Hallo dok selamat malam, jadi gini anak saya sekarang berusia 20 bulan, bberpa bulan kebelakang anak saya baru selesai pengobatan tb kelenjar selam
... Lihat LainnyaHi dok, saya mau nanya apakah gigitan kucing ganas bisa
Hi dok, saya mau nanya apakah gigitan kucing ganas bisa menyebabkan rabies? Darah yang disebabkan oleh kucing sudah kering, apa yang harus saya lakukan untuk menghindari virus itu menyebar di badan saya?
2 komentar
Terbaru
Halo May Nindi, terima kasih atas pertanyaan anda.
pertolongan pertama bila digigit oleh kucing atau luka tergores gigi kucing maka sebaiknya :
1. Cari tahu riwayat infeksi kucing -> Seperti yang telah dijelaskan, digigit kucing bisa membuat Anda berisiko terkena beberapa penyakit infeksi, termasuk rabies. Penyakit ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kelumpuhan sistem saraf. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari tahu siapa pemilik kucing yang menggigit Anda untuk menanyakan riwayat vaksinasi kucing tersebut. Jika anjing sudah melakukan vaksinasi rabies, Anda terhindar dari bahaya penyakit ini. Namun, jika yang menggigit adalah kucing liar tanpa pemilik, perhatikanlah tanda-tanda penyakit rabies pada kucing. Rabies biasanya membuat anjing menjadi lebih ganas, gelisah, dan mengeluarkan air liur berbuih.Segera periksakan diri ke dokter jika terdapat indikasi anjing tersebut terinfeksi virus penyebab rabies.
2. Periksakan diri ke dokter -> Gigitan kucing biasanya memang tidak menyebabkan luka yang membutuhkan jahitan. Namun, luka bisa bertambah parah jika dibiarkan sekalipun Anda telah membalut dan merawat luka. Hal ini karena gigitan kucing yang cukup dalam bisa menyebabkan infeksi bakteri atau virus. Oleh karena itu, Anda sebaiknya memantau kondisi luka dan segera memberikan penanganan bila ada indikasi terjadinya infeksi akibat gigitan kucing. Berdasarkan buku Wound Home Skills Kit, berikut ini merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya infeksi pada luka gigitan kucing.
- Luka terasa lebih sakit dari pertama kali.
- Luka jadi merah dan bengkak di sekitar gigitan.
- Keluar cairan atau nanah dari luka gigitan.
- Mengalami demam dengan suhu 38° Celcius atau lebih dan kondisi tubuh menggigil.
Jika mengalami beberapa gejala di atas, segera periksakan kondisi luka gigitan ke dokter. Dalam penanganan medis, dokter akan memberikan perawatan melalui antibiotik. Namun, jika diketahui anjing tersebut Anda terinfeksi rabies, dokter akan memberikan suntikan vaksin rabies. Sebaiknya, Anda juga menyampaikan tentang riwayat vaksin tetanus pada dokter. Apabila sudah lebih dari 5 tahun, dokter mungkin perlu memberikan suntikan tetanus.
3. selalu jaga kebersihan diri dan badan
4. segera lakukan vaksinasi rabies bila terindikasi bahwa hewan yang mengigit mempunyai kemungkinan untuk terkena rabies.
Pemberian vaksin rabies dapat diberikan pada orang walaupun tidak tergigit oleh hewan yang terinfeksi rabies. Namun akan menjadi kebutuhan yang urgent bila seorang pasien digigit oleh hewan yang terinfeksi rabies tersebut. Untuk itu, vaksin rabies perlu diberikan sesegera mungkin ketika seseorang terkena gigitan hewan yang menderita rabies. Terdapat dua jenis vaksin anti rabies, yaitu:
1. Vaksin Anti Rabies (VAR) -> Vaksin anti-rabies (VAR) dapat bekerja dengan cara merangsang sistem daya tahan tubuh untuk membentuk imunitas terhadap virus rabies. Terdapat dua macam vaksin, yaitu Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP) yaitu vaksinasi pencegahan sebelum paparan virus rabies dan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP) atau vaksinasi untuk menghentikan menyebarnya rabies setelah paparan virus. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, ketika seseorang telah mendapatkan PrPP dan terkena rabies, ia masih tetap membutuhkan PEP.
2. Serum Anti Rabies (SAR) -> Berbeda dengan VAR, serum anti rabies ini diberikan untuk menetralisir toksin rabies yang ada di dalam tubuh setelah seseorang digigit, dicakar, atau berisiko terkena infeksi rabies dari hewan. SAR umumnya hanya disuntikkan sebanyak satu kali di sekitar luka bekas gigitan atau cakaran.
Pemberian dosis pertama, harus diberikan sesegera mungkin setelah kamu terpapar virus rabies dari hewan. Kemudian, dosis tambahan harus diberikan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14 setelah vaksinasi pertama. Bila sebelumnya telah memeroleh vaksinasi rabies, maka kamu hanya perlu mendapatkan 2 dosis vaksin rabies setelah terpapar. Untuk orang dewasa, vaksin rabies harus disuntikkan di area lengan. Sedangkan pada anak-anak, mereka bisa mendapatkannya di area paha.
Untuk kasus anda bila dosis kedua sudah lebih dari 13 hari maka tidak perlu mengulang dosis pertama. Dosis kedua tetap dapat diberikan, tetapi tidak perlu disertai dengan pemberian dosis Immunoglobulin Rabies (HRIG). Hal ini karena pembentukan antibodi terhadap virus rabies sudah mulai terjadi setelah pemberian dosis pertama. Pemberian dosis kedua akan membantu memperkuat pembentukan antibodi tersebuut. Namun perlu diperhatikan bahwa pemberian dosis kedua yang terlambat dapat menurunkan efektivitas vaksin tersebut.
Sekian dan terima kasih
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Gigitan kucing memang bisa berisiko menyebabkan infeksi, termasuk rabies, meskipun rabies lebih umum terjadi akibat gigitan anjing. Dalam kasus Anda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Pertama, jika Anda tidak mendapatkan suntikan tetanus dalam lima tahun terakhir, sangat penting untuk mendapatkan suntikan tetanus untuk mencegah infeksi. Selain itu, status vaksinasi rabies dari kucing yang menggigit Anda tidak diketahui, sehingga Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan vaksin rabies sesegera mungkin. Vaksin rabies harus diberikan dalam waktu yang tepat setelah terpapar untuk mencegah virus menyebar ke sistem saraf.
Kedua, mengingat Anda memiliki diabetes, autoimun, atau gangguan darah yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka, Anda harus sangat berhati-hati. Luka gigitan kucing, meskipun kecil, dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dari air liur kucing atau lingkungan. Jika luka tersebut menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau keluarnya nanah, segera cari bantuan medis.
Dokter mungkin juga akan meresepkan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi. Pastikan untuk menjaga kebersihan luka dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, dan jika perlu, gunakan plester steril untuk melindungi luka dari kotoran.
Penting untuk memantau kondisi luka Anda selama 24 hingga 48 jam ke depan. Jika Anda mengalami gejala seperti demam, nyeri yang meningkat, atau jika luka tidak sembuh, segera hubungi dokter. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis secepatnya, karena pencegahan adalah langkah terbaik dalam situasi ini.
Related content