backup og meta

10 Penyakit Sistem Reproduksi pada Wanita yang Umum Terjadi

10 Penyakit Sistem Reproduksi pada Wanita yang Umum Terjadi

Masalah kesehatan reproduksi tidak bisa Anda sepelekan. Bila terlanjur buruk dan kondisinya sudah parah, Anda bisa mengalami masalah kesuburan yang membuat susah hamil. Sebagai langkah pencegahan, Anda perlu mengetahui berbagai penyakit sistem reproduksi yang sering wanita alami.

Berbagai penyakit sistem reproduksi wanita

Mengutip dari Cleveland Clinic, organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua yaitu bagian luar dan dalam. 

Organ reproduksi bagian luar terdiri dari labia majora, labia minora, kelenjar bartholin, dan klitoris.

Sementara itu, organ reproduksi bagian dalam yaitu vagina, ovarium, tuba falopi, rahim, dan leher rahim atau serviks.

Penyakit sistem reproduksi wanita menyerang pada bagian-bagian organ luar dan dalam tersebut.

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut berbagai penyakit pada sistem reproduksi wanita.

1. Endometriosis

dinding rahim atau endometrium tipis

Endometriosis terjadi saat jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim malah tumbuh di luar rahim. Sebagai contoh, jaringan ini tumbuh pada indung telur, belakang rahim, atau kandung kemih.

Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri di perut, punggung, perdarahan berat saat menstruasi, dan ketidaksuburan. 

Penyebab endometriosis adalah perubahan sel embrio, gangguan sistem imun, sampai bekas luka bedah.

Tidak hanya itu, endometriosis dapat mengganggu keberadaan telur yang telah sperma buahi di dalam rahim.

2. PCOS (sindrom polikistik ovarium)

Masalah kesehatan reproduksi wanita ini dapat menyebabkan Anda sulit hamil. Sindrom ovarium polikistik adalah gangguan hormon ketika produksi androgen (hormon pria) meningkat.

PCOS dapat memicu ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi ovulasi.

Kondisi ini menyebabkan indung telur membesar dan menumbuhkan banyak kista di dalamnya. Sindrom polisistik ovarium umumnya timbul pertama kali pada saat remaja. 

PCOS sering berhubungan dengan resistensi insulin dan obesitas. Selain itu, PCOS termasuk salah satu kondisi gangguan kesuburan yang paling banyak dialami oleh wanita.

3. Penyakit menular seksual (PMS)

Penyakit menular seksual merupakan salah satu gangguan pada organ reproduksi yang bisa wanita alami. 

Masalah kesehatan ini bisa terjadi karena berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi. Penyebab utama penyakit menular seksual adalah bakteri, parasit, dan virus. 

Orang yang memiliki infeksi jamur vagina, gonore, sifilis, herpes simpleks, klamidia, HIV, bisa menularkan penyakit ini.

Penyakit menular seksual bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi masalah bisa lebih parah bila wanita yang mengalaminya.

4. Kanker ginekologi

Sel kanker bisa tumbuh di mana saja pada tubuh, termasuk sekitar rahim, leher rahim, indung telur, atau vagina.

Kanker ginekologi adalah penyakit yang berada pada sistem reproduksi wanita. Ada lima jenis kanker ginekologi, yaitu kanker vagina, vulva, serviks, ovarium, dan rahim.

Jika kondisi ini terjadi, dokter spesialis kandungan akan bekerja sama dengan dokter spesialis penyakit dalam atau bedah konsultan kanker untuk memberikan perawatan.

5. Fibroid rahim

mengatasi fibroid rahim

Fibroid rahim atau miom adalah tumbuhnya tumor jinak di bagian atas atau dalam otot rahim.

Tumor ini tidak memiliki sifat kanker dan merupakan salah satu penyakit sistem kesehatan reproduksi yang bisa wanita alami. 

Meski begitu, tumor ini bisa membesar hingga menyebabkan perdarahan berat selama menstruasi, nyeri saat buang air dan seks, serta sakit punggung.

6. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

HIV adalah penyakit sistem reproduksi yang memengaruhi sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh.

Seiring berjalannya waktu, HIV bisa menghancurkan banyak sel sampai tubuh tidak bisa melawan infeksi. 

HIV adalah virus yang bisa menyebabkan sindrom defisiensi imun atau AIDS. HIV dan AIDS adalah penyakit berbeda.

AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV ketika sistem kekebalan penderitanya sudah sangat parah.

7. Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan yang membuat rasa gatal, perih, infeksi, sampai pembengkakan pada vagina. Penyebab peradangan vagina adalah bakteri, jamur, parasit, atau virus.

Namun, penyebab paling umum dari penyakit organ reproduksi wanita ini adalah bacterial vaginosis, infeksi jamur, trichomoniasis, dan vaginitis noninfeksius.

Anda perlu berkonsultasi kepada dokter untuk menemukan penyebab pasti dari vaginitis dan memilih perawatan yang tepat.

8. Kista ovarium

Kista ovarium atau indung telur adalah kelenjar abnormal yang terbentuk dalam indung telur yang berisikan cairan atau material semipadat lain. 

Kelenjar abnormal ini umum terjadi dan tergolong tidak mengkhawatirkan, kecuali kelenjar terus bertumbuh besar.

Kista besar dapat menekan organ sekelilingnya dan menyebabkan nyeri pada perut. Pada kebanyakan kasus, kista akan menghilang dengan sendirinya dan tidak perlu perawatan khusus. 

9. Penyakit radang panggul

radang panggul

Rongga perut wanita memiliki jalur yang terbuka melalui saluran reproduksi. 

Bakteri bisa masuk ke dalam vagina lewat rahim, kemudian melewati saluran rahim yang membuka ke dalam rongga perut dan memicu radang panggul.

Ada banyak penyebab penyakit radang panggul pada sistem reproduksi wanita, tetapi yang paling sering adalah infeksi gonore. 

Peradangan pada saluran rahim bisa menyumbat saat pembuahan sehingga menyebabkan mandul.

10. Interstitial cystitis

Interstitial cystitis atau sistitis merupakan kondisi peradangan pada kandung kemih.

Ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang merupakan penyebab paling umum atau faktor lain seperti iritasi akibat kimia atau radiasi.

Gejalanya sering meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan saat buang air kecil, sering buang air kecil, urgensi untuk buang air kecil, dan kadang-kadang terdapat darah dalam urine.

Sistitis dapat terjadi pada wanita maupun pria, tetapi lebih umum pada wanita karena uretra wanita lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih.

Itulah beberapa penyakit yang dapat terjadi pada organ reproduksi wanita. Bila Anda mengalami gejala dan tanda yang merujuk pada masalah reproduksi, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter, ya.

Kesimpulan

  • Masalah kesehatan reproduksi pada wanita dapat memiliki dampak serius, termasuk kesulitan dalam hamil.
  • Penyakit-penyakit seperti endometriosis, PCOS, penyakit menular seksual (PMS), kanker ginekologi, fibroid rahim, HIV, vaginitis, kista ovarium, penyakit radang panggul, dan sistitis adalah beberapa kondisi yang dapat memengaruhi organ reproduksi wanita.
  • Gejalanya pun bervariasi dari rasa sakit, perdarahan berat saat menstruasi, hingga masalah kesuburan. Berkonsultasi kepada dokter spesialis kandungan adalah langkah penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat jika Anda mengalami gejala yang merujuk pada masalah reproduksi.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Common Reproductive Health Concerns for Women. (n.d.). Retrieved 27 May 2024, from https://www.cdc.gov/reproductive-health/women-health/common-concerns.html?CDC_AAref_Val=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Freproductivehealth%2Fwomensrh%2Fhealthconcerns.html

Female infertility. (n.d.). Retrieved 27 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/female-infertility/symptoms-causes/syc-20354308 

professional, C. C. medical. (n.d.). Female Reproductive System: Structure & Function. Retrieved 27 May 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9118-female-reproductive-system 

paper3. (n.d.). Retrieved 27 May 2024, from https://www.un.org/womenwatch/daw/csw/issues.htm 

Department of Health & Human Services. (n.d.). Women’s sexual and reproductive health. Retrieved 27 May 2024, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/campaigns/womens-sexual-and-reproductive-health 

Let’s Talk Reproductive and Sexual Health Across the Lifespan – National Women’s Health Week 2023. (n.d.). Retrieved 27 May 2024, from https://www.womenshealth.gov/node/1375 

Versi Terbaru

04/06/2024

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Mengapa Wanita Perlu Rutin Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi?

Pentingnya Periksa ke Dokter Kandungan meski Tidak Sedang Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 04/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan