backup og meta

Penciuman Anda Terganggu? Yuk, Ketahui Dulu Apa Saja Jenisnya

Penciuman Anda Terganggu? Yuk, Ketahui Dulu Apa Saja Jenisnya

Berbagai aroma dan bau dari benda-benda di sekitar Anda tentu tidak bisa Anda cium tanpa bantuan hidung. Namun, ketika hidung mengalami gangguan, kemungkinan Anda tidak bisa mencium bau dengan baik. Sebenarnya, apa penyebab dari kondisi ini?

Apa penyebab hidung tidak bisa mencium bau dengan normal?

Gangguan pada indera penciuman Anda, yaitu hidung, tentu akan mengganggu kemampuan mendeteksi bau di sekitar Anda, sehingga Anda tidak bisa mencium bau dengan baik.

Biasanya, kondisi ini terjadi akibat adanya masalah pada saraf olfaktori yang bertugas untuk mengontrol wewangian yang terhirup oleh hidung Anda.

Nah, jika saraf olfaktori Anda terganggu, terdapat 4 jenis kelainan yang bisa mengganggu indera penciuman Anda, yaitu:

  • Hyposmia
  • Parosmia
  • Phantosmia
  • Anosmia

Perhatikan keempat jenis gangguan ini agar Anda mengetahui bagaimana cara mengatasi kondisi yang sedang Anda alami saat ini:

1. Menurunnya kemampuan mendeteksi bau (hyposmia)

hidung ingusan

Hyposmia adalah sebuah gangguan penciuman yang menyebabkan penurunan kemampuan hidung Anda untuk mendeteksi bau. Hal ini ternyata bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Selain faktor yang ada di atas, ternyata kebiasaan pada gaya hidup Anda juga dapat menjadi pemicu hyposmia terjadi, lho. Misalnya, kebiasaan merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang juga dapat menyebabkan hidung Anda tidak bisa mencium bau secara maksimal.

Jika Anda mengalami gangguan penciuman, seperti hyposmia, Anda juga harus waspada. Siapa tahu, penyakit ini merupakan pertanda bahwa Anda menderita obesitas, Parkinson, atau tekanan darah tinggi.

Umumnya, para penderita Parkinson mengalami gejala berupa menurunnya fungsi hidung untuk membaui sesuatu.

Oleh karena itu, apabila Anda merasa indera penciuman Anda tidak setajam biasanya, konsultasikan kepada dokter.

2. Salah mengenali bau (parosmia)

kentut bau busuk

Tidak hanya kemampuan penciuman hidung yang menurun, ternyata tidak bisa mencium dengan benar atau salah mengenali bau juga merupakan tanda bahwa ada masalah dengan penciuman Anda. Kondisi ini dikenal dengan parosmia.

Parosmia adalah sebuah keadaan ketika seseorang bisa mendeteksi bau, tetapi salah mengenalinya. Misalnya, wewangian yang sebenarnya tidak cukup bau diartikan sebagai bau yang tidak menyenangkan.

Respons penderita parosmia biasanya menggambarkan bahwa sebagian bau yang mereka hirup tidak enak.

Gangguan penciuman ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Kerusakan pada neuron penerima indera penciuman
  • Cedera di kepala
  • Flu
  • Terpapar oleh racun
  • Gangguan pada sistem saraf dan sinus

3. Mencium bau yang tidak ada (phantosmia)

bau kencing menyengat

Sesuai dengan namanya, phantosmia artinya halusinasi terhadap bau-bau yang sebenarnya tidak ada. Misalnya, Anda tiba-tiba mencium bau bawang putih padahal kenyataannya tidak ada wewangian seperti itu.

Penyebab terjadinya gangguan penciuman satu ini hampir sama dengan parosmia. Mulai dari cedera di kepala, flu, kerusakan pada sistem saraf, hingga sinus.

Meskipun demikian, keduanya sangat berbeda. Parosmia salah mengenali bau yang ada, sedangkan phantosmia mencium bau yang tidak ada.

4. Hilangnya kemampuan untuk mendeteksi bau (anosmia)

penyebab anosmia

Nah, kalau ketiga gangguan di atas masih bisa membaui sesuatu, lain lagi dengan anosmia.

Pada anosmia, hidung penderita sama sekali tidak bisa mencium bau apapun. Biasanya, hal ini disebabkan oleh cedera pada otak, kondisi hidung, atau memang terlahir seperti itu.

Nah, kalau Anda kehilangan indera penciuman Anda ketika sedang flu atau pilek, biasanya hal tersebut hanya berlangsung sementara saja. Akan tetapi, alangkah baiknya jika berkonsultasi kepada dokter untuk mencegah berbagai komplikasi anosmia yang bisa muncul.

Cara mengatasi hidung tidak bisa mencium bau dengan normal

Sebenarnya, tidak ada pengobatan yang benar-benar dikhususkan untuk mengatasi kondisi atau gangguan hidung jenis ini. Terkadang, gangguan pada indera penciuman hanya terjadi sementara dan akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu.

Para peneliti melihat bahwa penggunaan vitamin A dan zat besi dalam dosis yang cukup, memang membantu. Akan tetapi, hal ini tidak dapat dikatakan sebagai obat yang cukup ampuh untuk mengobati masalah pada hidung Anda.

Jika kondisi ini sangat mengganggu Anda, Anda bisa menanyakan kepada dokter Anda perawatan apa yang bisa dilakukan. Misalnya, operasi pengangkatan polip atau operasi septum hidung. Atau menggunakan steroid dan antihistamin.

Nah, apabila hidung tidak bisa mencium bau dengan normal, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Hal tersebut bertujuan agar Anda tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan kondisi Anda.

Gangguan pada indera penciuman memang dapat memberikan efek buruk terhadap kesehatan dan lingkungan Anda. Mulai dari salah mengenali bau hingga hilangnya kemampuan penciuman Anda, semuanya berpengaruh pada aspek kehidupan Anda sehari-hari.

Oleh karena itu, apabila Anda mengalami masalah-masalah di atas, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Parosmia and Phantosmia – Fifth Sense. (n.d.). Retrieved October 22, 2020, from http://www.fifthsense.org.uk/parosmia-and-phantosmia/ 

Lost or changed sense of smell – NHS. (2017). Retrieved October 22, 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/lost-or-changed-sense-smell/ 

Hyposmia and Anosmia – McGovern Medical School. (n.d.). Retrieved October 22, 2020, from https://med.uth.edu/orl/2020/01/09/hyposmia-and-anosmia/

Swanson, JW. (2020). Phantosmia: What causes olfactory hallucination? – Mayo Clinic. Retrieved October 22, 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/temporal-lobe-seizure/expert-answers/phantosmia/faq-20058131

Smell Disorders – NIDCD. (2017). Retrieved October 22, 2020, from https://www.nidcd.nih.gov/health/smell-disorders

What Your Nose Knows – News in Health. (2016). Retrieved October 22, 2020, from https://newsinhealth.nih.gov/2016/08/what-your-nose-knows

Pekala, K., Chandra, R. K., & Turner, J. H. (2016). Efficacy of olfactory training in patients with olfactory loss: a systematic review and meta-analysis. International forum of allergy & rhinology6(3), 299–307. https://doi.org/10.1002/alr.21669

Wongrakpanich, S., Petchlorlian, A., & Rosenzweig, A. (2016). Sensorineural Organs Dysfunction and Cognitive Decline: A Review Article. Aging and disease7(6), 763–769. https://doi.org/10.14336/AD.2016.0515

Hummel, T., Landis, B. N., & Hüttenbrink, K. B. (2011). Smell and taste disorders. GMS current topics in otorhinolaryngology, head and neck surgery10, Doc04. https://doi.org/10.3205/cto000077

Schmidt, F. A., Maas, M. B., Geran, R., Schmidt, C., Kunte, H., Ruprecht, K., Paul, F., Göktas, Ö., & Harms, L. (2017). Olfactory dysfunction in patients with primary progressive MS. Neurology(R) neuroimmunology & neuroinflammation4(4), e369. https://doi.org/10.1212/NXI.0000000000000369

Versi Terbaru

08/05/2021

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Nimas Mita Etika M


Artikel Terkait

Pengobatan Tradisional Gurah Hidung untuk Sinusitis, Apakah Aman?

5 Cara Tepat Merawat Hidung agar Tetap Bersih dan Sehat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 08/05/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan