backup og meta

Mengenal Kondisi Keputihan Karena Jamur

Mengenal Kondisi Keputihan Karena Jamur

Keputihan sering dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan perlu “dihilangkan”. Padahal, cairan dari vagina ini umumnya adalah bagian normal dari sistem reproduksi wanita. Meski begitu, terkadang keputihan bisa menandakan adanya suatu kondisi yang terjadi di vagina, salah satunya karena infeksi jamur.    

Apa itu keputihan karena jamur? 

Keputihan karena jamur adalah kondisi keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur pada organ intim wanita.

Cairan keputihan berasal dari kelenjar di leher rahim dan dinding vagina yang membawa sel-sel mati dan bakteri keluar dari tubuh.

Itu sebabnya, keputihan justru berfungsi membantu menjaga vagina tetap bersih dan mencegah terjadinya infeksi.

Akan tetapi, pertumbuhan jamur yang berlebihan di vagina bisa menyebabkan infeksi dan menimbulkan keputihan abnormal.

Inilah yang disebut dengan keputihan karena jamur. Infeksi jamur vagina salah satunya yaitu kandidiasis. Kondisi ini cukup umum dialami oleh wanita.

Vagina yang sehat sebenarnya juga mengandung bakteri dan sel jamur dalam jumlah yag seimbang. Namun, jika terjadi perubahan jumlah bakteri, jamur bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat dan menyebabkan infeksi jamur.

Kontak langsung dengan jamur penyebab infeksi bisa menyebabkan penularan ke wanita lain. Meski begitu, infeksi jamur vagina tidak termasuk penyakit menular seksual.

Sebagaimana kondisi ini juga bisa dialami oleh wanita yang belum aktif secara seksual atau belum pernah melakukan hubungan seksual dengan orang lain.

Tanda dan gejala keputihan karena jamur

keputihan seperti ampas tahu

Infeksi vagina karena jamur bisa ditandai dengan terjadinya keputihan.

Ciri keputihan karena jamur tersebut bisa berwarna kuning sedikit putih dan menggumpal. Namun, terkadang keputihan juga bisa berbentuk lebih cair.

Meski begitu, dilansir dari Cleveland Clinic, keputihan karena jamur tidak berbau aneh dan tetap sama seperti bau keputihan pada umumnya.

Selain keputihan, gejala lain juga bisa menyertai, yang meliputi sebagai berikut.

  • Vagina terasa gatal.
  • Pembengkakan di sekitar vagina.
  • Sensasi terbaka saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Rasa perih di vagina.
  • Kemerahan.
  • Ruam.

Penyebab keputihan karena jamur

Jamur Candida secara alami ada dan tumbuh kembang di sekitar vagina. Pertumbuhan jamur ini dibatasi oleh bakteri baik di vagina, bernama Lactobacillus.

Saat jumlah antara jamur dan bakteri tidak seimbang, bakteri tidak bisa berfungsi dengan baik dalam mengendalikan pertumbuhan jamur.

Perubahan jumlah jamur dan bakteri bisa dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

  • Obat antibiotik, yang bisa menurunkan jumlah bakteri Lactobacillus di vagina.
  • Kehamilan.
  • Diabetes yang tidak terkontrol.
  • Daya tahan tubuh lemah.
  • Ketidakseimbangan hormon menjelang masa menstruasi.
  • Stres.

Akibatnya, jamur bisa tumbuh terlalu cepat dan bertambah banyak sehingga menyebabkan infeksi jamur di vagina.

Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi di vagina yaitu Candida albicans. Infeksi akibat jenis jamur ini biasanya bisa diobati dengan mudah.

Namun, jika infeksi terus mengalami kekambuhan atau tidak kunjung sembih setelah dilakukan pengobatan mandiri, mungkin infeksi disebabkan oleh jamur jenis lain.

Diagnosis keputihan karena jamur

Kondisi keputihan normal atau tidak, termasuk karena infeksi jamur, biasanya mudah dikenali.

Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk apakah Anda pernah mengalami infeksi jamur sebelumnya.

Dokter mungkin juga akan menanyakan apakah Anda memiliki penyakit menular seksual.

Untuk memastikan kondisi, dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat secara langsung dinding vagina dan leher rahim (serviks).

Dokter juga akan melihat bagian di sekitar vagina untuk mendeteksi adanya infeksi di bagian luar vagina. Tergantung dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel sel dari vagina untuk diperiksa di laboratorium. Tes laboratorium bisanya perlu dilakukan jika infeksi jamur terjadi terus-menerus atau tidak kunjung sembuh.

Pengobatan keputihan karena jamur

pemeriksaan dokter gastroenterologi

Pengobatan keputihan karena jamur dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan kondisinya. Berikut beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan.

1. Infeksi ringan

Untuk meredakan infeksi ringan, obat antijamur berupa krim, balsem, tablet, atau supositoria umumnya dapat digunakan selama 1—6 hari.

Beberapa obat antijamur yang sering digunakan yaitu sebagai berikut.

Obat untuk keputihan karena jamur ada yang bisa dibeli secara bebas di apotek, tetapi ada juga yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. 

Untuk obat resep, pemeriksaan ke dokter secara rutin perlu dilakukan untuk memastikan obat bekerja dengan baik.

2. Infeksi berat

Infeksi akan dianggap berat jika Anda memiliki kondisi berikut.

  • Kemerahan, pembangkakan, dan gatal yang menyebabkan nyeri atau luka pada vagina.
  • Terjadi kekambuhan infeksi hingga 4 kali dalam setahun.
  • Sedang hamil.
  • Memiliki diabetes yang tidak terkendali atau daya tahan tubuh lemah akibat penggunaan obat-obatan.
  • Menderita HIV.

Pada kondisi ini, pengobatan dapat meliputi berikut ini.

  • Obat antijamur berupa krim, balsem, tablet, atau supositoria yang digunakan selama 14 hari.
  • 2—3 dosis fluconazole.
  • Fluconazole untuk jangka panjang yang digunakan 1 kali seminggu selama 6 minggu.
  • Penggunaan obat antijamur jangka panjang.

Jika infeksi terus kambuh, Anda dan pasangan mungkin perlu melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit menular seksual.

Pengaman, seperti kondom, perlu digunakan saat berhubungan seksual jika diduga salah satu di antara Anda dan pasangan ada yang mengalami infeksi jamur.

Pengobatan rumahan keputihan karena jamur

Selain obat-obatan di atas, Anda juga bisa mencoba mengatasi keputihan karena infeksi jamur vagina dengan pengobatan alami di rumah.

Namun, perlu diingat bahwa pengobatan ini mungkin tidak akan seampuh obat-obatan medis.

Berikut beberapa pengobatan alami untuk meredakan infeksi jamur vagina.

  • Minyak kelapa.
  • Krim mengandung tea tree oil.
  • Supositoria vagina asam borat.
  • Yoghurt polos tanpa rasa yang bisa diminum atau dioleskan pada vagina.

Sebelum mengoleskan apapun pada vagina, pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu agar bersih.

Agar lebih aman, Anda juga bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alami.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Encyclopedia, M., & adolescent, V. (2023). Vaginal itching and discharge – adult and adolescent: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 6 January 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/003158.htm

Vaginal Discharge: What’s Normal, What’s Not (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2023). Retrieved 6 January 2023, from https://kidshealth.org/en/teens/vdischarge2.html

Vaginal Yeast Infection: Causes, Symptoms & Treatment. (2023). Retrieved 6 January 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5019-vaginal-yeast-infection

Yeast infection (vaginal) – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 6 January 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/symptoms-causes/syc-20378999

Vaginal candidiasis. (2022, July 13). Retrieved 6 January 2023, from https://www.cdc.gov/fungal/diseases/candidiasis/genital/index.html

Overview, V. (2019). Vaginal yeast infection (thrush): Overview. Institute For Quality And Efficiency In Health Care (Iqwig). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK543220/

De Luca, A., Carvalho, A., Cunha, C., Iannitti, R., Pitzurra, L., & Giovannini, G. et al. (2013). IL-22 and IDO1 Affect Immunity and Tolerance to Murine and Human Vaginal Candidiasis. Plos Pathogens9(7), e1003486. https://doi.org/10.1371/journal.ppat.1003486

Van Kessel, K., Assefi, N., Marrazzo, J., & Eckert, L. (2003). Common Complementary and Alternative Therapies for Yeast Vaginitis and Bacterial Vaginosis: A Systematic Review. Obstetrical &Amp; Gynecological Survey58(5), 351-358. https://doi.org/10.1097/01.ogx.0000068791.04785.8d

McClelland, R., Richardson, B., Hassan, W., Graham, S., Kiarie, J., & Baeten, J. et al. (2009). Prospective Study of Vaginal Bacterial Flora and Other Risk Factors for Vulvovaginal Candidiasis. The Journal Of Infectious Diseases199(12), 1883-1890. https://doi.org/10.1086/599213

Vaginal yeast infections | Office on Women’s Health. (2023). Retrieved 6 January 2023, from https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/vaginal-yeast-infections

Versi Terbaru

01/02/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Jenis Bentuk Vagina Dilihat dari Posisi Labia (Bibir Vagina)

11 Fakta Menarik Seputar Vagina Wanita yang Tidak Pernah Anda Duga


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/02/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan