Hampir 90% orang dengan penyakit lupus (odapus) adalah wanita. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran, misalnya apakah wanita penderita lupus bisa hamil?
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Hampir 90% orang dengan penyakit lupus (odapus) adalah wanita. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran, misalnya apakah wanita penderita lupus bisa hamil?
Jika bisa, apa saja komplikasi yang perlu diwaspadai? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Penyakit lupus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan gangguan pada kinerja sistem kekebalan tubuh.
Pada tubuh yang sehat, sistem imun akan menyerang zat asing berupa virus, bakteri, parasit, maupun benda lain yang masuk ke dalam tubuh dan membahayakan kesehatan.
Namun, pada orang dengan penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh malah menyerang jaringan dan organ yang sehat, seperti otot, kulit, sel darah, otak, jantung, paru-paru, dan ginjal.
Kondisi ini termasuk ke dalam gangguan autoimun yang membuat penderitanya mudah terkena peradangan dan infeksi.
Meski begitu, jangan khawatir bila Anda mengidap lupus. Peluang Anda untuk hamil tetap sama seperti wanita normal pada umumnya.
Memang Anda perlu merencanakan kehamilan dengan teramat baik. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui apa saja risikonya bila Anda mengidap penyakit lupus saat hamil.
Penyakit lupus juga dikenal sebagai “penyakit seribu wajah”, sebab gejala lupus menyerupai banyak kondisi atau penyakit lain.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, ciri-ciri lupus pada wanita antara lain:
Banyak wanita yang menderita lupus tidak menyadari perbedaan pada gejala penyakitnya sebelum maupun selama masa kehamilan.
Namun, sebuah studi dalam Annals of the Academy of Medicine, Singapore (2020) menyebut bahwa risiko flare-up atau perburukan gejala lupus lebih sering terjadi saat hamil.
Flare-up dapat muncul dalam bentuk gejala umum, seperti nyeri sendi, ruam, dan kelelahan yang makin parah.
Selain itu, beberapa penderita lupus yang sedang mengandung juga dapat merasakan gejala baru, seperti pandangan kabur, pusing, dan sakit kepala yang parah.
Kurang dari 50% wanita dengan lupus mengalami komplikasi kehamilan. Meski penderita lupus bisa hamil, kehamilan tersebut dianggap berisiko dan perlu dipantau dengan lebih ketat.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang mengidap lupus adalah sebagai berikut.
Wanita dengan penyakit lupus perlu merencanakan kehamilan sebaik mungkin. Pasalnya, kehamilan yang tidak terencana dapat membahayakan ibu dan janin.
Dokter biasanya menyarankan pasien untuk menunggu selama minimal tiga sampai enam bulan fase remisi (terkontrolnya penyakit lupus) sebelum bisa hamil.
Selain hal tersebut, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda menjalani kehamilan yang sehat sebagai pengidap lupus.
Ibu hamil dengan lupus perlu pemantauan yang lebih intensif. Hal ini meliputi pemeriksaan rutin lupus dengan dokter reumatologi dan pemantauan kandungan dengan dokter OBGYN.
Anda juga perlu disiplin memantau tekanan darah. Pasalnya, risiko preeklampsia pada ibu yang mengidap penyakit lupus dapat meningkat hingga 3–5 kali lipat.
Selain mencegah, penting juga untuk mewaspadai gejala preeklampsia, seperti pembengkakan pada kaki, sakit kepala, mual dan muntah, serta kenaikan berat badan secara drastis.
Dokter mungkin menganjurkan Anda untuk berhenti minum obat lupus atau minum obat dengan dosis paling kecil selama trimester pertama untuk mencegah gangguan pada janin.
Ketika kondisi janin sudah lebih kuat pada trimester kedua, dokter akan meresepkan obat lupus yang lebih aman, seperti hydroxychloroquine.
Rutinlah minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter Anda. Berkonsultasilah pada dokter bila ada efek samping yang Anda rasakan selama menjalani pengobatan.
Gaya hidup sehat penting untuk penderita lupus yang sedang hamil. Perbanyak makanan sehat bergizi seimbang serta hindari kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum alkohol.
Salah satu pemicu flare-up lupus adalah stres. Berolahraga secara rutin dan istirahat yang cukup sangat efektif untuk mengelola stres saat hamil.
Gejala lupus juga bisa memburuk akibat paparan sinar matahari. Untuk mencegahnya, oleskan tabir surya secara rutin dan kenakan pakaian tertutup setiap kali Anda beraktivitas di luar ruangan.
Penderita lupus tetap bisa menjalani kehamilan yang sehat asalkan telah merencanakan kehamilan dengan matang dan rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar