Sampai saat ini kemoterapi adalah cara yang diandalkan untuk mengobati kanker. Namun pengobatan kanker ini bisa menimbulkan beberapa efek negatif pada tubuh, seperti kulit yang menghitam, kerontokan rambut, dan penurunan berat badan. Salah satu efek samping yang umum terjadi pada wanita adalah perubahan siklus haid setelah kemoterapi dan saat sedang berlangsungnya pengobatan tersebut. Lantas normalkah hal itu terjadi dan akankah kembali seperti semula?
Penelitian: siklus haid saat kemoterapi tidak teratur akibat obat
Kemoterapi adalah pengobatan yang biasanya dianjurkan pada pasien kanker. Prosedur ini dilakukan dengan membunuh sel kanker yang tumbuh dengan cepat. Meski begitu, kemoterapi dapat mengganggu siklus haid wanita. Hal ini telah dibuktikan dalam studi menunjukkan bahwa ada sebanyak 44 dari 66 wanita yang yang berada dalam masa kemoterapi akibat kanker payudara, tidak mengalami haid dengan teratur.
Siklus haid yang tidak normal ditandai dengan adanya perubahan siklus, waktu, atau durasi terjadinya menstruasi yang berbeda dibandingkan biasanya. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa selang setahun setelah kemoterapi, 36 wanita mengalami siklus haid yang tidak normal dan 20 orang mengalami tidak mengalami haid (amenore) selama tiga bulan berturut-turut, bahkan lebih.
Sebagian besar obat kemoterapi dapat mengganggu sistem reproduksi wanita tapi dalam penelitian ini obat yang terbukti menyebabkan haid saat kemoterapi tidak teratur adalah methotrexate dan doxorubicin. Beberapa bukti menunjukkan bahwa dosis kemoterapi yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan masalah menstruasi pada wanita. Namun Elsye E. Lower MD, seorang ahli onkologi di Amerika menyatakan bahwa penelitian ini belum dapat memastikan dengan jelas apakah hal ini menjadi satu-satunya faktor yang berpengaruh dalam perubahan siklus haid setelah kemoterapi dan saat pengobatan sedang berlangsung.
Kenapa siklus haid saat kemoterapi jadi tidak teratur?
Kemoterapi memang salah satu pengobatan efektif untuk kanker. Sayangnya, prosedur ini bisa merusak beberapa sel telur di ovarium Anda dan dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur atau berhenti sama sekali. Sehingga sangat normal jika siklus haid saat dan setelah kemoterapi menjadi berantakan. Hal ini tergantung juga dengan dosis dan jenis obat yang diberikan saat kemoterapi.
Para ahli menyatakan ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun penuh biasanya hal ini menjadi pertanda pertama bahwa siklus haidnya akan berakhir. Jika haid saat kemoterapi jadi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali setelah pengobatan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Biasanya kondisi ini akan ditangani dengan cara melakukan terapi hormon.
Haid tidak teratur bisa mengganggu kesehatan wanita secara umum. Pasalnya, para ahli menyatakan bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi akan penyakit jantung dan osteoporosis yang berkaitan dengan gejala awal menopause.
Usia bisa jadi faktor penyebab haid setelah kemoterapi jadi berantakan
Biasanya, siklus haid setelah kemoterapi akan kembali normal setelah Anda lepas dari pengobatan. Namun ada faktor lain yang memengaruhi apakah Anda akan haid lagi atau tidak setelah pengobatan. Faktor usia sangat menentukan hal ini. Jika dilihat dari usia, maka siklus haid setelah kemoterapi akan seperti ini:
- Wanita yang berusia di bawah 40 tahun, biasanya lebih sering mengalami gangguan menstruasi sementara. Artinya, siklus haid akan kembali teratur beberapa bulan atau beberapa tahun setelah kemoterapi berakhir.
- Wanita yang berusia lebih dari 40 tahun biasanya lebih sering mengalami gangguan menstruasi permanen. Bahkan, bisa mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita lainnya.
Wanita pramenopause (belum menopause) biasanya masih memiliki kemungkinan tetap subur karena siklus menstruasinya biasanya akan kembali. Akan tetapi, wanita yang usianya hampir mendekati masa menopause biasanya kehilangan kesuburannya karena siklus haid yang sebagian besar berhenti.
[embed-health-tool-ovulation]