Karies botol merupakan salah satu masalah mulut dan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi kerap diabaikan orangtua.
Padahal, penyakit ini dapat menyebabkan masalah lain yang lebih serius jika dibiarkan begitu saja. Bagaimana cara mencegahnya?
Apa itu karies botol?
Karies botol adalah masalah gigi berlubang yang terjadi ketika sisa minuman masih melekat pada gigi anak dalam waktu yang lama.
Masalah gigi ini umumnya menyerang anak usia 1 hingga 2 tahun. Risikonya akan semakin meningkat jika anak biasa minum susu sambil tidur.
Kebanyakan kasus karies botol terjadi pada gigi depan bagian atas. Alasannya karena deretan gigi tersebut yang paling mudah terkena cairan selama anak menyusu.
Sementara itu, gigi bagian bawah cenderung lebih terlindung dari masalah gigi berlubang. Gigi bagian bawah jarang terkena karies karena sering dibasahi oleh air liur anak serta terhalang oleh lidah.
Gejala karies botol pada anak
Lubang akibat pembusukan sisa minuman bisa terbentuk pada salah satu atau beberapa gigi sekaligus. Semua bergantung pada seberapa banyak penumpukan sisa minuman pada gigi.
Gejala khas yang muncul biasanya berupa bintik kecoklatan pada gigi yang lama-lama semakin meluas. Jika lubang gigi sudah parah, anak bisa mengalami rasa sakit dan pembengkakan.
Menurut studi terbaru yang dirilis oleh Universitas Airlangga (2021), berikut beberapa gejala karies botol pada anak.
- Muncul plak berwarna putih pada permukaan gigi.
- Bercak berubah warna menjadi kecoklatan, tanda kerusakan sudah semakin parah.
- Warna gigi berubah kehitaman, tanda gigi mulai mengalami pembusukan.
Jika Anda menemui gejala-gejala di atas, segera periksakan anak ke dokter gigi. Penanganan sedini mungkin membantu mencegah kondisi bertambah parah.
Penyebab karies botol pada anak
Umumnya, karies botol disebabkan kebiasaan anak yang tertidur saat menyusu, baik dari botol, sippy cup, maupun ASI. Minuman manis seperti jus juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Penumpukan sisa minuman yang mengandung gula ini akan mendukug pertumbuhan bakteri. Lambat laun, bakteri dalam mulut akan menggerogoti plak sisa makanan atau minuman pada gigi.
Selain itu, bakteri juga memproduksi asam yang dapat menyebabkan kerusakan enamel gigi (lapisan terluar gigi). Seiring waktu, kondisi tersebut dapat membuat gigi jadi berlubang dan terbentuklah karies botol.
Apa yang terjadi jika karies botol dibiarkan begitu saja?
- Kesulitan untuk mengunyah
- Timbul rasa sakit yang mengganggu
- Terjadi pembengkakan di sekitar gigi
- Abses gigi (benjolan berisi nanah)
- Gigi copot
- Bergesernya posisi gigi
Cara mencegah karies botol pada anak
Karies memang menjadi momok bagi orangtua karena kehadirannya sering kali tidak disadari. Meski begitu, bukan berarti masalah pada gigi anak ini tidak bisa dicegah.
Berikut merupakan beberapa cara sederhana untuk mencegah karies pada anak.
1. Tidak membiarkan anak tidur sambil minum
Membiarkan anak tidur sambil minum susu, jus, atau minuman mengandung gula melalui botol meningkatkan risiko penyakit ini. Saat anak hendak tidur, jauhkan minuman tersebut dari anak.
2. Membersihkan mulut anak setelah makan dan minum
Makanan dan minuman manis yang mengendap dapat menyebabkan karies botol. Maka dari itu, segera bersihkan mulut, gusi, dan gigi anak dengan lap bersih setelah mereka makan dan minum.
3. Ajarkan anak untuk sikat gigi sejak dini
Jika gigi anak sudah tumbuh, ajarkan ia untuk rajin menyikat gigi dengan benar. Sikatlah gigi setidaknya dua kali sehari, yakni setelah makan pagi dan sebelum tidur.
4. Ajarkan minum dengan gelas kecil
Penggunaan botol membuat anak memiliki kebiasaan tidur sambil menyusu. Untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, mulai ajarkan anak minum susu pakai gelas kecil sebelum usianya dua tahun.
5. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter
Pastikan anak rutin periksa gigi, bahkan sejak usia satu tahun. Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi dan mengatasi karies botol pada anak sedini mungkin.
Karies botol adalah masalah gigi berlubang pada anak akibat penumpukan sisa minuman yang melekat dalam waktu lama.
Jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini dapat memicu masalah lain seperti abses gigi, pembengkakan, hingga kesulitan untuk mengunyah.
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni mengajarkan anak menyikat gigi sejak dini, membersihkan mulut setelah makan dan minum, hingga pemeriksaan rutin ke dokter gigi