Efek hipoglikemia
Saya ingin bertanya akhir2 ini gula darah saya sering tiba2 drop padahal baru makan dan saat gula darah saya drop saya tidak dapat mengendalikan tubuh saya kata orang seperti terkena autisme? Saya khawatir apakah hipoglikemia bisa menyebabkan kerusakan otak?
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Apabila anda penderita diabetes melitus yang mengkonsumsi obat penurun gula darah atau menggunakan insulin, bila anda sering mengalami keadaan hipoglikemia maka sebaiknya anda kontrol kembali ke dokter yang memberikan obat agar diatur kadar obat penurun gula darahnya karena bisa jadi obat penurun gula darah anda terlalu berlebihan dosisnya atau bila anda sedang menjalani puasa maka anda tetap mengkonsumsi obat gula darah tanpa makan, itu juga bisa menjadi penyebab turunnya kadar gula darah.
Kondisi hipoglikemia dipengaruhi oleh beberapa penyebab. Adapun penyebab hipoglikemia adalah sebagai berikut:
- Penggunaan obat diabetes atau suntik insulin yang tidak teratur serta melebihi dosis.
- Olahraga atau kegiatan fisik yang berlebihan namun tidak dibarengi dengan mencukupi kebutuhan nutrisi dari tubuh.
- Mengonsumsi minuman beralkohol berlebih.
- Pola makan yang tidak sehat, seperti menunda makan.
- Kekurangan nutrisi tubuh, bisa disebabkan penyakit anoreksia.
- Tumor pada kelenjar pankreas yang menyebabkan produksi hormon insulin berlebih.
- Kekurangan hormon pengatur keseimbangan gula darah.
- Menderita hepatitis, malaria, gangguan ginjal, dan penyakit sejenisnya.
- Sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti antiaritmia, penurun gula darah, antimalaria, dan lain sebagainya.
- Puasa dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Penyakit hipoglikemia ditandai dengan gejala tertentu. Tanda-tanda hipoglikemia adalah sebagai berikut:
- Kesemutan
- Jantung berdebar
- Perasaan lapar berlebihan
- Sulit untuk fokus atau berkonsentrasi
- Keringat dingin
- Tubuh gemetar
- Pucat
- Gelisah dan kecemasan
- Gangguan penglihatan
- Pusing dan sakit kepala
- Kejang - kejang
- Penurunan kesadaran
Dalam jangka panjang dampak hipoglikemia tidak baik, salah satunya adalah gangguan irama jantung dan pada otak menyebabkan demensia. Penelitian yang sudah dilakukan sudah membuktikan bahwa diabetes melitus memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko demensia dan disfungsi kognitif melalui berbagai cara. Penelitian bahkan menunjukkan, kekurangan gula pada otak tidak sekadar membuat otak tidak dapat bekerja maksimal. Dalam jangka panjang, hipoglikemia dapat merusak sel-sel otak, menyebabkan kejang, bahkan kematian. Risiko kerusakan sel-sel otak karena hipoglikemia meningkat pada penderita diabetes yang sering sekali mengalami hipoglikemia, terlalu lama dibiarkan dalam kondisi hipoglikemia, dan pasien usia lebih tua. Jenis kerusakan otak yang dapat disebabkan oleh hipoglikemia adalah kehilangan memori, berkurangnya kemampuan berbahasa, penurunan kemampuan berpikir abstrak, dan koordinasi otot serta masalah keseimbangan.
Sekian dan Terima Kasih