Orang dengan hiperakusis ditandai dengan pendengaran yang terlalu sensitif. Suara tertentu mungkin dianggap biasa saja bagi orang lain, tetapi bagi penderita hyperacusis akan merasa sangat terganggu bahkan menyebabkan telinganya sakit. Yuk, kenali lebih lanjut tentang kondisi ini di artikel berikut!
Apa itu hiperakusis?
Hiperakusis adalah sejenis gangguan pendengaran yang menyebabkan seseorang jadi terlalu peka saat menangkap suara.
Orang yang mengidap hiperakusis akan menerima suara dalam tingkat yang lebih keras. Dengan kata lain, pendengarannya lebih sensitif daripada orang pada umumnya.
Pada setiap orang yang mengidap hiperakusis, bentuknya bisa berbeda-beda. Sebagai contoh, ada orang yang terlampau peka terhadap suara tangisan anak kecil tetapi bisa menerima suara musik yang terlalu keras.
Ada juga orang yang tidak tahan dengan suara dentingan alat makan, tapi tidak begitu merasa terganggu dengan suara gergaji mesin.
Namun, ada juga pengidap kondisi ini yang sama sekali tidak tahan dengan suara berisik, apa pun itu sumbernya.
Beberapa orang dengan hiperakusis bahkan akan merasa sangat tidak nyaman dengan suara-suara normal yang ada di sekitarnya sehari-hari.
Hiperakusis yang cukup parah bisa sangat mengganggu aktivitas harian pengidapnya.
Kasus hiperakusis termasuk kondisi yang jarang ditemukan di seluruh dunia. Menurut situs University of California San Francisco, prevalensinya adalah 1 dari setiap 50.000 orang.
Meski begitu, kondisi ini bisa menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, baik orang dewasa, anak-anak, laki-laki, maupun perempuan bisa mengalaminya.
Gangguan pendengaran ini bisa muncul seketika atau perlahan-lahan.
Apakah saja tanda dan gejala hiperakusis?
Gejala dan ciri-ciri hiperakusis hampir tidak bisa dibedakan dengan rasa jengkel atau terganggu yang biasanya dirasakan semua orang ketika ada suara berisik.
Namun, bila mengidap hiperakusis, Anda mungkin akan bereaksi secara berlebihan terhadap suara-suara tersebut. Misalnya, saat mendengar suara keras, Anda mengalami hal-hal yaitu:
- merasa sangat tidak nyaman,
- marah, gugup, cemas, gelisah, tegang, dan ketakutan,
- rasa sakit pada telinga,
- sulit berkonsentrasi, atau
- insomnia.
Selain itu, Anda selalu ingin menghindari keramaian atau tempat-tempat yang berisik atau sangat tidak tahan pada jenis suara tertentu.
Apa yang dapat menyebabkan hiperakusis?
Melansir American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, hiperakusis atau pendengaran sensitif menggambarkan masalah dalam cara otak dalam memproses pendengaran dan merasakan kebisingan.
Namun, hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab utama yang mendasari munculnya gangguan pendengaran ini.
Jika Anda tidak tahan dengan suara tertentu atau pendengaran terlalu sensitif, bisa jadi Anda sedang menderita penyakit atau kondisi tertentu yang sebagai pemicunya.
Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko Anda terhadap hiperakusis.
- Tinnitus yaitu telinga berdenging.
- Stres dan depresi.
- Penyakit Bell’s palsy yaitu kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah.
- Penyakit Meniere atau gangguan telinga dalam.
- Efek samping obat-obatan.
- Ketergantungan valium.
- Sindrom kelelahan kronis.
- Beberapa jenis epilepsi.
- Sakit kepala sebelah (migrain).
Selain itu, hiperakusis juga bisa terjadi bila Anda mengalami kerusakan pada otak atau telinga.
Misalnya cedera pada kepala, operasi telinga, efek mengangkat kotoran telinga, atau infeksi telinga kronis.
Orang yang sehari-hari bekerja dengan suara mesin yang sangat berisik atau memiliki trauma tertentu juga berisiko mengalami hal ini, contohnya tentara yang trauma terhadap suara ledakan atau dentuman senjata.
Hiperakusis juga dapat terjadi pada anak-anak yang mengidap gangguan spektrum autistik, sindrom Williams, cerebral palsy, penyakit autoimun, serta anak-anak dengan cedera otak.