Tanpa penanganan yang tepat, dermatitis dapat menyebabkan komplikasi kesehatan di luar gejala yang umumnya muncul pada kulit. Infeksi pada kulit akibat menggaruk yang dilakukan terus-terusan adalah salah satu komplikasi yang paling umum terjadi.
Tidak hanya komplikasi dari segi medis, penyakit kulit ini juga dapat berdampak pada gaya hidup dan kondisi psikologis penderitanya. Lantas, apa saja dampak jangka panjang dari dermatitis yang perlu Anda waspadai?
Komplikasi dermatitis dari segi medis
Komplikasi medis dari dermatitis umumnya terjadi pada area kulit yang bermasalah. Kondisi ini dapat terjadi selama kambuhnya gejala atau bahkan berbulan-bulan setelah kulit mulai tampak pulih.
Berikut dampak jangka panjang dermatitis yang mungkin terjadi.
1. Infeksi
Kulit penderita dermatitis dapat mengalami kerusakan akibat kondisinya yang kering atau terlalu sering digaruk. Lama-kelamaan, lapisan pelindung kulit pun terkikis habis sehingga kulit semakin kering, pecah-pecah, dan mudah terserang virus atau bakteri.
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi kulit adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini secara alamiah terdapat di permukaan kulit, tapi jumlahnya cenderung lebih banyak pada 60-90% penderita dermatitis atopik (eksim).
Infeksi S. aureus pada kulit dapat memperparah gejala eksim. Akibatnya, kulit pun mengalami peradangan, tampak memerah, atau ditumbuhi bintil-bintil seperti bisul yang berisikan cairan.
Selain bakteri, penderita dermatitis atopik juga rentan terhadap infeksi virus pada kulit. Virus yang sering menjadi penyebabnya adalah virus herpes simpleks dengan gejala infeksi berupa gatal, munculnya luka lenting, serta rasa panas pada kulit.
Banyak penderita dermatitis atopik juga dilarang menerima vaksin cacar. Pasalnya, mereka berisiko mengalami eksim vaccinatum. Infeksi kulit ini disebabkan oleh virus vaccinia pada vaksin cacar yang sebenarnya tidak berbahaya secara umum.