backup og meta
Kategori

9

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kenali 7 Ciri yang Membedakan Darah Haid dan Darah Kista

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/08/2023

    Kenali 7 Ciri yang Membedakan Darah Haid dan Darah Kista

    Darah yang keluar dari vagina terkadang sulit diketahui penyebabnya. Selain karena sedang haid, terkadang keluarnya darah juga bisa disebabkan oleh penyakit reproduksi wanita, seperti kista ovarium. Untuk membedakan antara darah haid dan darah kista, simak ciri-cirinya berikut ini. 

    Ciri-ciri yang membedakan darah haid dan darah kista

    perbedaan keputihan mau haid dan hamil

    Kista ovarium merupakan benjolan berupa kantung berisi cairan yang tumbuh di ovarium dan biasanya berukuran sebesar buah ceri.

    Tergantung dari jenisnya, beberapa benjolan juga bisa mengandung jaringan, nanah, atau darah.

    Pada sebagian besar kasus, kista ovarium biasanya akan hilang dengan sendirinya.

    Namun, terkadang komplikasi kista bisa terjadi yang berupa bercak atau perdarahan menyerupai darah yang keluar saat haid.

    Perdarahan dapat terjadi akibat pecahnya kista yang mengandung darah (endometrioma) atau kista yang menimbulkan luka di bagian dalam tubuh.

    Meski demikian, darah yang keluar akibat kista berbeda dari darah haid. Berikut ciri yang membedakan darah haid dan darah pada penderita kista. 

    1. Waktu keluarnya darah

    Darah haid keluar sesuai siklus menstruasi yang biasanya terjadi setiap 28 hari, tetapi secara normal juga bisa terjadi setiap 21—48 hari atau 3—6 minggu.

    Setiap wanita bisa memiliki siklus yang berbeda, tergantung dari usia, tingkat stres, pola makan, kebiasaan olahraga, dan kondisi kesehatan yang dialami.

    Yang membedakan dari darah haid, darah kista bisa keluar kapan saja di luar siklus haid. Darah kista dapat keluar secara tiba-tiba, meski belum saatnya terjadi menstruasi.

    Perdarahan ini juga bisa terjadi segera setelah masa menstruasi dan menyebabkan waktu terjadinya haid terasa lebih panjang.

    2. Durasi darah keluar

    Pada kondisi normal, masa menstruasi bisa terjadi sekitar 3—7 hari.

    Darah menstruasi keluar melalui vagina saat dinding rahim (endometrium) mulai mengalami peluruhan dan akan berakhir ketika seluruh jaringan yang luruh sudah terbuang dari tubuh.

    Sementara ciri darah yang keluar pada penderita kista dapat bertahan selama beberapa minggu atau bahkan bulan.

    3. Jumlah darah

    Selama mengalami menstruasi yang normal, tubuh biasanya akan kehilangan darah dengan jumlah total sekitar 30—80 mL atau dua hingga delapan sendok makan.

    Sementara yang membedakan dari darah haid, jumlah darah kista bisa lebih banyak dari darah haid atau hanya bercak-bercak kecil.

    4. Warna darah

    Warna darah haid biasanya terlihat tebal dan gelap dibandingkan dengan darah lain.

    Namun, terkadang darah juga bisa berwarna merah terang atau kecokelatan. Ini karena darah haid yang keluar mengandung jaringan dan lendir yang luruh dari rahim.

    Untuk penderita kista, seperti yang dilansir dari Institute For Quality And Efficiency In Health Care (Iqwig), warna darah bisa terlihat lebih gelap dibandingkan dengan darah haid, terutama jika perdarahan terjadi akibat endometrioma.

    5. Tekstur darah

    Tekstur darah haid bisa berubah-ubah tergantung dari kandungan di dalam darah.

    Darah yang lebih kental atau bahkan hingga membentuk gumpalan artinya mengandung jaringan yang lebih banyak.

    Sementara untuk darah yang encer, ini bisa disebabkan karena darah sudah bercampur dengan cairan keputihan saat keluar dari vagina.

    Sedangkan, kista ovarium dapat mengeluarkan darah yang lebih tebal atau cairan bening.

    6. Frekuensi dan intensitas darah

    Jumlah darah haid yang keluar biasanya akan lebih banyak pada beberapa hari pertama.

    Darah kemudian akan berkurang intensitasnya dari hari ke hari hingga tiba hari terakhir menstruasi saat tidak ada darah yang keluar lagi.

    Sementara itu, yang membedakan dari darah haid, kista ovarium dapat menyebabkan darah yang keluar lebih persisten dan intens.

    Artinya, darah yang keluar biasanya dalam jumlah yang sama setiap hari.

    7. Gejala yang menyertai

    Sejak menjelang masa menstruasi, beberapa gejala yang disebut premenstrual syndrome (PMS) dapat terjadi hingga saat darah haid mulai keluar.

    Gejala tersebut dapat berupa perubahan suasana hati (mood swing) dan nyeri atau kram perut.

    Sementara gejala kista ovarium yang paling sering menyertai perdarahan yaitu rasa sakit atau sensasi tertekan pada perut bagian bawah dekat dengan posisi kista.

    Rasa nyeri tersebut bisa terasa tumpul atau menusuk serta dapat hilang timbul. Jika ada kista yang pecah, rasa sakit yang menusuk juga bisa timbul secara tiba-tiba.

    Pemeriksaan untuk memastikan darah haid dan darah kista

    bahaya kista ovarium

    Untuk membedakan antara darah haid dan darah kista, dokter mungkin perlu melakukan serangkai pemeriksaan.

    Hal ini biasanya diawali dengan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan panggul.

    Selama pemeriksaan panggul, dokter akan mencoba mendeteksi adanya pembengkakan di ovarium.

    Jika diduga ada kista pada ovarium, dokter mungkin akan menyarankan tes lanjutan untuk memastikan kondisi serta mengetahui jenis kista yang dialami. Berikut beberapa tesnya.

    • USG. Tes ini dilakukan menggunakan gelombang suara untuk melihat ukuran, bentuk, dan lokasi kista. Tes ini juga bisa menunjukan jenis kista yang tumbuh padat atau berisi cairan.
    • MRI. Tes ini menggunakan magnet besar dan komputer untuk membuat gambar kista dan bagian tubuh di sekitarnya secara rinci.
    • Tes kehamilan. Ini untuk memastikan apakah kehamilan menjadi penyebab timbulnya kista.
    • Tes darah. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan hormon atau kanker. Tes ini juga bisa memastikan apakah darah yang keluar berasal dari kista.
    • Biopsi. Tes ini dilakukan dengan mengambil sebagian kecil ovarium dan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi sel kanker.

    Jadi, jika Anda mendapati gejala darah haid yang tak biasa atau ciri darah penderita kista di atas, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan tersebut dan menentukan pengobatan yang terbaik untuk Anda.

    Menentukan pengobatan untuk kista ovarium

    Bila sudah dipastikan darah yang keluar akibat kista ovarium, dokter akan mempertimbangkan apakah perlu dilakukan prosedur operasi. Berikut beberapa pertimbangannya.
    • Jika darah yang keluar dalam jumlah yang normal, kondisi ini biasanya bisa membaik dengan sendirinya dalam 1—3 hari.
    • Untuk perdarahan yang disertai nyeri, obat-obatan bisa digunakan untuk membantu meredakan gejala tersebut.
    • Namun, jika terjadi perdarahan hebat, operasi kista ovarium mungkin perlu dilakukan di rumah sakit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan