backup og meta

Kapan Waktu Terbaik untuk Makan Buah?

Kapan Waktu Terbaik untuk Makan Buah?

Buah dan sayur semestinya wajib masuk dalam menu harian Anda. Orang dewasa disarankan untuk mengonsumsi 400 – 600 gram buah dan sayur setiap hari. Namun, kapankah waktu terbaik untuk makan buah agar Anda dapat memenuhinya?

Kapan sebaiknya makan buah?

Anda bisa makan buah kapan saja. Tidak ada aturan khusus kapan Anda sebaiknya mengonsumsi buah.

Anda mungkin terbiasa makan buah pada waktu sarapan, makan siang, atau makan malam. Hal ini sah-sah saja selama dapat memenuhi kebutuhan asupan buah-buahan setiap hari.

Namun, Anda perlu mengetahui bagaimana proses pencernaan buah di dalam tubuh. Ada kondisi tertentu di mana Anda sebaiknya menghindari makan buah karena proses ini.

Sebagian besar buah-buahan mengandung karbohidrat berupa fruktosa. Sejak gigitan pertama, mulut akan menghasilkan enzim yang memecah karbohidrat ini menjadi zat yang lebih mudah dicerna.

Kerja enzim pemecah karbohidrat berhenti begitu buah yang sudah lumat memasuki lambung yang asam.

Proses pemecahan karbohidrat akan berlangsung lagi dalam organ usus halus hingga menghasilkan glukosa yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Fruktosa dalam buah sebenarnya merupakan karbohidrat sederhana seperti glukosa.

Namun, bukan berarti tubuh bisa mencerna buah lebih cepat dibandingkan makanan lain. Pasalnya, masih ada serat dalam buah yang bisa memperlambat proses pencernaan.

Kapankah waktu yang kurang tepat untuk makan buah?

Makan buah sehat

Jika melihat seperti apa proses pencernaan buah, Anda sebaiknya mempertimbangkan kembali jika ingin makan buah di waktu-waktu berikut ini.

1. Sebelum berolahraga

Anda mungkin ingin mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah terutama jika sedang menjalani program olahraga dan diet sehat.

Akan tetapi, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi buah-buahan tinggi serat jika hendak berolahraga. Tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna serat dalam buah.

Jika Anda berolahraga dalam kondisi perut penuh oleh serat, hal ini justru bisa menimbulkan gangguan pencernaan. Jadi, berikan jeda sekitar 2 – 3 jam sebelum Anda berolahraga.

2. Sebelum tidur

Jam-jam sebelum tidur bukanlah waktu terbaik untuk makan apa pun, termasuk buah. Kandungan gula dalam buah akan meningkatkan gula darah.

Sebagai respons atas hal ini, pankreas lantas melepaskan insulin untuk menjaga kestabilan gula darah Anda.

Meningkatnya produksi insulin akan menurunkan jumlah melatonin, yakni hormon yang berperan dalam siklus tidur.

Apabila Anda ingin makan buah sebelum tidur, berikan jeda sekitar tiga jam supaya tubuh dapat beristirahat dengan optimal.

3. Saat diare

Buah-buahan memang bisa membantu melancarkan pencernaan. Namun, Anda mungkin perlu menghindari hal tersebut ketika sedang menderita penyakit diare.

Pada sejumlah kondisi, asupan buah yang berlebihan justru bisa memperparah keluhan yang Anda alami selama diare.

Diare lebih berisiko terjadi bila Anda mengonsumsi buah rendah serat dan tinggi gula yang dapat meningkatkan frekuensi buang air besar (BAB).

Berbagai mitos tentang waktu yang tepat untuk makan buah

Di bawah ini berbagai mitos terkait waktu terbaik untuk mengonsumsi buah dan faktanya.

1. Tidak boleh makan buah pada pagi hari saat perut kosong

Sarapan ibarat “berbuka puasa” setelah Anda tidak makan apa pun selama delapan jam.

Makan buah-buahan justru memberikan energi dengan cepat karena kandungan karbohidrat sederhana di dalamnya lebih mudah dicerna.

Namun, sarapan yang baik menurut anjuran Kementerian Kesehatan RI terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak dengan jumlah seimbang.

Jadi, jika hanya mengonsumsi buah saja untuk sarapan, Anda mungkin akan cepat kembali merasa lapar.

2. Jika hanya makan buah, tubuh akan fokus untuk mencerna zat gizinya

Tubuh manusia bekerja dengan cara yang sangat unik, begitu pun sistem pencernaan.

Ketika makanan memasuki sistem pencernaan Anda, tubuh akan melepaskan enzim pencernaan sesuai dengan jenis zat gizi yang hendak dicerna.

Dengan kata lain, sistem pencernaan Anda sudah dirancang untuk mencerna berbagai jenis zat gizi dalam waktu yang sama.

Jadi, tidak ada satu jenis makanan yang hanya mengandung satu zat gizi saja.

3. Makan buah bersamaan makanan lain memicu kembung

Makan buah terkadang dianggap sebagai penyebab perut kembung. Beberapa orang meyakini bahwa buah-buahan akan terurai lebih dulu dalam saluran pencernaan.

Proses penguraian ini lantas memicu produksi gas yang menyebabkan perut kembung.

Anggapan tersebut sebenarnya keliru karena proses penguraian tidak berlangsung saat buah-buahan ada di dalam lambung.

Perut Anda bisa saja kembung karena saluran pencernaan Anda sensitif terhadap makanan tinggi serat atau faktor lainnya.

Kesimpulan


Pada dasarnya, tidak ada istilah “waktu terbaik untuk makan buah”. Anda boleh makan buah kapan saja asalkan tidak menyebabkan gangguan pada tubuh seperti gangguan pencernaan atau naiknya gula darah.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sarapan Sehat, Aktivitas Lancar – Direktorat P2PTM. (2016). Retrieved 22 June 2023, from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/sarapan-sehat-aktivitas-lancar

The Fruitarian Diet: Is It Good or Bad For You? – Cleveland Clinic. (2021). Retrieved 22 June 2023, from https://health.clevelandclinic.org/fruitarian-diet-is-it-safe-or-really-healthy-for-you/

Yu, K., Ke, M. Y., Li, W. H., Zhang, S. Q., & Fang, X. C. (2014). The impact of soluble dietary fibre on gastric emptying, postprandial blood glucose and insulin in patients with type 2 diabetes. Asia Pacific journal of clinical nutrition, 23(2), 210–218. doi: 10.6133/apjcn.2014.23.2.01

Wanders, A., Mars, M., Borgonjen-van den Berg, K., de Graaf, C., & Feskens, E. (2013). Satiety and energy intake after single and repeated exposure to gel-forming dietary fiber: post-ingestive effects. International Journal Of Obesity, 38(6), 794-800. doi: 10.1038/ijo.2013.176

Hunt, R., Camilleri, M., Crowe, S., El-Omar, E., Fox, J., & Kuipers, E. et al. (2015). The stomach in health and disease. Gut, 64(10), 1650-1668. doi: 10.1136/gutjnl-2014-307595

Kristensen, M., & Jensen, M. (2011). Dietary fibres in the regulation of appetite and food intake. Importance of viscosity. Appetite, 56(1), 65-70. doi: 10.1016/j.appet.2010.11.147

Versi Terbaru

23/06/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Apakah Buah Potong Kemasan Aman Dikonsumsi?

10 Buah Rendah Gula, Baik untuk Jaga Berat Badan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 23/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan