backup og meta

Penis Patah

Penis Patah

Tahukah kalau penis juga bisa patah? Meski jarang terjadi, penis patah adalah kondisi darurat medis yang perlu penanganan segera untuk menghindari komplikasi, seperti disfungsi ereksi permanen. Simak gejala, penyebab, dan cara menanganinya berikut ini.

Apa itu penis patah?

Penis patah adalah kondisi yang terjadi akibat bengkoknya penis ketika ereksi secara tiba-tiba. Hal ini memicu robekan pada tunica albuginea, yakni lapisan dalam pada penis ereksi

Kondisi yang dalam istilah medis disebut fraktur penis (penile fracture) ini dapat menyebabkan hilangnya ereksi seketika. Dalam kasus ekstrem, robekan uretra bisa terjadi. 

Penis patah adalah kondisi darurat medis. Anda harus segera ke rumah sakit untuk menerima perawatan dan mencegah terjadinya kerusakan penis permanen.

Kasus fraktur penis terbilang jarang terjadi serta belum ada data yang cukup tentang kondisi ini. 

Penelitian pada The Journal of Sexual Medicine (2019) menemukan bahwa kasus fraktur penis di Amerika Serikat hanya terjadi pada satu dari 100.000 pria setiap tahunnya.

Kalangan yang cenderung mengalami kondisi ini yakni pria muda berusia 20–30 tahunan, yang lebih sering terlibat dalam aktivitas intim.

Tanda dan gejala penis patah

gejala fraktur penis

Penis patah terjadi akibat robekan pada tunica albuginea. Lapisan ini yang mengelilingi corpora cavernosa, yakni jaringan spons pada penis yang terisi dengan darah selama ereksi. 

Ketika tunica albuginea robek, darah yang umumnya berada di dalam ruang ini bocor keluar ke jaringan di sekitarnya.

Oleh sebab itu, Anda akan merasakan ciri-ciri penis patah, meliputi:

  • sakit dan nyeri penis yang parah,
  • terdengar suara patahan atau retak,
  • hilang ereksi seketika, 
  • penis bengkak dan memar, serta
  • perubahan warna batang penis akibat perdarahan di bawah kulit.

Patahnya penis juga bisa mencederai uretra, yakni saluran tempat keluarnya urine dan air mani. Kondisi ini dapat menyebabkan keluarnya darah dari lubang kencing.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera kunjungi instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit terdekat bila Anda mengalami gejala fraktur penis. Kegagalan memperbaiki cedera tunica albuginea dalam kurun waktu tertentu bisa menyebabkan disfungsi ereksi permanen.

Penyebab penis patah

Penis patah terjadi ketika trauma atau pembengkokan penis tiba-tiba yang mematahkan tunica albuginea dan bahkan corpora cavernosa yang berada di dalamnya. 

Beberapa penyebab umum penis patah yang mungkin Anda alami, meliputi:

  • pembengkokan penis saat berhubungan intim,
  • pukulan tajam ke penis yang sedang ereksi saat jatuh atau kecelakaan, serta
  • masturbasi berlebihan.

Fraktur penis berisiko terjadi ketika berhubungan dengan posisi wanita di atas (woman on top).

Hal ini terjadi saat penis tidak sengaja keluar dari vagina sehingga seluruh berat badan wanita menimpa penis yang sedang ereksi.

Tidak menutup kemungkinan, posisi seks lainnya, seperti misionaris atau akrobat seksual, juga bisa menyebabkan pria mengalami kondisi ini.

Penis patah juga berisiko terjadi ketika Anda melakukan seks anal, masturbasi yang berlebihan dan kasar, serta secara tidak sengaja berguling ke penis yang ereksi saat tidur. 

Dalam etnis tertentu, praktik “Taqaandan” yang dengan sengaja memaksakan membengkokkan penis ereksi selama masturbasi juga dapat menjadi penyebabnya.

Diagnosis penis patah

Dokter harus segera mendiagnosis pasien yang mengalami gejala penis patah. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan.

  • Riwayat kesehatan dan pemeriksaan medis untuk mengetahui gejala yang pasien alami.
  • Kavernosografi, yakni prosedur rontgen khusus yang dilakukan dengan menyuntikan zat pewarna kontras ke dalam pembuluh darah penis.
  • Ultrasonografi (USG) pada penis untuk mengetahui bagian dalam penis dengan bantuan gelombang suara.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) dengan pencitraan melalui medan magnet dan pulsa energi radio untuk menghasilkan gambaran detail bagian dalam penis.

Pasien mungkin juga memerlukan tes untuk mengecek kerusakan uretra. Pasalnya, sekitar 38% pria yang mengalami patah tulang penis juga mengalami kerusakan pada saluran uretra.

Pengobatan penis patah

operasi penis patah

Pengobatan penis patah akan melalui prosedur bedah. Hal ini bertujuan untuk memulihkan atau mempertahankan kemampuan untuk ereksi dan berkemih secara normal.

Dokter memberikan anestesi lokal, lalu membuka kulit lewat satu atau lebih sayatan pada penis. 

Setelah menemukan tepian robekan, dokter akan menutupnya dengan jahitan. Apabila robekan sangat luas atau sekitar setengah lingkar penis, dokter dapat melakukan hingga 10 jahitan. 

Dokter akan menutup semua luka robek pada penis. Operasi ini memerlukan waktu sekitar satu jam serta kebanyakan orang perlu rawat inap 1–3 hari sebelum pulang ke rumah.

Setelah menjalani pengobatan, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk memulihkan luka pascaoperasi

Penis patah membutuhkan waktu berbulan-bulan agar bisa sembuh total. Pemeriksaan lanjutan juga diperlukan untuk memeriksa aliran pembuluh darah pada penis.

Beberapa pria mungkin mengalami efek samping setelah operasi, seperti disfungsi ereksi, penis melengkung, dan ereksi menyakitkan. Namun, kondisi ini umumnya bersifat sementara.

Anda belum boleh berhubungan setidaknya satu bulan pascaoperasi. Selalu tanyakan ke dokter mengenai hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mendukung penyembuhan luka.

Pencegahan penis patah

Fraktur penis bisa dialami oleh siapa saja. Untuk menghindari risiko cedera penis ini, berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan.

  • Berhati-hari saat melakukan posisi seks yang berisiko, seperti woman on top.
  • Hindari melakukan gerakan mendadak ketika berganti posisi seks yang dapat membuat penis terbentuk atau tertekuk.
  • Gunakan pelumas yang aman sebelum berhubungan untuk mempermudah penetrasi. 
  • Hindari masturbasi yang terlalu kasar serta menekuk paksa penis yang sedang ereksi.
  • Kenakan pakaian atau celana dalam khusus untuk melindungi penis saat berolahraga.
  • Hindari terapi atau praktik untuk membesarkan penis yang malah meningkatkan risiko cedera pada penis.
  • Pastikan tidur dalam posisi telentang bila Anda sering ereksi pada malam hari.

Segera periksakan diri dengan dokter bila Anda merasakan gejala fraktur penis. Kondisi fraktur yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan jaringan parut dalam jangka panjang.

Selain memicu disfungsi ereksi, jaringan parut bisa memicu penyakit Peyronie, yakni keadaan penis melengkung secara ekstrem saat sedang ereksi.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

  • Penis patah adalah kondisi darurat medis yang terjadi akibat pembengkokan penis saat ereksi secara tiba-tiba.
  • Kondisi ini disebabkan oleh pembengkokan mendadak saat penis ereksi, yang biasanya terjadi saat berhubungan intim atau masturbasi berlebihan.
  • Guna mencegah fraktur penis, pastikan untuk menghindari tekanan berlebih pada penis dengan berhati-hati saat berhubungan dan gunakan pelumas yang aman.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Penile fracture. (n.d.). Weill Cornell Medicine. Retrieved February 3, 2025, from https://maleinfertility.org/sexual-medicine/peyronies-disease/penile-fracture

Penile fracture: What is it, causes, symptoms & treatment. (2021). Cleveland Clinic. Retrieved February 3, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21707-penile-fracture

Penis fracture: Is it possible? (2024). Mayo Clinic. Retrieved February 3, 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/sexual-health/expert-answers/penis-fracture/faq-20058154

Diaz, K.C., Leslie, S.W., & Cronovich, H.A. (2024). Penile Fracture. StatPearls Publishing. Retrieved February 3, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551618/

Simms, A., Baradaran, N., Lue, T. F., & Breyer, B. N. (2021). Penile Fractures: Evaluation and Management. The Urologic clinics of North America, 48(4), 557–563. https://doi.org/10.1016/j.ucl.2021.06.011

Rodriguez, D., Li, K., Apoj, M., & Munarriz, R. (2019). Epidemiology of Penile Fractures in United States Emergency Departments: Access to Care Disparities May Lead to Suboptimal Outcomes. The journal of sexual medicine, 16(2), 248–256. https://doi.org/10.1016/j.jsxm.2018.12.009

Amit, A., Arun, K., Bharat, B., Navin, R., Sameer, T., & Shankar, D. U. (2013). Penile fracture and associated urethral injury: Experience at a tertiary care hospital. Canadian Urological Association journal = Journal de l’Association des urologues du Canada, 7(3-4), E168–E170. https://doi.org/10.5489/cuaj.475

Versi Terbaru

03/02/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

5 Hal yang Tak Diduga Bisa Menyebabkan Penis Mengecil

Mana Posisi Penis di Celana Dalam yang Lebih Sehat: Ke Atas Atau Bawah?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan