Penyakit menular seksual
Permisi dok, mau tanya jika seorang pria yang sebelumnya pernah terkena isk namun sudah sembuh total apakah bisa terkena ims ketika selesai berhubungan dengan pasangan nya yang tidak punya riwayat penyakit menular seksual atau semacamnya?
























Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Secara prinsip, infeksi saluran kemih (ISK/UTI) bukan penyakit menular seksual (PMS/IMS). Namun, ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
1. ISK tidak dikategorikan sebagai PMS
- ISK umumnya disebabkan oleh bakteri usus, terutama Escherichia coli, yang masuk ke uretra lalu naik ke kandung kemih.
- Penularannya lebih karena faktor anatomi (misalnya uretra wanita yang lebih pendek) dan kebiasaan higienitas.
- Jadi, ISK tidak menular langsung lewat hubungan seksual seperti klamidia, gonore, atau herpes.
2. Hubungan seksual dapat menjadi faktor pemicu
- Aktivitas seksual bisa mendorong bakteri dari area perineum ke arah uretra (terutama pada wanita).
- Karena itu ada istilah “honeymoon cystitis” → ISK yang muncul setelah aktivitas seksual yang intens.
- Risiko meningkat jika tidak buang air kecil setelah berhubungan atau kurang menjaga kebersihan.
3. Beda dengan PMS
- Beberapa PMS (misalnya klamidia, gonore, trikomoniasis) bisa mengenai saluran kemih dan gejalanya mirip dengan ISK (nyeri saat BAK, anyang-anyangan, keluar cairan).
- Inilah yang kadang membuat orang mengira ISK bisa menular lewat seks, padahal sebenarnya yang menular adalah PMS yang mengenai saluran kemih.
Sekian dan terima kasih
IMS ditularkan melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Penting untuk diingat bahwa seseorang bisa saja terinfeksi IMS tanpa menunjukkan gejala yang jelas, atau mungkin tidak menyadari status kesehatannya. Selain itu, seperti yang disebutkan dalam konteks, banyak orang tidak jujur tentang riwayat seksual mereka, dan gejala penyakit kelamin seringkali tidak jelas. Riwayat ISK sebelumnya tidak memberikan kekebalan terhadap IMS baru. Untuk mencegah penularan IMS, sangat disarankan untuk menggunakan kondom secara konsisten dan benar saat berhubungan seks. Mengetahui status kesehatan pasangan melalui tes juga merupakan langkah pencegahan yang sangat penting. Meskipun risiko meningkat dengan banyaknya pasangan seksual, satu pasangan pun tetap berisiko jika status kesehatannya tidak diketahui secara pasti. Jika ada kekhawatiran atau gejala yang muncul, segera lakukan tes penyakit kelamin dan konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Related content