Infeksi telinga tengah (otitis media) adalah salah satu penyakit “langganan’ anak-anak. Meski begitu, bukan berarti ortu boleh menyepelekan kondisi ini dan memberikan perawatan seadanya. Infeksi telinga lama-lama dapat memengaruhi kinerja otak jika tidak ditangani dengan baik sampai sembuh. Memang, apa hubungannya infeksi telinga tengah dengan fungsi otak?
Apa penyebab infeksi telinga tengah?
Infeksi telinga tengah biasanya terjadi ketika gejala sinus atau pilek anak tidak sembuh-sembuh sehingga ingus jadi menggenang di ruang kosong dalam telinga tengah, yang seharusnya hanya terisi oleh udara.
Telinga tengah yang lembap karena tersumbat cairan dapat meningkatkan risiko bakteri dan virus berkembang biak di dalamnya, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan dalam telinga tengah yang tidak tertangani dapat menyebabkan telinga sakit dan bengkak, bahkan mengeluarkan nanah.
Di negara-negara maju, sekitar 90 persen anak-anak mengalami infeksi telinga tengah setidaknya sekali sebelum usia masuk sekolah. Biasanya antara usia enam bulan hingga empat tahun.
Bagaimana infeksi telinga bisa memengaruhi fungsi otak?
Meski antibiotik dapat sangat mengurangi bahaya infeksi telinga, risiko komplikasi kerusakan saraf otak yang serius, termasuk gangguan pendengaran, kelumpuhan wajah, meningitis dan abses otak masih mungkin terjadi. Begitu ungkap sebuah laporan terbitan jurnal Current Neurology and Neuroscience Reports. Pasalnya, organ dalam telinga berdekatan dengan otak sehingga infeksi dari telinga bisa menjalar ke jaringan otak dengan mudah.
Berikut adalah risiko komplikasi infeksi telinga tengah yang mungkin terjadi pada fungsi otak:
Hilang pendengaran
Komplikasi hilang pendengaran permanen akibat otitis media sebenarnya cukup jarang terjadi. Kira-kira 2 dari setiap 10.000 anak yang terserang infeksi telinga tengah tapi mendapatkan pengobatan seadanya bisa mengalami hilang pendengaran.
Gangguan pendengaran tingkat sedang hingga serius bisa menyebabkan penurunan daya ingat serta kemampuan mental lainnya seperti berpikir dan mengambil keputusan. Para ahli melaporkan bahwa orang dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami atrofi atau penyusutan otak. Penyusutan inilah yang menyebabkan fungsi otak semakin menurun. Jadi, hilang pendengaran memang bisa merembet sampai masalah otak.
Abses otak
Abses otak adalah salah satu komplikasi infeksi otitis media yang paling serius.
Cairan berisi bakteri yang tadinya menggenang dalam telinga bisa mengalir ke otak dan akhirnya menumpuk di sana. Lama kelamaan, cairan yang menumpuk di otak akan berubah menjadi nanah dan meningkatkan tekanan dalam rongga kepala. Abses otak dapat berpotensi fatal, menyebabkan kerusakan permanen pada otak atau bahkan kematian.
Gejala abses otak yang paling umum adalah sakit kepala, demam, mual, muntah, dan penurunan fungsi otak (termasuk bingung, linglung, sulit bergerak dan berkomunikasi, hingga kelemahan lengan atau kaki).
Sebagian besar cairan abses otak dapat disedot atau dikeringkan lewat pembedahan, yang diikuti oleh pengobatan antibiotik lewat infus selama enam hingga delapan minggu. Meski tergolong sebagai komplikasi yang serius, peluang seseorang untuk pulih total dari abses otak cukup tinggi, yaitu 70 persen.
Vertigo dan hilang keseimbangan
Otitis media dapat menyebabkan vertigo karena cairan infeksinya akan menyumbat saluran eustachius yang terdapat di bagian dalam telinga. Saluran eustachius berfungsi untuk mengatur tekanan udara di dalam telinga tetap seimbang, sekaligus bertugas untuk mengatur keseimbangan tubuh.
Normalnya ketika Anda menggerakkan atau mengubah posisi kepala, maka telinga bagian dalam akan memberi sinyal ke otak tentang posisi kepala Anda untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh dan fungsi pendengaran dengan baik.
Tapi jika telinga bagian dalam mengalami masalah, entah karena adanya infeksi virus ataupun peradangan pada telinga, maka sinyal yang seharusnya dikirim ke otak pun akan terganggu. Akhirnya, Anda akan mengalami sakit kepala hebat khas vertigo yang membuat tubuh mudah goyah.
Selain itu, gangguan ini bisa disebabkan karena peradangan di saraf vestibulokoklear telinga yang juga mengakibatkan Anda gampang hilang keseimbangan.
Meningitis
Infeksi telinga akibat bakteri dan virus pada anak-anak dan orang dewasa dapat menyebabkan meningitis. Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meninges).
Gejala meningitis yaitu leher kaku, demam dan sakit kepala. Bayi dan anak-anak juga menjadi mudah marah dan mengantuk serta menunjukkan sedikit nafsu makan.
Dalam kasus yang parah, meningitis dapat menyebar ke pembuluh darah di otak, menyebabkan pembekuan darah, sehingga menyebabkan stroke. Peradangan juga bisa menyebabkan kerusakan, pembengkakan dan perdarahan di jaringan otak.
Mastoiditis akut
Mastoiditis akut adalah infeksi yang memengaruhi tulang mastoid yang terletak di belakang telinga. Kondisi ini harus segera diobati untuk mencegahnya berkembang ke komplikasi yang lebih serius.
Lumpuh wajah
Penyakit Bell’s palsy adalah risiko komplikasi infeksi telinga tengah lainnya. Bell’s palsy ditandai dengan kelumpuhan wajah akibat peradangan dan pembengkakan pada saraf perifer yang mengontrol otot salah satu sisi wajah. Kelumpuhan otot wajah kemudian menyebabkan perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah. Meski begitu, sekitar 95 persen pasien infeksi telinga tengah yang mengalami kelumpuhan wajah dapat pulih sepenuhnya.