backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Perlukah Pelindung Wajah (Face Shield) Digunakan Sehari-hari?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/04/2021

    Perlukah Pelindung Wajah (Face Shield) Digunakan Sehari-hari?

    weight: 400;”>Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19di sini.

    Dengan pelonggaran PSBB, sebagian masyarakat mulai kembali menjalani aktivitas harian mereka dengan pedoman new normal COVID-19. Salah satu hal yang mungkin cukup baru selain memakai masker adalah penggunaan face shield. Apa itu face shield dan siapa saja yang sebenarnya benar-benar butuh menggunakan ini?

    Apa itu face shield?

    perawat covid-19 indonesia

    Selain masker, alat pelindung lainnya yang digunakan untuk mencegah penularan COVID-19 adalah face shield. Face shield adalah pelindung wajah yang terbuat dari plastik bening dan kaku untuk menutupi wajah hingga memanjang ke bawah dagu penggunanya. 

    Anda mungkin sering melihat face shield pada tenaga kesehatan, bahkan sebelum pandemi COVID-19 dimulai. Normalnya, pelindung wajah ini termasuk bagian dari Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai oleh dokter gigi karena memeriksa mulut dalam jarak dekat. 

    Sementara itu, dokter, perawat, dan petugas laboratorium menggunakan alat pelindung ini bersamaan dengan masker agar tidak terkontaminasi darah atau zat lain di udara. 

    Sejak pandemi COVID-19 dimulai dengan penyebaran yang cukup tinggi membuat sebagian orang memilih untuk menggunakan face shield serta masker. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran penyakit lewat droplet (cipratan air liur).

    Kelebihan face shield

    sumber: International Business Times

    Setiap orang yang menggunakan face shield tentu ingin melindungi diri dari infeksi virus. Untungnya, alat pelindung wajah ini tidak terlalu langka seperti ketersediaan masker pada saat awal pandemi COVID-19 dimulai. 

    Maka dari itu, Anda mungkin akan lebih sering melihat orang memakai face shield beserta masker saat bepergian ke tempat-tempat umum. Lantas, apa saja kelebihan pelindung wajah satu ini hingga membuatnya cukup populer di masyarakat awam?

    Menurut artikel di Journal of the American Medical Association, pelindung wajah dengan plastik bening ini menawarkan beberapa keunggulan, yaitu:

    • dapat digunakan kembali tanpa batas waktu yang ditentukan
    • lebih mudah dibersihkan dengan sabun dan air atau desinfektan biasa
    • melindungi jalur masuk infeksi virus, yaitu mulut, hidung, dan mata
    • mencegah penggunanya menyentuh wajah 
    • mengurangi risiko terhirupnya virus pernapasan yang tersebar lewat droplet

    new normal covid-19

    Sejauh ini belum ada penelitian yang menganalisis efek atau manfaat dari penggunaan face shield pada orang yang mengalami gejala COVID-19. Mulai dari bersin, batuk, atau mereka yang terkena virus tanpa menunjukkan gejala apa pun. 

    Walaupun demikian, persentase efektivitas orang yang menggunakan face shield berkisar antara 68 hingga 96 persen. Maka dari itu, ada kemungkinan dengan menambahkan face shield sebagai upaya perlindungan diri selain memakai masker bisa lebih efektif. 

    Face shield bukan pengganti masker

    Walaupun menggunakan face shield menawarkan kelebihan yang tidak ada pada masker, bukan berarti Anda melepas masker dan menggantinya dengan pelindung wajah. 

    Penyebaran virus COVID-19 sebagian besar terjadi lewat droplet. Namun, desain pelindung wajah memiliki kekurangan, yaitu terdapat celah antara face shield dan wajah. Akibatnya, risiko penularan pun masih tetap ada meskipun sudah menggunakan face shield

    Sementara itu, masker tidak menyisakan celah seperti face shield karena menempel langsung ke hidung dan mulut. Oleh karena itu, Anda tidak dapat mengandalkan face shield saja, melainkan memakainya sebagai pelindung tambahan setelah masker. 

    Pada situasi tertentu, face shield dapat dipakai bersamaan dengan masker. Dengan memakai face shield, Anda dapat melindungi mata dari droplet yang mungkin terkontaminasi oleh virus. Pelindung wajah juga membantu mencegah agar masker tidak cepat basah. 

    Siapa saja yang butuh menggunakan face shield?

    efek covid-19 terhadap kondisi lingkungan

    Imbauan memakai masker saat bepergian telah dilaksanakan sejak pandemi COVID-19 dimulai, terutama untuk menghindari penularan virus di kendaraan umum.

    Walaupun demikian, ada beberapa kondisi ketika penggunaan masker mungkin tidak praktis, sehingga menggunakan face shield pun menjadi perlindungan tambahan. 

    Di beberapa negara yang sudah mulai terlihat berhasil meratakan kurva pandemi, terutama Singapura, menyarankan pemakaian face shield pada kelompok tertentu. Berikut ini kelompok masyarakat yang mungkin butuh memakai pelindung wajah ketika bepergian atau berada di tempat umum. 

    • Anak berusia dua belas tahun ke bawah karena kesulitan mengenakan masker
    • Orang dengan penyakit pernapasan yang menyulitkan mereka memakai masker
    • Pekerja yang sering berbicara di suatu kelompok, seperti guru atau dosen

    Ketiga kelompok di atas membutuhkan face shield karena berbagai alasan. Pertama, kesulitan mengenakan masker dalam jangka waktu yang lama hingga bisa menyebabkan sesak napas.

    Hidup Berdampingan dengan COVID-19, Simak Panduan ‘New Normal’ dari BPOM Ini

    Kedua, bagi mereka yang bekerja dengan berbicara kepada sekelompok orang banyak mungkin akan kesulitan menggunakan masker. Maka dari itu, pelindung wajah menjadi alternatif asalkan mereka dapat menjaga jarak dengan orang lain dan tetap berada di tempat mereka berbicara. 

    Menggunakan masker dan face shield adalah salah satu upaya mencegah penularan COVID-19, terutama saat bepergian dan berada di luar rumah.

    Namun, masyarakat tetap disarankan tetap berada di rumah dan bepergian ke luar hanya untuk keperluan mendesak agar dapat berkontribusi dalam mengurangi angka kasus COVID-19.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan