Gigi memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Namun, bagaimana jika seseorang tidak pernah memiliki gigi yang tumbuh di dalam mulutnya. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut anodontia.
Bukan karena kecelakaan atau kesalahan dalam merawat gigi, kondisi ini membuat seseorang tidak memiliki gigi sejak lahir. Bagaimana ini bisa terjadi?
Apa itu anodontia?
Anodontia adalah kondisi ketika gigi tidak tumbuh sama sekali. Kondisi ini termasuk ke dalam salah satu agenesis gigi.
Agenesis gigi merupakan istilah kesehatan yang digunakan untuk menyebut gigi yang tidak tumbuh di dalam mulut.
Hilangnya gigi ini bisa terjadi baik pada gigi susu maupun gigi permanen. Namun, kasus anodontia lebih banyak ditemukan pada gigi permanen.
Selain menyebabkan kesusahan mengunyah dan berbicara, anodontia mungkin membuat seseorang lebih mudah terkena masalah pencernaan.
Tidak menutup kemungkinan juga, kesulitan mengunyah ini akan menyebabkan kerusakan gigi hingga pertumbuhan tulang rahang yang tidak sesuai.
Dilansir dari laman National Organization for Rare Disorders, anodontia tidak selalu membuat seseorang kehilangan seluruh giginya. Secara garis besar, kelainan ini terbagi menjadi total dan parsial (sebagian).
Anodontia total: semua gigi tidak tumbuh
Hypodontia (parsial): tidak tumbuhnya satu sampai enam gigi
Oligodontia (parsial): jumlah gigi yang tumbuh tidak lebih dari enam, tetapi tidak sampai menghilangkan semua gigi seperti anodontia total.
Ciri-ciri anodontia
Ciri-ciri yang paling terlihat pada anodontia tentu hilangnya gigi asli. Selain itu, berikut beberapa gejala yang dapat menyertainya.
Adanya celah pada bibir dan langit-langit mulut (bibir sumbing).
Rambut sangat tipis atau bahkan botak.
Pendengaran yang buruk.
Pengelihatan yang buruk.
Kuku rapuh, mudah retak, atau pecah.
Gangguan pada kelenjar keringat sehingga tidak bisa berkeringat (hipohidrosis).
Penyebab anodontia
Secara sederhana, penyebab anodontia yakni gangguan pada lamina gigi atau jaringan di bawah gusi tempat gigi terbentuk.
Jika ditilik lebih jauh, kondisi ini sebenarnya masih termasuk dalam penyakit genetik yang langka.
Seseorang dengan kelainan gigi ini membawa gennya dari kedua orang tua mereka yang hanya berperan sebagai pembawa saja.
Kelainan kromosom juga dapat menyebabkan pertumbuhan gigi tidak sempurna, bahkan merusak struktur gusi. Akibatnya, gigi tidak akan tumbuh pada gusi seseorang bahkan sejak kecil.
Pada beberapa kasus, anodontia kerap dikaitkan dengan displasia ektodermal. Ini merupakan kondisi genetik yang menyebabkan kelainan pada gigi, rambut, kuku, dan kelenjar keringat.
Diagnosis anodontia
Anodontia baru bisa didiagnosis pada bayi setelah berusia 13 bulan. Pasalnya, saat inilah gigi susu seharusnya sudah tumbuh.
Diagnosis juga dapat dilakukan begitu anak-anak berusia 10 tahun, sebab pada usia tersebut gigi bungsu akan tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh.
Untuk memastikan diagnosis tersebut, dokter gigi Anda akan melakukan rontgen gigi. Dari situ, akan terlihat apakah ada gigi yang akan tumbuh dari gusi.
Pada kondisi tertentu, anak-anak mungkin memiliki keterlambatan dalam pertumbuhan gigi. Jika terdapat bakal gigi di dalam gusi, artinya gigi anak normal dan akan tumbuh seiring waktu.
Namun, jika tidak ditemukan adanya tanda-tanda gigi akan tumbuh, ini adalah tanda bahwa anak Anda mengalami kelainan gigi anodontia.
Cara mengatasi anodontia
Sampai saat ini, belum ada cara untuk merangsang pertumbuhan gigi pada orang-orang dengan anodontia. Namun, Anda dapat mengatasinya dengan beberapa cara berikut.
1. Pembuatan gigi palsu
Dengan memiliki gigi palsu, Anda dapat mengganti keseluruhan gigi yang tidak tumbuh maupun sebagian saja.
Selain itu, Anda juga bisa melepas gigi palsu jika sedang tidak membutuhkannya. Cara ini banyak dipilih karena harganya yang lebih terjangkau.
2. Implan gigi
Jika Anda lebih nyaman dengan gigi yang menetap di dalam mulut, implan gigi bisa menjadi solusi.
Impan merupakan jenis gigi palsu permanen yang dibuat lengkap dengan sekrup atau ulir untuk ditanam di dalam gusi sebagai pengganti akar gigi.
Akan tetapi, syarat pemasangan implan gigi cenderung lebih rumit dibandingkan gigi palsu lepas-pasang.
3. Dental bridge
Pembuatan dental bridge menjadi pilihan tepat jika Anda hanya kehilangan beberapa gigi. Dental bridge terdiri dari dua buah mahkota gigi dengan gigi palsu atau pontik di tengahnya.
Gigi palsu lebih banyak dipilih untuk menangani kasus anodontia pada anak-anak sebelum kemudian menggantinya dengan gigi implan jika sudah dewasa.
Anodontia merupakan kelainan gigi yang dicirikan dengan tidak adanya sebagian atau keseluruhan gigi yang tumbuh. Karena termasuk dalam penyakit turunan, tidak ada cara yang tepat untuk mencegah kondisi ini.
Meski begitu, Anda bisa menyiasatinya dengan perawatan ortodonti seperti pemasangan gigi palsu, implan gigi, atau dental bridge.
Perlu diingat bahwa pula meskipun Anda mengalami anodontia, tidak berarti anak Anda pasti akan mengalami hal yang sama.
Semua tentang anodontia
Gigi tidak bisa tumbuh, baik sebagian maupun seluruhnya.
Bersifat genetik atau turunan.
Dapat diatasi dengan pemasangan gigi palsu.
Mulai dapat dideteksi pada bayi berusia 13 bulan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Tooth Agenesis. (2019, January 9). NORD (National Organization for Rare Disorders). Retrieved 2 November 2022 from https://rarediseases.org/rare-diseases/anodontia/.
Anodontia – Dental causes, diagnosis, and treatment. (2019, December 31). Best Dental Clinic In Delhi & Dentist In South Delhi, India. Retrieved 2 November 2022 from https://dentally.in/anodontia-dental-causes-diagnosis-and-treatment/.
Anodontia: Causes, symptoms & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 2 November 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24168-anodontia.
Versi Terbaru
28/11/2022
Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri
Ditinjau secara medis olehdr. Nurul Fajriah Afiatunnisa