Katanya Cincau Bisa Jadi Obat Panas Dalam, Mitos atau Fakta?
Cincau menjadi salah satu bahan pelengkap favorit dalam berbagai minuman dingin. Bahkan, makanan yang satu ini kerap menjadi salah satu menu wajib di bulan Ramadan untuk berbuka puasa. Selain menambah kesegaran, cincau dipercaya memiliki manfaat sebagai obat alami untuk panas dalam. Benarkah begitu?
Apa itu cincau?
Cincau merupakan makanan yang dibuat dari sari tanaman, yang kemudian dibentuk dalam bentuk jeli atau agar-agar. Terdapat dua jenis cincau, yaitu cincau hijau dan cincau hitam.
Cincau hijau dibuat dari tanaman Mesona procumbens. Sementara cincau hitam terbuat dari Mesona palustris BL. Keduanya berasal dari genus yang sama, tetapi berbeda spesies.
Makanan ini termasuk ke dalam makanan manis atau dessert yang sangat terkenal dan mudah ditemui di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Pembuatan makanan ini terbilang cukup sulit. Tanaman yang digunakan sebagai bahan dasar perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum kemudian direbus di dalam air yang mengandung kalium karbonat.
Setelah mendidih, larutan tersebut didinginkan agar mengeras menjadi jelly atau agar-agar. Jika sudah mengeras, jelly bisa dimakan langsung atau dicampurkan ke dalam makanan atau minuman lain.
Cincau memiliki rasa yang ringan dengan sedikit pahit dan aroma mint. Rasa pahit ini sama seperti yang biasa ada di makanan yang terbuat dari tanaman herbal.
Apakah manfaat cincau untuk panas dalam telah terbukti?
Dari hasil penelitian yang diterbitkan dalam Advances in Tropical Biodiversity and Environmental Sciences, ditemukan fakta bahwa cincau hijau kaya akan antioksidan, di antaranya fenol, flavonoid, tanin, dan terpenoid.
Dalam penelitian disebutkan bahwa kandungan antioksidan ini berpotensi memberikan efek positif pada tubuh bila dikonsumsi.
Ini karena diketahui kadar antioksidan yang terkandung di dalam sari cincau hijau dapat mencapai 6,3 – 7,2, yang berarti memiliki aktivitas dan kemampuan yang sangat kuat.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa antioksidan dalam cincau hijau bisa membantu meningkatkan fungsi sistem imun dengan melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.
Sementara itu, cincau hitam juga kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan tanin.
Dalam penelitian di jurnal Journal of Engineering and Science Research disebutkan bahwa cincau hitam memiliki manfaat sebagai antidiabetes, antikanker, antihipertensi, antibakteri, dan mengendalikan kolesterol.
Penelitian lain yang dilakukan pada tikus juga menunjukan bahwa cincau bisa membantu melawan bakteri, salah satunya, yaitu bakteri Salmonella typhimurium.
Sayangnya, dari beberapa penelitian tersebut, tidak ada yang menyebutkan secara pasti bahwa cincau bermanfaat untuk meredakan panas dalam.
Selain itu, belum ada penelitian langsung mengenai manfaat cincau, baik yang hijau maupun hitam, sebagai obat panas dalam.
Hanya saja, memang disebutkan bahwa cincau diketahui bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta mengatasi beberapa penyebab gejala panas dalam, seperti infeksi bakteri.
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah cincau memang benar-benar efektif memberi manfaat untuk meredakan panas dalam.
Maka dari itu, sebaiknya Anda cari alternatif pengobatan lainnya untuk mengatasi panas dalam yang Anda alami.
Selain tentunya dengan obat dari dokter, ada juga beberapa obat alami panas dalam lainnya yang sudah terbukti dapat membantu meredakan gejala yang dialami.
Manfaat lain dari cincau untuk kesehatan tubuh
Meski belum dapat dipastikan manfaatnya untuk panas dalam, cincau tetap memiliki banyak manfaat lain untuk kesehatan tubuh.
Berdasarkan penelitian di atas, berikut ini beberapa manfaat dari cincau.
1. Meredakan demam dan sakit tenggorokan
Walau belum dapat diketahui apakah bisa meredakan gejala panas dalam yang lain, diketahui cincau mengandung antioksidan yang bisa membantu membunuh penyebab demam dan sakit tenggorokan.
2. Mencegah pertumbuhan tumor
Tanaman yang menjadi bahan dasar cincau mengandung zat antioksidan yang bisa membantu membuang sel tumor di dalam liver, paru-paru, payudara, ginjal, dan rahim.
3. Mengendalikan kadar gula darah
Fungsi antidiabetes yang terkandung di dalam cincau bisa membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes tanpa menyebabkan kenaikan kadar insulin.
4. Menurunkan berat badan
Cincau mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti vitamin A, B1, dan C, serta fosfor, serat, kalsium, dan kabohidrat rendah kalori.
Nutrisi tersebut bisa membantu mengendalikan rasa lapar dan kebiasaan makan berlebihan, sehingga bagus untuk menurunkan berat badan.
5. Membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaan
Cincau diketahui mampu secara efektif memberi manfaat untuk mencegah diare dan sembelit serta meredakan sakit perut dan mulas.
Kandungan gula di dalam cincau bisa membantu melawan bakteri penyebab sakit perut.
6. Mencegah sejumlah penyakit lain
Beberapa penyakit lain diketahui dapat dicegah dengan mengonsumsi cincau.
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Lim J, Adisakwattana S, Henry CJ. Effects of grass jelly on glycemic control: hydrocolloids may inhibit gut carbohydrase. Asia Pac J Clin Nutr. 2018;27(2):336-340.https://doi.org/10.6133/apjcn.042017.16
Sasmita AO, Kiong Ling AP. Bioactivity of Mesona palustris (Black Cincau) as a Nutraceutical Agent. Journal of Engineering and Science Research. 2017;1(2): 47-53.https://doi.org/10.26666/rmp.jesr.2017.2.9
Green Grass Jelly Potential to Improve Immunity | Universitas Gadjah Mada. (2022). Retrieved 26 July 2022, fromhttps://www.ugm.ac.id/en/news/11888-green-grass-jelly-potential-to-improve-immunity
Handayani, D., & Dewanti Widyaningsih, T. (2017). Black Grass Jelly (Mesona Palustris Bl) Effervescent Powder has Anti-Dyslipidemia in High Cholesterol Diet-Fed Rats and Antioxidant Activity. Research Journal Of Life Science, 4(3), 159-167.https://doi.org/10.21776/ub.rjls.2017.004.03.1
Introducing the “Green Grass Jelly” Plant. (2022). Retrieved 26 July 2022, fromhttps://www.nparks.gov.sg/nparksbuzz/issue-14-vol-3-2012/gardening/introducing-the-green-grass-jelly-plant
Kusmardiyani, S., Insanu, M., & Asyhar, M. (2014). Effect A Glycosidic Flavonol Isolated from Green Grass Jelly (Cyclea Barbata Miers) Leaves. Procedia Chemistry, 13, 194-197.https://doi.org/10.1016/j.proche.2014.12.026
Rasyiid, M., Mahadi, R., Dharma, K., Anggraini, L., Nurdiyanti, R., & Nuringtyas, T. (2018). Immunomodulatory and Antioxidant Activity of Green Grass Jelly Leaf Extract (Cyclea barbata Miers.) In Vitro. Advances In Tropical Biodiversity And Environmental Sciences, 2(1), 10.https://doi.org/10.24843/atbes.2018.v02.i01.p03
Widyaningsih, T., Martati, E., & Lukitasari, D. (2017). IMMUNOMODULATORY EFFECTS OF BLACK CINCAU (MESONA PALUSTRIS BL.) SUPPLEMENT ON ESCHERICHIA COLI STRAIN O157-INFECTED MICE. Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical Research, 10(9), 326.https://doi.org/10.22159/ajpcr.2017.v10i9.13402
Versi Terbaru
05/08/2022
Ditulis oleh Reikha Pratiwi
Ditinjau secara medis olehdr. Carla Pramudita Susanto