusi sering gatal.

Sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi akan bercampur dengan liur dan bakteri dalam mulut. Lama-kelamaan, proses ini akan membentuk plak pada gigi Anda. 

Plak gigi yang menumpuk bisa menimbulkan penyakit gusi. Gejala penumpukan plak antara lain menurunnya sensitivitas gusi, gusi mudah berdarah saat sikat gigi, dan gusi gatal.

3. Makanan tersangkut

Anda mungkin pernah mengalami kondisi makanan tersangkut pada sela-sela gigi alias selilitan.

Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda mengunyah makanan yang tajam atau keras, seperti duri ikan dan keripik, serta makanan yang berserat, seperti daging sapi.

Sisa makanan yang tersangkut ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal pada gusi. Hal ini juga memicu pertumbuhan bakteri pada area tersebut.

4. Reaksi alergi

Gusi gatal mungkin terjadi bila Anda memiliki alergi, biasanya alergi makanan atau obat-obatan tertentu. Kondisi ini memang bisa memengaruhi mulut, lidah, dan tenggorokan.

Selain itu, alergi musiman seperti rinitis alergi juga dapat menjadi penyebab gusi gatal pada sebagian orang.

5. Perubahan hormon

Perubahan hormon yang dialami wanita ketika masuk masa pubertas, selama hamil, menstruasi, ataupun menopause bisa membuat mulut dan gusi gatal. 

Selain itu, perubahan hormonal ini bisa menyebabkan masalah lain, termasuk rasa sakit, berkurang atau bertambahnya sensitivitas, hingga perdarahan pada mulut.

6. Pertumbuhan gigi

Penyebab rasa gatal pada gusi lainnya yaitu pertumbuhan gigi. Kondisi ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.

Bayi dan anak-anak dapat mengalami gejala ini saat memasuki masa pertumbuhan gigi susu maupun gigi permanen.

Sementara itu, orang dewasa dapat mengalami gusi gatal saat gigi bungsu tumbuh di antara usia 17 hingga 25 tahun.

7. Mulut kering

mengatasi bibir kering

Mulut memiliki kelenjar ludah yang berfungsi mengatur kelembapan di dalamnya. Produksi air liur yang cukup penting untuk mencegah timbulnya mulut kering atau xerostomia.

Terkadang, kondisi medis atau obat-obatan tertentu dapat mengganggu fungsi kelenjar ludah. Akibatnya, kelenjar ludah tidak bisa menghasilkan cukup air liur untuk menjaga kelembapan mulut.

Hal ini tentu akan membuat mulut Anda terasa kering, yang salah satu gejalanya ialah sensasi gatal pada gusi.

8. Radang gusi

Salah satu dampak dari kurangnya kebersihan gigi dan mulut adalah peradangan gusi yang juga disebut sebagai gingivitis

Penyakit peradangan akibat infeksi bakteri dalam plak gigi ini bisa terasa menyakitkan. Gejalanya mulai dari gusi gatal, membengkak, tampak kemerahan, hingga berdarah.

Jika penumpukan bakteri dan plak terus berlanjut, penyebab gusi gatal dan berdarah ini dapat membuat gusi Anda jadi lebih sensitif.

9. Pemasangan gigi palsu lepasan

Salah satu efek samping gigi palsu lepasan yakni gusi gatal. Kondisi ini lebih mungkin terjadi bila pemasangan gigi palsu kurang pas dan Anda tidak menjaga kebersihan gigi.

Masalah lain yang mungkin terjadi dari penggunaan gigi palsu lepasan yaitu gusi bengkak, bau mulut, hingga luka pada gusi.

Apabila Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara menangani gusi yang gatal

obat kumur untuk mulut dan gigi

Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari gusi gatal. Dokter akan menyarankan pengobatan atau perawatan sederhana seperti berikut ini.

  • Minum obat antihistamin. Jika gusi gatal disebabkan alergi, dokter akan meresepkan obat antihistamin untuk menghentikan gatal yang berlebih.
  • Menghilangkan plak dan karang gigi. Dokter gigi akan membantu menghilangkan plak dan karang gigi melalui prosedur scaling gigi dengan menggunakan alat khusus.
  • Berkumur air garam. Larutkan 1 sendok teh garam ke segelas air hangat, lalu kumur dengan lembut beberapa kali sehari untuk meredakan gatal dan iritasi pada gusi.
  • Kompres dingin. Tempelkan atau kulum es batu pada area gusi yang gatal. Metode ini juga bisa membantu menghidrasi tubuh dan mencegah mulut kering.

Kebersihan gigi dan mulut yang buruk umumnya menjadi penyebab gusi gatal. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan penyakit gusi serius yang disebut periodontitis.

Menurut American Dental Association, periodontitis bisa menyebabkan bau mulut kronis hingga rusaknya gusi dan tulang yang mendukung gigi Anda. 

Akibatnya, gangguan mulut ini dapat membuat gigi rusak dan goyang sehingga perlu dicabut.

Kesimpulan

Gusi gatal bisa disebabkan beragam kondisi, mulai dari kebersihan gigi dan mulut yang buruk, reaksi alergi, hingga perubahan hormon. Jika gejala ini muncul dan tak kunjung membaik dalam beberapa hari, segera periksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gum disease. (2022). American Dental Association. Retrieved October 26, 2022, from https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/g/gum-disease

Bruxism (teeth grinding). (2017). Mayo Clinic. Retrieved October 26, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095

Gingivitis. (2017). Mayo Clinic. Retrieved October 26, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gingivitis/symptoms-causes/syc-20354453

Dry mouth. (2018). Mayo Clinic. Retrieved October 26, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-mouth/symptoms-causes/syc-20356048

Pollen Food Allergy Syndrome. (2019). American College of Allergy, Asthma & Immunology. Retrieved October 26, 2022, from https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/pollen-food-allergy-syndrome/

Hormones and oral health. (2018). Cleveland Clinic. Retrieved October 26, 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11192-hormones-and-oral-health

Memarpour, M., Soltanimehr, E., & Eskandarian, T. (2015). Signs and symptoms associated with primary tooth eruption: a clinical trial of nonpharmacological remedies. BMC oral health, 15, 88. https://doi.org/10.1186/s12903-015-0070-2

Versi Terbaru

02/11/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kenapa Tidak Boleh Cabut Gigi Saat Haid?

Sebelum Pasang Behel Gigi, Simak 5 Fakta Ini Terlebih Dahulu


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan