Kekurangan testosteron dapat mengganggu fungsi seksual pria dan bahkan menjadi penyebab disfungsi ereksi. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah terapi suntik hormon testosteron.
Seperti terapi lainnya yang melibatkan hormon, suntik testosteron tentu memiliki manfaat dan risiko sendiri. Sebelum menjalani terapi testosteron, mari simak informasi selengkapnya berikut ini.
Apa itu testosteron?
Testosteron adalah hormon steroid pria yang berperan dalam perkembangan sistem reproduksi pria, produksi sperma, serta kesuburan.
Pada masa pubertas, hormon ini juga akan memengaruhi perkembangan penis dan testis, hingga tumbuhnya kumis, jenggot, dan rambut kemaluan pria.
Selain itu, hormon yang dihasilkan pada testis pria ini juga berperan dalam mengatur lemak tubuh, massa otot, kepadatan tulang, jumlah sel darah merah, dan suasana hati.
Mengutip laman Mount Sinai Health System, kadar normal testosteron pada pria dewasa adalah sekitar 300 hingga 1.000 ng/dL.
Hasil pemeriksaan di bawah rentang tersebut menandakan kekurangan hormon testosteron.
Jika Anda mengalami kekurangan testosteron, dokter Anda dapat menyarankan terapi hormon dalam bentuk suntik/injeksi testosteron (suntik hormon pria).
Manfaat suntik hormon testosteron
Tujuan terapi suntik hormon testosteron adalah untuk mengatur kadar hormon pada pria yang mengalami gejala kekurangan testosteron.
Beberapa manfaat yang dapat Anda rasakan setelah menjalani terapi hormon testosteron antara lain:
- peningkatan gairah seksual,
- perbaikan gejala disfungsi ereksi,
- tubuh yang lebih bertenaga,
- perbaikan suasana hati, dan
- peningkatan jumlah sperma.
Selain keuntungan tersebut, injeksi testosteron juga dapat memperbaiki komposisi otot.
Secara umum, pria memiliki lebih sedikit lemak tubuh daripada wanita. Hal ini dipengaruhi oleh testosteron yang mengatur persebaran lemak dan menjaga otot dalam tubuh Anda.
Saat kadar testosteron berkurang, Anda mungkin menyadari bahwa lemak tubuh Anda bertambah, sementara ukuran otot berkurang atau melemah.
Injeksi testosteron dapat membantu mengatasi hal ini. Hanya saja, terapi hormon pria tidak dapat memberikan hasil yang signifikan.
Jadi, sebaiknya Anda jangan hanya berharap dari terapi hormon jika menginginkan tubuh yang lebih berotot.
Terapi testosteron dapat meningkatkan massa otot, tetapi tidak meningkatkan kekuatan otot. Konsultasikan pada dokter Anda untuk mendapatkan solusi yang sesuai.