backup og meta

Efek pada Hubungan Suami Istri Pasca Operasi Angkat Rahim

Efek pada Hubungan Suami Istri Pasca Operasi Angkat Rahim

Operasi pengangkatan rahim kerap menimbulkan berbagai dugaan, salah satunya tidak bisa berhubungan intim kembali. Tak ayal banyak wanita yang ragu untuk menjalani prosedur ini karena khawatir dirinya tidak bisa berhubungan lagi bersama pasangan. Lantas, seperti apa efek pada hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim?

Benarkah wanita tidak bisa berhubungan kembali jika rahim diangkat? Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Efek pada hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim

pernikahan tanpa seks

Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) sesungguhnya tidak mengganggu fungsi seksual secara langsung karena hubungan intim tak terkait dengan rahim.

Hubungan intim berlangsung di dalam vagina, yang tidak banyak dipengaruhi oleh pengangkatan rahim, sehingga masih bisa berhubungan jika rahim diangkat.

Namun pada sebagian wanita, histerektomi dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas hubungan intim tergantung pada penyebab operasi dan jenis histerektomi yang dijalani.

Berikut beberapa efek yang mungkin terjadi pada hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim. 

1. Perubahan fisik

Jika ovarium tidak diangkat, produksi hormon biasanya tetap berlangsung, sehingga gejala menopause tidak terjadi langsung.

Namun, melansir dari Mount Sinai, jika ovarium juga diangkat, wanita dapat langsung memasuki menopause yang dapat memengaruhi libido dan pelumasan vagina​.

Sebagai efek samping histerektomi, kadar estrogen yang menurun menyebabkan vagina kering. Jaringan dalam vagina juga akan menipis yang membuat berhubungan terasa sakit bukan hanya pada wanita, tetapi juga pasangan.

Pada minggu-minggu awal pasca operasi, aktivitas seksual, termasuk penetrasi, biasanya dianjurkan untuk ditunda hingga 6 minggu agar jaringan sembuh sepenuhnya​.

Sementara menunggu, masih ada cara lain untuk mengekspresikan hasrat berhubungan Anda, di antaranya dengan foreplay rangsangan tangan, pelukan, ciuman, dan pijatan.

2. Perubahan emosional

Beberapa wanita mungkin merasa kurang feminin atau mengalami perubahan citra diri karena operasi ini.

Akibatnya, mereka mungkin kehilangan kepercayaan diri, yang pada gilirannya berdampak pada hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim.

Hal ini bahkan juga bisa menimbulkan rasa malas atau tidak ingin berhubungan intim setelah operasi angkat rahim. 

Konseling dapat membantu untuk mengatasi tantangan emosional dan meningkatkan komunikasi dengan pasangan​.

3. Kehilangan sensasi tertentu

Kehilangan sensasi tertentu pasca operasi angkat rahim dapat terjadi akibat kerusakan saraf atau perubahan anatomi pada area panggul.

Selama histerektomi, saraf-saraf di sekitar rahim, seperti plexus otonom pelvis, dapat terluka akibat pemotongan, tarikan, atau panas dari perangkat bedah.

Ini dapat menyebabkan penurunan sensasi di area vagina atau pelvis

Efek ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada jenis histerektomi yang dilakukan dan sejauh mana kerusakan saraf.

4. Peningkatan kualitas hubungan intim

Banyak wanita melaporkan peningkatan dalam kualitas hubungan intim setelah histerektomi, terutama jika operasi dilakukan untuk mengatasi nyeri kronis atau perdarahan berat.

Masalah seperti dyspareunia (nyeri saat hubungan intim) biasanya berkurang setelah masalah utama teratasi.

Pada kasus tertentu, seperti endometriosis atau fibroid yang menyebabkan nyeri panggul kronis, pengangkatan rahim dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan.

Selain itu, bisa berhubungan setelah angkat rahim akan mendatangkan berbagai keuntungan lain, seperti penghentian menstruasi dan minimnya peluang (bahkan bisa dibilang nol besar) terhadap kehamilan yang tidak direncanakan.

Tips meningkatkan hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim

cara berhubungan setelah melahirkan agar tidak sakit

Terlepas dari berbagai efek samping histerektomi yang mungkin terjadi, pasangan tetap dapat menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan intim dengan berbagai cara pasca operasi ini.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim.

  • Komunikasi dengan pasangan. Membahas perasaan, kebutuhan, dan kekhawatiran dengan pasangan sangat penting untuk menciptakan pemahaman dan kenyamanan bersama. Hal ini dapat membantu mengatasi rasa cemas atau ketidakpastian mengenai hubungan intim setelah operasi​.
  • Pahami waktu pemulihan. Umumnya, diperlukan waktu sekitar 6—12 minggu untuk pemulihan fisik sebelum melanjutkan aktivitas seksual. Ikuti saran dokter untuk memastikan tubuh siap secara fisik​.
  • Eksplorasi dan adaptasi. Bereksperimen dengan posisi baru atau menggunakan pelumas berbasis air dapat meningkatkan kenyamanan. Fokus pada stimulasi nonpenetratif juga bisa memberikan pengalaman baru yang memuaskan​.
  • Latihan otot panggul. Melakukan latihan seperti Kegel dapat membantu memperkuat otot panggul, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendukung fungsi seksual yang lebih baik​.
  • Hormon dan pelumas. Jika vagina kering atau libido menurun karena perubahan hormonal, konsultasikan kepada dokter tentang terapi penggantian hormon atau pelumas berbasis air​.
  • Dukungan emosional. Jika ada perasaan kehilangan atau berkurangnya kepercayaan diri, pertimbangkan untuk berkonsultasi kepada terapis atau konselor seksual untuk mendapatkan dukungan emosional​.

Tips-tips ini bisa membantu Anda dan pasangan mengatasi perubahan pasca operasi dan menciptakan hubungan suami istri yang sehat dan memuaskan.

Kesimpulan

Hubungan suami istri pasca operasi angkat rahim (histerektomi) dapat mengalami perubahan fisik dan emosional. Secara fisik, wanita mungkin mengalami perubahan seperti kekeringan vagina atau penurunan libido jika ovarium diangkat, tetapi latihan otot panggul, pelumas, dan terapi hormon dapat membantu. Secara emosional, komunikasi yang terbuka dan dukungan dari pasangan sangat penting untuk mengatasi rasa cemas atau perubahan citra diri. Namun, sebagian besar wanita juga melaporkan perbaikan kualitas hidup dan hubungan intim setelah operasi, terutama jika operasi dilakukan untuk mengatasi nyeri atau gejala kronis lainnya​.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hysterectomy. (N.d.). Retrieved 12 December 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/hysterectomy/recovery/

Jacoby, D. B. (2023). Hysterectomy and sex life. Retrieved 12 December 2024, from https://www.healthywomen.org/content/ask-expert/6007/sex-after-hysterectomy

Lonnée-Hoffmann, R., & Pinas, I. (2014). Effects of Hysterectomy on Sexual Function. Current sexual health reports6(4), 244–251. https://doi.org/10.1007/s11930-014-0029-3

professional, C. C. medical. (2024). What Is A Hysterectomy? Retrieved 12 December 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/hysterectomy

Women’s Health. (2024). Sex After Hysterectomy: When Is It Okay? Retrieved 12 December 2024, from https://www.scripps.org/news_items/6489-sex-after-hysterectomy-and-other-questions-about-procedure

Hysterectomy – laparoscopic – discharge. (n.d.). Retrieved 12 December 2024, from https://www.mountsinai.org/health-library/discharge-instructions/hysterectomy-laparoscopic-discharge

Danesh, M., Hamzehgardeshi, Z., Moosazadeh, M., & Shabani-Asrami, F. (2015). The Effect of Hysterectomy on Women’s Sexual Function: a Narrative Review. Medical archives (Sarajevo, Bosnia and Herzegovina)69(6), 387–392. https://doi.org/10.5455/medarh.2015.69.387-392

Boston University Medical CampusSexual Medicine. (n.d.). Retrieved 12 December 2024, from https://www.bumc.bu.edu/sexualmedicine/informationsessions/sexual-dysfunction-after-hysterectomy/

Family Information Service :  Sex after hysterectomy. (n.d.). Retrieved 12 December 2024, from https://fisd.oxfordshire.gov.uk/kb5/oxfordshire/directory/advice.page?id=1gZnsCeXMaY

Choi, S., Roviglione, G., Chou, D., D’Ancona, G., & Ceccaroni, M. (2024). Nerve-sparing surgery in deep endometriosis: Has its time come?. Best practice & research. Clinical obstetrics & gynaecology96, 102506. https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2024.102506

Versi Terbaru

20/12/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Beberapa Pilihan Pengobatan Fibroid Rahim Secara Medis

Daftar Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Menjalani Operasi Angkat Rahim


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan