backup og meta

Ini Posisi Berhubungan setelah Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera saraf tulang belakang dapat mengubah banyak aspek dalam kehidupan seseorang, termasuk kehidupan seksual. Namun, bukan berarti hubungan intim tidak lagi mungkin dilakukan. Lantas, bagaimana posisi berhubungan yang tepat dan aman setelah mengalami cedera saraf tulang belakang? Simak ulasannya di bawah ini.

Ini Posisi Berhubungan setelah Cedera Saraf Tulang Belakang

Apa yang harus diperhatikan saat berhubungan setelah cedera saraf tulang belakang?

Berhubungan intim setelah mengalami cedera tulang belakang mungkin akan terasa berbeda, tetapi bukan berarti tidak bisa memuaskan. 

Pasalnya, meski fungsi motorik dan kemampuan fisik berubah, hasrat akan kebutuhan seksual tidak akan hilang. 

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara pandang terhadap berhubungan intim dan bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh yang “baru”. 

Selain itu, berikut ini beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat berhubungan intim setelah mengalami cedera saraf tulang belakang. 

  • Perubahan sensasi, kemampuan orgasme, atau fungsi seksual seperti ereksi dan lubrikasi bisa terjadi, tergantung pada tingkat cedera. Oleh karena itu, komunikasi terbuka dengan pasangan sangat penting untuk saling memahami batasan dan kebutuhan.
  • Eksplorasi posisi yang aman, seperti posisi menyamping atau spooning, bisa membantu mengurangi tekanan pada tubuh dan membuat aktivitas seksual tetap menyenangkan setelah mengalami penyakit saraf satu ini.
  • Penting untuk memperhatikan efek samping obat yang mungkin memengaruhi gairah atau fungsi seksual.
  • Hubungan intim tidak harus selalu penetratif. Sentuhan, pelukan, dan keintiman emosional tetap dapat memberikan kepuasan.
  • Bila perlu, konsultasi kepada dokter atau terapis seksual untuk membantu menemukan cara terbaik untuk beradaptasi.

Intinya, dengan sikap terbuka, sabar, dan eksploratif, kehidupan seksual tetap bisa berjalan sehat dan memuaskan meski ada perubahan fisik akibat cedera.

Bagaimana posisi berhubungan setelah cedera saraf tulang belakang?

posisi tidur setelah berhubungan agar cepat hamil

Melalui penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menentukan posisi berhubungan bagi seseorang yang mengalami cedera saraf tulang belakang memang bukan hal yang mudah.

Apalagi, kondisi cedera ini dapat berdampak permanen kepada kekuatan, sensasi, dan fungsi organ tubuh lainnya yang berada di bawah area yang mengalami cedera.

Agar lebih aman, coba beberapa posisi berhubungan setelah mengalami cedera saraf tulang belakang berikut ini.

1. Spooning 

Melansir dari Journal of Spinal Cord Medicine, posisi spooning adalah pilihan utama bagi banyak pria pascacedera saraf tulang belakang karena menawarkan stabilitas dan dukungan penuh dari permukaan ranjang. 

Dalam posisi ini, pasangan wanita berbaring menyamping dengan lutut ditekuk ke arah dada, sedangkan pria mendekat dari belakang, memeluk tubuh pasangannya.

Dengan tubuh yang menempel sejajar pada kasur, pria tidak perlu menahan berat badannya sendiri atau menyeimbangkan tubuh, sehingga tekanan pada otot punggung dan pinggul berkurang drastis. 

Melalui posisi berhubungan cedera saraf tulang belakang ini, keintiman akan tetap terjaga karena kontak kulit ke kulit dan pelukan yang hangat, sekaligus mengurangi risiko cedera ulang. 

2. Duduk berhadapan

Bagi pria yang mengandalkan kursi roda, posisi duduk berhadapan memudahkan berhubungan intim setelah cedera saraf tulang belakang tanpa perlu banyak berpindah. 

Pria dan pasangannya bisa duduk saling berhadapan. Ini bisa di kursi roda, kursi biasa, atau di tepi ranjang. 

Dengan posisi ini, kedua tubuh berada pada ketinggian yang sama, sehingga memungkinkan kontak mata, ciuman, dan pelukan yang intim, sambil memberi kontrol penuh bagi pria terhadap sudut dan kedalaman gerakan. 

Dukungan punggung dapat diperkuat dengan bantal di belakang untuk menjaga kenyamanan sepanjang sesi.

3. Missionary

Posisi misionaris termodifikasi cocok untuk pria yang masih memiliki kekuatan tubuh bagian atas, tetapi kesulitan menopang beban secara penuh sebagai gejala penyakit saraf yang dialaminya.

Pasangan wanita berbaring telentang, sedangkan pria bersandar pada bantal atau wedge yang diletakkan di bawah bahu dan dada. 

Dengan elevasi ini, pria dapat mempertahankan sudut penetrasi tanpa harus menahan beban berat tubuhnya, sekaligus memberi ruang gerak tangan untuk stabilisasi. 

Keintiman tetap terjaga melalui tatapan dan sentuhan, sedangkan risiko tekanan berlebih pada area yang rentan dapat diminimalkan.

4. Women on Top 

Dalam posisi “wanita di atas”, pria berbaring telentang dan bertugas sebagai pendukung pasif, memungkinkan pasangan mengatur ritme, kecepatan, dan sudut penetrasi sesuai kenyamanan. 

Posisi berhubungan ini sangat menguntungkan bagi pria dengan cedera saraf tulang belakang yang mungkin kehilangan sebagian kontrol otot inti atau kesulitan mengangkat pinggul. 

Mengingat dalam posisi ini pria hanya perlu menyesuaikan sudut tubuhnya, ia dapat menikmati keintiman tanpa kelelahan atau tekanan ekstra. 

Kehadiran bantal di bawah lutut atau pinggul wanita juga dapat ditambahkan untuk kenyamanan tambahan.

5. Edge of Bed 

Melansir dari situs United Spinal Association, posisi edge of bed atau di tepi ranjang adalah posisi berhubungan cedera saraf tulang belakang yang tepat bagi pria yang kesulitan berpindah penuh ke ranjang. 

Pria duduk atau berbaring di tepi tempat tidur, sedangkan pasangan berdiri atau berlutut menghadapnya. 

Dengan demikian, pria dapat tetap pada permukaan yang rata dan stabil, entah itu kasur atau kursi dekat ranjang, sedangkan pasangannya menyesuaikan tinggi badan. 

Posisi ini memudahkan penetrasi dengan beban tubuh minimal, dan sudut yang dihasilkan dapat diatur dengan fleksibel sesuai kemampuan pria.

6. Doggy style 

Untuk pria yang masih memiliki kekuatan bagian atas, posisi doggy style termodifikasi bisa menjadi variasi menyenangkan dan aman sebagai posisi berhubungan setelah cedera saraf tulang belakang. 

Pasangan wanita menumpu tubuh di atas bantal atau kasur dengan tangan dan lutut sedikit merunduk, sedangkan pria bisa memilih untuk berlutut di samping ranjang atau duduk dengan tumpuan punggung yang baik. 

Dukungan tambahan dari bantal di dada wanita membantu menjaga stabilitas, sementara pria tidak perlu menyeimbangkan keseluruhan berat badannya.

Posisi ini memberikan sudut penetrasi berbeda dan memungkinkan stimulan tambahan pada zona erogen (area tubuh yang sensitif terhadap rangsangan) baru.

Dengan memahami karakteristik setiap posisi dan menyesuaikannya dengan tingkat cedera, Anda dapat terus menjalani kehidupan seksual yang memuaskan dan aman meski menghadapi cedera saraf tulang belakang.

Selalu komunikasikan kenyamanan dan batasan tubuh masing-masing, serta gunakan bantal atau alat bantu lain untuk memaksimalkan dukungan dan mengurangi risiko luka tekan.

Jika ada kekhawatiran atau pertanyaan seputar berhubungan intim setelah cedera saraf tulang belakang, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.

Kesimpulan

  • Cedera saraf tulang belakang memang dapat memengaruhi fungsi seksual, mulai dari perubahan sensasi hingga kesulitan melakukan posisi tertentu.
  • Namun, hal ini bukan berarti kehidupan seksual berakhir. Kunci utamanya terletak pada komunikasi terbuka dengan pasangan, memahami batasan tubuh, serta berani mengeksplorasi posisi yang aman dan nyaman.
  • Posisi seperti spooning, duduk berhadapan, hingga edge of bed bisa menjadi pilihan yang lebih stabil dan minim tekanan.
  • Penggunaan bantal, alat bantu, serta konsultasi kepada tenaga medis atau terapis seksual juga dapat membantu menyesuaikan aktivitas seksual dengan kondisi fisik yang baru.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sramkova, T., Skrivanova, K., Dolan, I., Zamecnik, L., Sramkova, K., Kriz, J., Muzik, V., & Fajtova, R. (2017). Women’s Sex Life After Spinal Cord Injury. Sexual medicine, 5(4), e255–e259. Retrieved June 25, 2025, from https://doi.org/10.1016/j.esxm.2017.07.003

Courtois, F., Alexander, M., & McLain, A. B. J. (2017). Women’s Sexual Health and Reproductive Function After SCI. Topics in spinal cord injury rehabilitation, 23(1), 20–30. Retrieved June 25, 2025, from https://doi.org/10.1310/sci2301-20

Hess, M. J., & Hough, S. (2012). Impact of spinal cord injury on sexuality: broad-based clinical practice intervention and practical application. The journal of spinal cord medicine, 35(4), 211–218. Retrieved June 25, 2025, from https://doi.org/10.1179/2045772312Y.0000000025

Sexual Function for Women After Spinal Cord Injury. (N.d.). Retrieved June 25, 2025,from https://craighospital.org/resources/sexual-function-for-women-after-spinal-cord-injury

Positioning with Partners. (n.d.). Retrieved June 25, 2025, from https://www.sexualitysci.org/positioning-partners

Sexuality and Intimacy After a Spinal Cord Injury. (N.d.). Retrieved June 25, 2025, from https://www.flota.org/assets/Conference/Conf18/handout/1019Sexuality%20and%20Intimacy%20After%20a%20Spinal%20Cord%20Injury.pdf

Rahman, C. (2023). Sexual Positions for Men with Spinal Cord Injuries. Retrieved June 25, 2025, from https://unitedspinal.org/sexual-positions-men-spinal-cord-injuries/

Sexual Function for Men After Spinal Cord Injury. (N.d.). Retrieved June 25, 2025, from https://craighospital.org/resources/sexual-function-for-men-after-spinal-cord-injury

Versi Terbaru

07/07/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Hal yang Sebaiknya Dilakukan setelah Berhubungan

Mengenal Laminektomi untuk Mengatasi Nyeri Tulang Belakang


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 07/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan