Benign prostate hyperplasia (penyakit BPH) merupakan kondisi kelenjar prostat bengkak, sehingga menyumbat saluran kencing dan membuat penderitanya sulit buang air kecil. Penyakit ini bisa disembuhkan melalui operasi prostat dengan laser.
Apa itu operasi prostat dengan laser?
Operasi prostat dengan laser atau juga disebut sebagai HoLEP (holmium laser enucleation of the prostate) merupakan prosedur pembedahan invasif kecil yang dilakukan untuk mengobati penyumbatan saluran kencing akibat BPH.
Pasien perlu menjalani HoLEP bila perawatan dengan konsumsi obat-obatan tidak membuahkan hasil atau bila ukuran prostat membengkak terlalu besar.
Prosedur operasi prostat yang satu ini menggunakan laser yang nantinya akan menghilangkan sebagian atau seluruh bagian prostat yang membengkak.
HoLEP dianggap sebagai operasi yang lebih efektif serta lebih terjangkau harganya bila dibandingkan dengan pilihan bedah lainnya seperti penguapan laser atau TURP (transurethral resection of the prostate).
Bagaimana proses operasi berlangsung?
Operasi prostat dengan laser akan dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum atau anestesi spinal. Biasanya operasi berlangsung sekitar 3 – 4 jam. Namun kembali lagi, durasi operasi bergantung pada ukuran prostat Anda.
Pasien akan dibaringkan telentang dengan kaki terangkat selama prosedur. Setelah efek anestesi bekerja, dokter akan mulai operasi dengan memasukkan alat bernama resectoscope melalui uretra, saluran pembawa urine keluar dari kandung kemih.
Resectoscope merupakan alat berupa tabung tipis dengan kamera pada bagian ujungnya. Fungsi kamera adalah untuk melihat struktur dalam pada kelenjar prostat dan memudahkan dokter saat menyayat bagian tertentu.
Setelah itu, laser mulai dimasukkan ke dalam resektoskop. Dari sinilah dokter mulai memotong jaringan prostat yang menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing. Jaringan yang terangkat kemudian dimasukkan ke dalam kandung kemih.
Langkah selanjutnya, dokter mengganti laser yang telah terpakai dengan morcellator. Alat ini bekerja untuk menyedot keluar potongan jaringan prostat dari kandung kemih.
Bila masih ada serpihan kecil yang tertinggal dalam kandung kemih, nantinya serpihan tersebut akan keluar dengan sendirinya lewat urine.
Setelah pengangkatan jaringan selesai dan resektoskop telah ditarik, dokter akan memasukkan kateter, sebuah tabung kecil, untuk mengeluarkan darah dan urine dari kandung kemih.
Sesudah operasi, pasien harus dirawat di rumah sakit selama semalam untuk diawasi bila ada kemungkinan komplikasi. Seringkali perdarahan dari prostat terjadi setelah operasi. Namun, hal ini akan berhenti dengan sendirinya dalam 12 jam.
Apa yang perlu diketahui dan dipersiapkan sebelum operasi prostat dengan laser?
Sebelum operasi dilakukan, pastikan Anda telah memberi tahu dokter perihal obat-obatan yang Anda konsumsi atau kondisi kesehatan Anda. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran berlangsungnya prosedur.
Anda yang mengonsumsi obat pengencer darah harus menghentikan konsumsi obat sekitar 10 hari sebelum operasi supaya tidak mengalami perdarahan yang berlebihan.
Selain itu, pasien harus berpuasa mulai tengah malam sebelum operasi. Baik makan maupun minum tidak diperbolehkan.
Pastikan juga pasien sudah menjalani tes kultur urine dalam kurun waktu dua hingga empat minggu sebelum operasi untuk meminimalkan risiko infeksi.
HoLEP termasuk prosedur yang cenderung aman dan efektif. Prosedur ini bisa mengangkat sejumlah besar jaringan prostat tanpa harus membuat sayatan pada tubuh. Sehingga, perdarahannya lebih sedikit dan durasi perawatannya juga lebih singkat.
Kebanyakan pasien yang sudah menjalani operasi ini juga jarang mengalami kekambuhan. Rata-rata dari mereka sembuh setelah melakukan satu kali operasi. Sayangnya, tidak semua orang bisa menjalani HoLEP.
Beberapa orang yang sebaiknya tidak menjalani prosedur ini yakni mereka dengan masalah perdarahan, telah menjalani prosedur bedah prostat yang lain sebelumnya, dan tidak bisa berbaring telentang dengan kaki terangkat.
Risiko operasi laser
Meski termasuk operasi dengan minim luka, bukan berarti operasi ini tidak memiliki risiko sama sekali. Beberapa gejala umum yang bisa terjadi setelah operasi meliputi berikut:
- Sensasi panas atau terbakar dan perdarahan saat buang air kecil (hematuria).
- Kesulitan saat mengendalikan aliran urine alias kebocoran, maka dari itu Anda mungkin akan membutuhkan pembalut selama beberapa hari/minggu pertama.
- Ejakulasi mundur.
- Penurunan fungsi ereksi.
Pada beberapa kasus yang lebih serius, pasien bisa saja mengalami infeksi, perdarahan pada uretra, atau luka pada kandung kemih dan sekitarnya.
Oleh sebab itu, jangan ragu untuk menghubungi dokter bila merasakan gejala yang tak biasa, terutama bila Anda mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, nyeri tiba-tiba, atau mengalami demam lebih dari 38° Celsius.
[embed-health-tool-bmi]