Orangtua mungkin merasa panik saat anak tantrum di tempat umum. Anak bisa menendang, menangis, bahkan sampai berteriak sampai membuat orang sekitar tidak nyaman.
Meski mengganggu, anak tantrum di depan umum sebenarnya termasuk dalam proses tumbuh kembangnya. Berikut penjelasan tentang anak mengamuk dan tantrum di tempat umum.
Apa penyebab anak tantrum di tempat umum?
Selama masa tumbuh kembangnya, anak meluapkan emosi, keras kepala, dan penasaran terhadap banyak hal.
Kondisi ini membuat anak lebih mudah menangis dan mengeluarkan emosi tidak terkontrol.
Selain itu, penyebab anak tantrum di tempat umum adalah:
- anak sudah sadar kalau ia berhak mengeluarkan pendapat sendiri,
- memiliki emosi yang kuat tetapi bingung menyalurkannya,
- anak berpikir secara emosional, bukan logika dan ini hal normal.
Tantrum memang membuat orangtua dan orang sekitar kesal, tetapi ayah dan ibu perlu mengendalikan emosi saat si kecil mulai mengamuk.
Cara menghadapi anak tantrum di tempat umum
Ketika balita tantrum di rumah, rasanya mudah saja untuk mengatasinya, tinggal pergi menjauh, atau meminta bantuan untuk menenangkannya.
Namun, bagaimana saat anak tantrum di tempat umum dan merengek minta camilan kesukaannya?
Belum lagi tatapan menghakimi dari orang-orang sekitar membuat ayah dan ibu kesulitan untuk menangani amukan si kecil.
Sebagai panduan, berikut cara mengatasi anak tantrum tempat umum yang sering meresahkan orang sekitar.
1. Hindari reaksi berlebihan
Memarahi anak saat sedang tantrum justru akan memperparah emosinya.
Terlebih lagi, jika orangtua memberikan hukuman atas tantrumnya, emosinya bisa semakin menjadi-jadi.
Selama tantrum, bayi tidak akan berpikiran jernih karena emosi mengendalikan dirinya. Emosi yang meluap ini ‘menjajah’ korteks depan otak anak, area pembuat keputusan dan penilaian.
Maka dari itu, membujuk tidak akan membawa hasil, apalagi memaksa atau memarahi, karena bagian otaknya yang bisa melakukan hal tersebut sedang tidak bekerja.
Jadi, coba hindari reaksi berlebihan dan biarkan anak dengan tantrumnya sendiri. Jika rengekan makin parah, segera keluar dari toko dan cari tempat sepi.
Setelah itu, biarkan anak melepaskan amarahnya sampai ia puas. Sementara itu, Anda bisa menemaninya saat sedang tantrum, setelah pulih baru ajak main lagi.
Saat membiarkan si kecil, bukan berarti menjadi orangtua yang buruk. Menangis dan merengek saat tantrum membantu anak untuk melampiaskan emosi dengan cara yang tidak merusak.
Mereka bisa mengeluarkan uneg-uneg, memulihkan diri sendiri, dan mendapatkan kembali kontrol diri dengan usahanya sendiri.
2. Hindari menyepelekan perasaan anak
Saat anak tantrum di tempat umum, mungkin orangtua menganggap masalah yang membuatnya teriak adalah hal sepele. Namun, sebaiknya tidak menganggap seperti itu.
Mengutip dari Child Mind Institute, ungkapan seperti “Gitu saja menangis, sih!” atau “Masa gitu saja marah?” justru membuat anak merasa orangtua tidak menganggapnya.
Anak bisa merasa orangtau tidak menghargainya dan kekesalan bisa memuncak ketika ayah dan ibu mengatakan kalimat sejenisnya.
3. Peluk anak
Saat melihat anak mengamuk dan tantrum di depan atau tempat umum, segera peluk si kecil. Anak yang mengamuk saat keramaian memang membuat orang dewasa lain emosi.
Namun, sebagai orangtua, tetap tenang adalah langkah terbaik yang bisa ayah dan ibu lakukan. Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli.
Meski ayah dan ibu tidak setuju dengan sikap si kecil, tetap peluk anak dengan tegas dan erat sambil mengusap punggungnya.
4. Membawa mainan atau makanan kesukaan anak
Hal yang perlu orangtua ingat adalah anak akan lebih mudah meluapkan emosi saat lapar atau kelelahan.
Jadi, jika ayah dan ibu akan pergi bersama si kecil, misalnya belanja keperluan rumah tangga, pastikan anak pergi dalam keadaan kenyang dan cukup istirahat.
Selama berbelanja, isi tas dengan perlengkapan untuk membuat anak sibuk sendiri atau pengalihan saat menunjukkan tanda-tanda akan tantrum.
Ayah dan ibu bisa membawa permen, biskuit, mainan kesayangan, atau gadget. Benda-benda ini terlihat remeh, tetapi bisa jadi bantuan yang ampuh saat darurat.
Selain itu, ayah dan ibu bisa menetapkan aturan dasar saat berjalan-jalan untuk mengurangi risiko anak tantrum di tempat umum.
5. Buat aturan yang jelas
Sebelum sampai tujuan, jelaskan pada anak bahwa tujuan pergi hanya untuk membeli makanan, bukan es krim atau mainan baru.
Cara ini penting agar anak mengetahui batasan yang tidak boleh ia lakukan. Ayah dan ibu juga bisa membuat aturan, misalnya, setelah makan baru bermain di taman.
Ucapkan dengan tegas sambil menatap matanya, sehingga anak merasa ayah dan ibu bicara dan menghargainya.