backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Terlalu Banyak Tidur? Bisa Jadi Ini Tanda Depresi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 29/03/2021

    Terlalu Banyak Tidur? Bisa Jadi Ini Tanda Depresi

    Pernahkah Anda merasa bahwa Anda terlalu banyak tidur daripada biasanya? Jika benar, itu mungkin merupakan tanda depresi. Gangguan tidur dan depresi memang terlihat seperti dua hal yang berbeda, namun kedua bisa memiliki faktor pemicu dan gejala yang sama. Bahkan, kedua kondisi ini mungkin bisa diatasi dengan strategi pengobatan yang sama. 

    Apa alasan terlalu banyak tidur bisa jadi tanda depresi?

    Gangguan tidur adalah salah satu tanda utama dari depresi. Saat mengalami depresi, Anda mungkin tidak bisa tidur, atau justru tidur terlalu banyak.

    Bagi orang yang menderita kelebihan tidur atau hipersomnia, ini sebenarnya merupakan gangguan medis. Pada kebanyakan pasien depresi, kurang tidur atau insomnia adalah hal yang sangat umum. Begitu pula sebaliknya, penderita insomnia berisiko 10 kali lebih besar untuk terkena depresi dibanding mereka yang tidur dengan nyenyak.

    Depresi membuat Anda merasa sedih, kehilangan harapan, tidak bernilai, dan tidak berdaya. Tentu saja, semua orang bisa merasa sedih atau down dari waktu ke waktu, tetapi saat Anda merasa sedih untuk jangka waktu yang lama dan perasaan tersebut menjadi intens, suasana hati yang depresi dan gejala fisik yang ditimbulkan dapat mencegah Anda untuk menjalani hidup yang normal.

    Gejala depresi lainnya termasuk:

    • merasa sangat sedih atau kosong
    • merasas kehilangan harapan, tidak bernilai, atau bersalah
    • merasa sangat lelah dan lamban, atau cemas dan lekas marah
    • kehilangan kenikmatan dari banyak hal yang sebelumnya dirasa menyenangkan
    • kurang berenergi
    • sulit untuk berkonsentrasi, berpikir, atau membuat keputusan
    • perubahan napsu makan yang bisa menyebabkan perubahan berat badan
    • berkurangnya atau bertambahnya kebutuhan untuk tidur

    Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas selama lebih dari dua minggu, Anda sebaiknya menemui dokter untuk diagnosis yang tepat.

    Mengapa terlalu banyak tidur berefek negatif?

    Tentu saja, tidak semua orang terlalu banyak tidur merupakan tanda ia sedang mengalami depresi. Kemungkinan penyebab kelebihan tidur lainnya termasuk penggunaan zat-zat tertentu, seperti alkohol dan beberapa obat resep. Selain itu, ada juga orang yang hanya ingin tidur lama. Namun, jika dibiasakan, terlalu banyak tidur bisa memicu risiko kesehatan berikut ini:

    1. Diabetes

    Orang yang terlalu banyak tidur atau kurang tidur lebih berisiko terkena diabetes.

    2. Obesitas

    Kenaikan berat badan bisa diakibatkan oleh kelebihan tidur. Sebuah studi pada kaitan antara tidur dan obesitas menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 9 atau 10 jam setiap malamnya 21% lebih berisiko untuk mengalami obesitas dalam jangka waktu enam tahun, dibanding orang yang tidur selama 7-8 jam dalam semalam.

    3. Sakit kepala

    Anda mungkin berpikir bahwa tidur yang lebih banyak akan membantu menghilangkan sakit kepala Anda. Namun ternyata pada beberapa orang, tidur lebih lama di akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala. Terlalu banyak tidur bisa memengaruhi kimiawi di otak yang bisa menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

    4. Sakit punggung

    Jaman dahulu, orang dengan sakit punggung sering diminta untuk lebih banyak beristirahat. Namun, pengetahuan modern membuktikan bahwa solusi kuno ini salah dan bahkan bisa membuat kondisi Anda memburuk. Olahraga teratur diperlukan untuk menjaga fleksibilitas. Jika Anda menderita sakit punggung, konsultasikan pada dokter. Ia mungkin akan menganjurkan Anda untuk tidur tidak lebih banyak daripada biasanya, jika memungkinkan.

    5. Depresi

    Meskipun insomnia lebih umum dikaitkan dengan depresi, daripada terlalu banyak tidur sebagai tanda depresi. Namun, sekitar 15% penderita depresi terlalu banyak tidur. Ini pada akhirnya akan membuat depresi mereka bertambah buruk, karena kebiasaan tidur yang teratur penting untuk proses pemulihan.

    6. Kematian

    Beberapa studi telah menemukan bahwa orang yang tidur 9 jam atau lebih di malam hari memiliki tingkat kematian yang secara signifikan lebih tinggi dibanding orang yang tidur selama 7-8 jam semalam. Alasan spesifik untuk korelasi ini belum ditentukan, tetapi para peneliti menemukan bahwa depresi dan status sosial-ekonomi yang rendah juga memiliki kaitan dengan tidur lebih lama. Mereka berspekulasi bahwa faktor-faktor ini bisa jadi berkaitan dengan peningkatan tingkat kematian yang diamati pada orang yang terlalu banyak tidur.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 29/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan