Dokter juga akan memeriksa kondisi jantung dan paru-paru, serta memantau tekanan darah.
Pada umumnya, terapi akan memakan waktu selama 48 jam untuk bisa melarutkan darah yang menggumpal.
Namun, Anda biasanya harus menginap di rumah sakit selama 1—3 hari setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter untuk memastikan tidak ada lagi darah yang menggumpal.
Apa komplikasi yang dapat terjadi akibat terapi trombolitik?
Risiko utama terapi trombolitik yaitu bisa menyebabkan perdarahan dalam yang berbahaya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, sekitar 5% dari jumlah pasien yang menjalani terapi ini mengalami perdarahan besar.
Sementara itu, sekitar 1% dari jumlah tersebut mengalami perdarahan otak yang menyebabkan stroke.
Selain risiko tersebut, risiko lainnya meliputi berikut ini.
- Reaksi alergi.
- Perdarahan di hidung, tinja, atau urine.
- Perdarahan atau memar di sekitar bekas suntik atau area dimasukannya kateter.
- Kerusakan ginjal, terutama jika memiliki diabetes.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Pergerakan gumpalan darah ke bagian tubuh lainnya.
- Pembengkakan jaringan (angioedema).
- Aritmia ventrikel.
Kesimpulan
Terapi trombolitik umumnya berhasil dan mampu melunturkan darah yang menggumpal. Namun, sekitar 25% orang yang telah menjalani terapi ini bisa kembali mengalami penggumpalan darah. Oleh karena itu, dokter mungkin akan menyarankan prosedur lain untuk membantu mengatasi penyebab darah menggumpal.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar