Sebelum melibatkan obat-obatan, langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental adalah terapi perilaku kognitif. Lalu, bagaimana cara kerja dari terapi psikologis atau psikoterapi ini? Simak jawabannya dalam ulasan di bawah ini.
Apa itu terapi perilaku kognitif?
Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) adalah jenis psikoterapi yang bertujuan untuk memperbaiki proses pola pikir dan perilaku Anda.
Jenis terapi ini mengajak Anda bertatap muka dengan terapis untuk menggali penyebab dari kondisi yang sedang Anda alami.
Kemudian, terapis akan mengajak Anda untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang keliru secara bertahap.
Sebagai contoh, merokok selama ini sering dianggap bisa mengalihkan stres. Teknik CBT dapat membantu Anda menyadari bahwa pola pikir tersebut salah dan perlu diubah.
Tidak hanya mengubah pola pikir, Anda juga akan diajarkan perilaku baru yang lebih berguna untuk mengalihkan stres, seperti olahraga, menulis jurnal, atau menarik napas dalam.
Anak-anak atau orang dewasa bisa mengikuti terapi ini. Namun, anak-anak sebaiknya dirujuk kepada terapis yang terbiasa menghadapi pasien anak-anak.
Manfaat terapi perilaku kognitif
Psikoterapi dengan teknik CBT dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai gangguan mental.
Terkadang, terapi ini bisa diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu supaya manfaatnya menjadi lebih maksimal.
Beberapa kondisi yang dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif antara lain:
- depresi,
- gangguan kecemasan,
- gangguan stres pascatrauma (PTSD),
- kecanduan, baik itu alkohol, rokok, obat-obatan, atau judi,
- fobia atau trauma psikologis,
- gangguan kepribadian ganda,
- gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia,
- stres karena pekerjaan atau hubungan,
- gangguan tidur,
- gangguan obsesif-kompulsif (OCD), termasuk obsesi untuk menimbun barang (hoarding disorder), dan
- kesedihan yang mendalam karena kehilangan orang tercinta.
Prosedur terapi perilaku kognitif
Saat sesi terapi CBT, terapis akan meminta Anda untuk menceritakan keluhan saat ini. Anda tak perlu takut untuk menyampaikan semuanya dengan jujur, sebab terapis akan menjaga kerahasiaan dan tidak akan menghakimi Anda.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut adalah prosedur umum dari cognitive behavioral therapy.
1. Mencari tahu akar masalah
Awalnya, ceritakan keluhan Anda kepada terapis. Keluhan ini dapat berupa kecanduan alkohol, insomnia, kegagalan dalam hubungan, atau amarah yang meledak-ledak.
Anda dan terapis terlebih dahulu akan sama-sama menentukan akar permasalahan yang ingin diselesaikan serta tujuan akhir yang ingin dicapai.
2. Menyadari perasaan dan pikiran yang muncul
Terapis selanjutnya akan meminta Anda untuk menceritakan perasaan atau pikiran yang timbul ketika terjadi suatu masalah.
Sebagai contoh, Anda mungkin merasa lega ketika mabuk alkohol semalaman. Pasalnya, Anda percaya minuman tersebut bisa membantu Anda melupakan masalah dan mengusir stres.
Pada tahap ini, Anda akan diminta mencatat perasaan dan pikiran yang muncul di dalam sebuah jurnal.
3. Mengelola pola pikir yang salah atau negatif
Untuk membantu menyadarkan bahwa pola pikir tersebut salah, terapis akan mengajak Anda untuk membandingkannya dengan situasi yang berbeda.
Pada tahap ini, Anda harus benar-benar memperhatikan reaksi fisik, emosional, dan psikologis yang muncul ketika Anda tidak sedang berkutat dengan masalah tersebut.
4. Membentuk ulang pola pikir yang salah atau negatif
Terapis akan mengajak Anda untuk menilai apakah pola pikir dan cara pandang terhadap suatu kondisi didasarkan oleh akal sehat atau justru oleh pandangan yang keliru.
Pada akhirnya, Anda diajak memahami letak kekeliruan dalam pola pikir Anda. Sebagai contoh, alkohol sebenarnya tidak membantu Anda mengatasi stres kerja akibat tekanan di kantor.
Terapis akan membantu menanamkan pola pikir yang lebih baik ini secara bertahap. Tujuannya agar Anda bisa mengendalikan pola pikir dan perilaku ketika masalah muncul.
Tips agar terapi perilaku kognitif berjalan lancar
- Aktif mengikuti tiap sesinya dengan baik.
- Terbuka dan percaya kepada terapis.
- Mengikuti rencana perawatan yang telah disusun dengan benar.
- Jangan berharap untuk pulih dalam waktu instan.
- Jika Anda merasa terapi tidak membantu, sampaikan pada terapis.
Keunggulan terapi perilaku kognitif
Psikoterapi menitikberatkan pola pikir yang terbentuk semasa Anda kecil. Sementara itu, terapi perilaku fokus pada hubungan antara masalah, pola pikir, dan perilaku Anda.
Terapi perilaku kognitif menggabungkan teknik dari kedua terapi tersebut. Apabila dibandingkan dengan terapi lainnya, berikut ini adalah keunggulan dari CBT.
- Fokus pada satu masalah dalam hidup sehingga Anda tidak akan dipusingkan oleh masalah dan keluhan lainnya.
- Terstruktur karena Anda tidak perlu menjelaskan keseluruhan rincian hidup sejak masa lalu dan hanya perlu membahas satu masalah yang hendak diselesaikan.
- Mampu menentukan satu tujuan yang sangat spesifik untuk dicapai saat terapi selesai.
- Bersifat terbuka sehingga Anda dapat mendiskusikan jalan terbaik tanpa dipaksa atau dicekoki saran terapis yang tidak sesuai dengan diri Anda.
- Tidak memakan banyak waktu karena besar harapannya Anda sudah menunjukkan kemajuan yang berarti dalam 10–20 kali pertemuan.
Kekurangan terapi perilaku kognitif
Meski CBT sangat bermanfaat untuk kesehatan mental, mungkin tidak semua kalangan cocok dengan terapi ini. CBT juga memiliki kekurangan sehingga kurang efektif bagi beberapa orang.
Beberapa kekurangan dari terapi perilaku kognitif adalah sebagai berikut.
- Membutuhkan komitmen dan motivasi diri yang kuat sehingga terapi ini tidak akan efektif bila Anda menjalaninya dengan terpaksa.
- Kurang efektif untuk membantu pasien yang mempunyai lebih dari satu masalah mental.
- Tidak mendalami kejadian pada masa lalu atau faktor eksternal yang bisa memengaruhi pembentukan pola pikir dan perilaku Anda.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari terapi ini, gangguan mental yang Anda alami perlu mendapatkan perhatian serius dan penanganan yang tepat.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah mental tertentu, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter atau psikolog untuk mencegahnya bertambah parah.
Kesimpulan
- Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah bentuk psikoterapi yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku negatif dengan cara yang lebih sehat dan positif.
- CBT bermanfaat untuk mengatasi gangguan mental, termasuk stres, depresi, gangguan kecemasan, fobia, kecanduan, hingga gangguan tidur.
- Meski lebih unggul karena berfokus pada satu masalah, teknik CBT kurang mendalami faktor eksternal atau masa lalu yang memengaruhi kondisi pasien.