Pertama Kali Mengetahui Kena Diabetes Melitus di Usia 9 Tahun

Aku sudah hidup dengan diabetes selama 7 tahun, padahal usiaku saat ini baru 16 tahun. Jadi sudah hampir separuh hidup aku jalani dengan diabetes melitus tipe 1, penyakit autoimun yang mengakibatkan rusaknya sel beta penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau tidak memiliki hormon insulin sama sekali.

Penyakit ini muncul ketika aku usia 8 menuju 9 tahun. Awalnya rambutku mulai rontok parah, berat badan turun drastis, dari 45 kg ke 35 kg dalam kisaran waktu 3 bulanan. Padahal porsi makan normal seperti biasanya. Aku juga sering merasa ngantuk, tiba-tiba keluar keringat dingin, bangun tidur tetep ngerasa capek, dan jadi sering buang air kecil.

Awalnya orang tua mengira semua gejala ini karena kami baru saja pindah, mungkin aku stres dengan lingkungan baru. Tapi gejala-gejala ini semakin hari semakin parah. Aku juga jadi sering ngompol, ini aneh, karena aku udah nggak pernah ngompol sejak usia 3 tahun.

Mama akhirnya membawa aku ke dokter, lalu dokter memberi obat penahan urin, fungsinya agar aku tidak sering pipis. Obat ini berhasil mengurangi frekuensi buang air kecil, tapi ketika obatnya habis, gejala ini timbul lagi.

Akhirnya Mama kembali membawa aku ke dokter, ia secara pribadi langsung meminta untuk cek semuanya, dari darah, urin, dll. Saat aku di jalan pulang, Mama dapet kabar dari dokter kalau aku ternyata terkena penyakit Diabetes Melitus tipe 1 (DM1).

Hasil cek laboratorium ini menunjukkan kadar gula darah aku saat itu mencapai angka 750, kondisi aku lemas dan harus diopname.

Selama dirawat di rumah sakit, aku harus cek gula darah setiap 1 jam sekali, harus suntik insulin setiap kali mau makan. Ini aku lakuin selama satu minggu penuh selama di rumah sakit, kondisi yang baru aku rasain pertama kali dalam hidup aku. Selama dirawat ini juga orang tua aku wajib untuk belajar bagaimana mengurus aku di rumah.

1. Kapan harus cek gula darah.
2. Bagaimana cara menyuntikkan insulin.
3. Mengatur pola makan, menghitung rasio insulin terhadap karbohidrat yang aku makan, sampai mengatur waktu makan besar dan camilan.

Sebelum keluar dari rumah sakit, dokter berpesan supaya aku juga tahu tentang penyakit yang aku idap. Aku waktu itu ngerasa lelah dan belum tahu banyak tentang DM tipe 1, yang aku tau cuma harus suntik sebelum makan, cek gula darah sebelum dan sesudah makan, dan aku cuma nurut aja apa kata Mama dan Papa.

Kalau kalian punya pengalaman serupa atau pengin tahu soal DM 1 ini, kalian boleh ikut berbagi cerita dan pertanyaan di sini yaaa.