Susah mengendalikan amarah dan stres berlebihan
Saya menyadari bahwa saya mulai sedikit berubah setelah saya melahirkan anak pertama. Entah mengapa saya menjadi sangat pemarah, mudah emosi, dan kata kata yang keluar dari mulut saya kasar (terutama kepada suami atau org terdekat). Dulu saya bisa menyembunyikan itu, misal lagi kesal atau marah ke orang, saya bisa menyakinkan diri gak usah dipikirin dan biar saja berlalu. Jadi orang jarang menemukan saya pernah marah.
Apalagi setelah bayi saya makin bertambah umur (sekarang usianya 10 bulan), emosi saya serasa meledak ledak, setiap hari bawaannya mau marah, emosi dan kesal. Gak cukup kutahan saja, kadang saya nangis tiba2. Paling parah saya sampe bentak bayi saya, berteriak atau melemparkan barang. Pokoknya kalo marah bawaannya ingin melemparkan sesuatu atau melampiaskannya dengan berteriak, baru saya rasa puas.
Saya sadari, sadarrrrr banget kalo hal itu salah, dan saya sadar itu seharusnya tidak dilakukan oleh orang dewasa normal apalagi seorang ibu. Saya juga sadar kalau saya harus lebih sabar, tenang dan terkontrol. Tapi sulit bagi saya bila misalnya anak saya sudah menangis nangis, atau sulit dikendalikan. Saya langsung kelepasan marah atau membentak. Saya sangat menyesal. Dan ingin ini semua berubah. Tapi saya gak tau gimana caranya. Saya sudah baca buku tentang parenting. Tentang bagaimana seharusnya kita menenangkan diri, anak kita itu masih kecil tidak tau apa apa. Kitalah orang dewasa yang harus lebih tenang dan sabar. Tapi bagaimana? Saya gak bisa sabar kadang, emosi kekesalan saya diubun ubun serasa mendidih bila sudah dihadapkan dengan sesuatu yg membuat marah.
Btw saya ibu rumah tangga, menjaga anak sendiri dan tanpa ART.
Mohon beri saya pencerahan dan bantuan.
Halo Soraya, terima kasih untuk pertanyaannya.
Marah merupakan salah satu bentuk emosi sebagai respon yang muncul akibat situasi yang dialami oleh seseorang. Munculnya emosi marah tersebut adalah hal yang wajar, tetapi jika berlebihan maka perlu untuk dikendalikan, terutama apabila mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu untuk segera dikonsultasikan kepada tenaga profesional. Respon emosi marah yang muncul juga tidak terlepas dari pikiran yang hadir saat itu.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan marah anda agar tidak meledak-ledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi anda. Anda dapat mendengarkan musik relakasi, atau menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak. Tidak ada salahnya meminta bantuan pasangan dan keluarga lainnya dalam proses pengasuhan.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Perlu diingat bahwa kemarahan yang sering diluapkan dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang dan kesehatan mental anak, serta merenggangkan hubungan Anda dengannya. Untuk membantu mengelola emosi saat ini, ada beberapa langkah yang bisa Anda coba:
Related content