Saya haid tgl 2 nov dan bersih tgl 6 dengan siklus 30-35 hari. Kemudian keputihan seperti dahak/putih telur sejak tgl 16 nov dan puncaknya tgl 19 keputihan putih telur banyak bgt. Kemudian tgl 20 malam nyeri perut seperti haid dan tanggal 21 keputihan spt dahak dengan ampas tahu tp tidak gatal.

Tanggal 22 sore saya melakukan petting Posisi cewe menggunakan celana kain luar dan celana dalam dan cowo menggunakan jeans + celana pendek + celana dalam. Kebetulan juga tanpa ejakulasi dan mungkin hanya ada pra ejakulasi

Kemudian tanggal 25 malam sampai hari ini tanggal 26, payudara sakit dan sakitnya yang kanan saat ditekan menjalar hingga dekat ketiak, sedangkan yang kiri kalau ditekan dari depan saja yang sakit tidak sampai ketiak. Perut juga sakit atau tidak nyaman. Belum bisa BAB sejak kemarin juga. Mood swings, kelelahan lesu, pegal. Artinya itu muncul 5-6 hari setelah ovulasi, sedangkan siklus sebelumnya sakit payudara muncul 7-8 hari setelah ovulasi

Dok, udah sekitar 1 bulan ini saya kehilangan minat dari semua hobi sama aktivitas yang biasanya bikin saya senang. Saya masih bisa ngerasain sedih dan marah, tapi saya hampir ga bisa ngerasain senang sama sekali. Kalau saya coba maksa diri tampil “senang”, rasanya bener-bener capek banget bahkan sampai kayak burnout. Saya ngerasa kayak ga ada yang bisa memicu rasa senang meskipun saya sebenarnya pengen ngerasain.

Gejalanya mulai muncul setelah kekecewaan sosial yang numpuk. Sebelumnya sekitar satu tahun lalu saya juga pernah mengalami periode ga masuk kelas selama sebulan, menarik diri dari orang lain, dan kehilangan motivasi. Sekarang saya kembali mengalami gangguan minat dan bahkan kesulitan merasakan kesenangan, dan ini dah ganggu produktivitas saya dan interaksi sama orang lain.

Saya pengen tau sebenernya ini termasuk anhedonia atau ada kemungkinan kondisi lain. Saya pengen bisa merasakan kebahagiaan dengan normal lagi tanpa harus maksain diri. Apa langkah yg tepat

1. Meningkatkan Kualitas Tidur Anda

Salah satu manfaat langsung dari berlari adalah regulasi siklus tidur-bangun (ritme sirkadian). Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa yang rutin melakukan aktivitas fisik aerobik, seperti lari, memiliki kualitas tidur yang lebih baik.

• Rutin: Berlari secara teratur membantu Anda tertidur lebih cepat dan mencapai fase tidur nyenyak (REM) yang lebih lama.
• Peringatan: Hindari lari intensif terlalu dekat dengan waktu tidur, karena dapat meningkatkan denyut jantung dan suhu tubuh, membuat Anda sulit beristirahat.

2. Pelepasan Hormon Kebahagiaan (Endorfin)

Ini adalah alasan mengapa banyak pelari merasakan sensasi yang sering disebut “runner’s high”. Saat berlari, terutama setelah 20 hingga 30 menit, tubuh melepaskan endorfin.

Endorfin bertindak sebagai pereda nyeri alami tubuh dan sekaligus peningkat suasana hati. Pelepasan ini membantu: