Apakah perlu menggunakan gigi geraham palsu meskipun telah memakai behel?

Hallo dok. Putri saya saat ini berusia 14th. Satu gigi geraham kanan bawah dicabut karena berlobang dan akan memakai behel. Pertanyaan saya, apakah perlu menggunakan gigi tiruan atau tidak? Sebab ada yang beri saya saran spt ini;

{Kalo tidak ada rencana pakai behel maka perlu dibuatkan gigi palsu.

Kalo ada rencana pakai behel

Gigi sebelahnya bisa digeser pelan2 ke depan mengisi gigi yang telah hilang

Jadi harapannya biar ga perlu pake gigi palsu}.

Tetapi, setelah melihat gambar ini, saya ingin tahu bagaimana solusi terbaiknya 🙏🥹

Apakah perlu menggunakan gigi geraham palsu meskipun telah memakai behel?Apakah perlu menggunakan gigi geraham palsu meskipun telah memakai behel?
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
9
1

1 komentar

Halo, sobat sehat. Terima kasih atas pertanyaannya.


Saya memahami kekhawatiran Ibu terhadap kondisi putri Anda. Pada beberapa kasus pencabutan gigi geraham pertama permanen (seperti yang telah dialami putri Anda), space bekas pencabutan gigi tersebut memang dapat dimanfaatkan untuk merapikan gigi geligi didepannya yang mungkin berjejal atau terlalu maju, serta dapat juga ditutup space nya dengan cara mesialisasi molar kedua, yaitu dengan cara menarik gigi geraham kedua yang berada di belakang space pencabutan, untuk mengisi ruang kosong tersebut.


Namun pada beberapa kasus, space bekas pencabutan gigi geraham pertama permanen yang umumnya cukup besar, tidak dapat tertutup sempurna walau space tersebut sudah digunakan untuk merapikan gigi geligi di depannya yang berjejal atau memundurkan gigi geligi didepannya yang maju, atau walau sudah dilakukan mesialisasi molar kedua. Biasanya masih menyisakan ruang kosong beberapa milimeter. Hal ini sangat bergantung dari beberapa faktor, seperti :

  1. kelainan maloklusi yang dialami pasien murni apakah kesalahan gigi saja atau ada kesalahan pada skletal atau tulang rahangnya, atau bahkan keduanya (gigi dan skletal)
  2. ukuran lebar rahang pasien dan ukuran gigi geligi nya dalam satu rahang (diskrepansi)
  3. berhubungan dengan relasi atau hubungan oklusi/gigitan dengan rahang atasnya
  4. tergantung dari tingkat kepadatan tulang
  5. Usia pasien. Terutama saat masih di masa pertumbuhan, rahang masih memungkinkan untuk berkembang, sehingga space yang mungkin sudah menutup, dapat terbuka kembali.


Jika space bekas pencabutan tidak dapat ditutup rapat dengan sempurna, hal ini dapat meningkatkan resiko relaps, yaitu kembalinya posisi gigi geligi ke semula seperti sebelum dirawat behel, meningkatkan resiko perubahan posisi gigi yang sudah rapi, kegoyangan gigi, tidak seimbangnya beban kunyah yang diterima gigi geligi, hubungan oklusi rahang atas dan bawah yang tidak baik, sehingga selain gangguan pada fungsi kunyah, juga dapat terjadi gangguan pada fungsi bicara dan estetika. Oleh sebab itu, jika masih ada sisa space, maka dokter gigi akan menutup space tersebut dengan melakukan perawatan restoratif, seperti veneer atau tambal gigi, jika sisa space yang ada sangat sedikit, sekitar 1-2 mm. Namun jika space yang terssa cukup besar, maka setelah perawatan behel selesai, dokter gigi akan merekomendasikan untuk dilakukan pembuatan gigi tiruan, guna menutup space yang ada, untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, bicara dan estetika.


Untuk mengetahui kondisi mana yang sesuai dengan putri Anda, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Bu. Tidak hanya dari pemeriksaan klinis, tetapi juga memerlukan pemeriksaan rontgen panoramik dan sefalometri serta pengukuran diskrepansi rahang dan gigi menggunakan cetakan model gigi secara berkala. Sebaiknya Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter gigi yang merawat putri Anda,


Demikian, semoga membantu.

5 hari yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.