backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Pengidap Paranoid Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/11/2023

    Apakah Pengidap Paranoid Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

    Paranoid adalah gangguan kepribadian yang membuat pengidapnya sulit bersosialisasi. Kondisi ini membuat mereka merasa sangat curiga dan tidak percaya kepada orang lain. Lantas, apakah pengidap paranoid bisa sembuh sepenuhnya?

    Apakah pengidap paranoid bisa sembuh?

    paranoid

    Paranoid atau gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder) merupakan satu bentuk gangguan mental yang sangat memengaruhi pola pikir dan perilaku pengidapnya.

    Seseorang yang mengalami gangguan ini sulit menjalin hubungan dengan orang lain karena ia cenderung merasa curiga dan sangat tidak percaya terhadap orang lain.

    Perlu dipahami bahwa tidak ada pengobatan yang khusus untuk paranoid. Pengidap gangguan kepribadian ini mungkin terus mengalami rasa curiga dan menarik diri secara sosial.

    Namun, pengobatan yang melibatkan psikoterapi dan obat-obatan bisa membantu mengurangi gejala paranoid sehingga Anda mampu hidup lebih bahagia dan produktif.

    Lamanya pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan respons setiap orang terhadap pengobatan.

    Sebagian orang mampu melihat peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan, sedangkan yang lainnya memerlukan perawatan lebih lama.

    Gejala gangguan kepribadian paranoid

    Ringan hingga beratnya gejala cenderung bergantung pada penyebab paranoid. Secara umum, pengidap gangguan kepribadian paranoid mengalami gejala-gejala berikut ini.
    • Mudah tersinggung.
    • Sulit memercayai orang lain.
    • Tidak dapat menghadapi kritik.
    • Komentar orang lain dianggap sebagai makna berbahaya.
    • Selalu bersikap defensif.
    • Bersikap memusuhi, agresif, dan suka berargumen.
    • Tidak mampu berkompromi.
    • Merasa sulit untuk memaafkan dan melupakan kesalahan.
    • Selalu berpikir bahwa orang lain berbicara buruk di belakang dirinya.
    • Selalu curiga bahwa orang lain berbohong untuk menipu dirinya.
    • Tidak dapat mencurahkan hati pada siapa pun.
    • Mengalami kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.
    • Merasa bahwa orang dan situasi di sekelilingnya adalah ancaman.
    • Percaya pada teori konspirasi yang tidak beralasan.

    Pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid

    konseling psikologi

    Psikoterapi dan pemberian obat-obatan tidak bertujuan untuk mengobati, tetapi membantu meringankan gejala sehingga pengidap gangguan paranoid bisa hidup seperti biasanya.

    Berikut ini penjelasan mengenai pengobatan yang dapat dilakukan untuk gangguan kepribadian paranoid.

    1. Psikoterapi

    Psikoterapi atau terapi psikologis merupakan pengobatan lini pertama untuk gangguan kepribadian ini. 

    Tujuan dari psikoterapi adalah membantu Anda mengenali pola pikir negatif dan membuat pertimbangan matang antara mana ancaman yang nyata dan yang tidak.

    Lalu, terapi ini akan membantu Anda mempelajari bahwa tidak semua situasi atau tindakan orang lain selalu merugikan dan menjadi ancaman bagi diri Anda.

    Karena orang yang mengalami paranoid sulit membangun kepercayaan terhadap orang lain, pengobatan mungkin sulit dilakukan.

    Oleh sebab itu, dokter dan ahli kesehatan mental akan melakukan pendekatan secara perlahan agar pasien lebih terbuka dan menerima pengobatan terlebih dahulu.

    Salah satu jenis terapi yang umum diberikan yaitu terapi perilaku kognitif (CBT). Anda juga bisa menjalani terapi lain, seperti terapi psikodinamika dan terapi sistemik bersama keluarga.

    Karena paranoid tidak dapat sembuh sepenuhnya, Anda mungkin perlu menjalani pengobatan ini secara rutin dengan ahli kesehatan mental.

    Namun, frekuensi kunjungan psikoterapi umumnya akan berkurang seiring waktu, tergantung pada intensitas gejala dan kemajuan pengobatan Anda.

    2. Obat-obatan

    Perlu dipahami bahwa tidak ada obat-obatan yang secara khusus digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian paranoid.

    Psikiater hanya akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala dari gangguan mental lain yang terjadi secara bersamaan dengan paranoid, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

    Obat yang diresepkan untuk masalah mental tersebut umumnya hanya diberikan dalam jangka waktu singkat. Tujuannya ialah mengontrol kondisi Anda dan membantu Anda merasa lebih baik.

    Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang dapat diresepkan untuk pengidap paranoid.

    • Obat anticemas, seperti diazepam dan alprazolam, membantu mengatasi kegelisahan dan kecemasan akut yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
    • Obat antidepresan, seperti sertraline dan fluoxetine, membantu meningkatkan suasana hati, nafsu makan dan, kualitas tidur pasien.
    • Obat antipsikotik, seperti thioridazine dan haloperidol, bisa membantu mengatasi kegelisahan berat dan delusi yang menyebabkan perilaku menyakiti diri atau merugikan orang lain. 

    Paranoid dapat disembuhkan atau tidak, itu akan bergantung pada upaya perawatan serta respons pasien terhadap pengobatan yang diberikan.

    Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental, baik itu psikolog atau psikiater, untuk mendapatkan panduan terbaik dalam mengatasi masalah ini.

    Kesimpulan

    • Gangguan kepribadian paranoid menyebabkan seseorang kesulitan bersosialisasi dan menimbulkan rasa curiga yang berlebihan terhadap orang lain.
    • Paranoid mungkin tidak sembuh sepenuhnya, tetapi psikoterapi dan obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
    • Lama perawatan untuk gangguan ini bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan respons pasien terhadap pengobatan.
    • Penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar Anda mendapatkan saran terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan