Seiring bertambahnya usia, tentu banyak juga perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri. Mulai dari perubahan penampilan—seperti pertambahan kerutan—hingga perubahan gairah seksual yang membuat ranjang bisa jadi tak lagi hangat. Penurunan gairah seksual ini yang mungkin bisa memantik pergesekan di dalam rumah tangga. Mengetahui perubahan apa saja yang terjadi, dapan membantu Anda mengantisipasinya. Yuk, cari tahu!
Penyebab gairah seksual yang terjadi di usia paruh baya
Perubahan gairah seksual pada pasangan yang memasuki usia paruh baya disebut-sebut disebabkan oleh penurunan produksi hormon seks. Ya, berkurangnya hormon estrogen pada perempuan dan testoteron pada pria memiliki andil yang cukup besar pada menurunnya keinginan berhubungan seks.
Usia sendiri diamini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kedua hormon itu menurun.
Marilyn Mitchell, dari Loyola University Medical Center, merupakan seorang dokter yang secara khusus mempelajari masalah reproduksi. Menurutnya, tak hanya menurunnya hormon seks, perubahan gairah seks juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis.
Tingkat emosi juga turut berkaitan karena ini berkaitan dengan peran-peran yang Anda mainkan dalam hubungan asmara.
Mitchell menjelaskan bahwa terdapat empat komponen seksualitas yang berubah dan dapat menjadi tantangan dalam menjaga keintiman hubungan, di antaranya:
1. Persepsi diri
Pertambahan usia umumnya juga diiringi dengan perubahan kondisi fisik. Kenaikan berat badan, perubahan bentuk tubuh, dan menurunnya kebugaran kerap kali membuat Anda merasa kurang bergairah. Akibatnya, Anda pun tak berselera melakukan hubungan seksual.
Keengganan itu bisa berasal dari rasa tidak percaya diri, fisik yang tak seaktif dulu, atau memang lebih mudah lelah. Padahal, keintiman dalam bercinta sangat dipengaruhi oleh keinginan berhubungan seks yang muncul di awal.
Agar perubahan ini tak sampai memengaruhi gairah seksual Anda berlarut-larut, cobalah untuk menghargai diri Anda sendiri. Cobalah pula untuk menerima dan menjalani hidup dengan senang hati. Dengan begitu, hidup pun akan menjadi lebih berwarna.
2. Perbedaan prioritas
Di usia pertengahan, biasanya pasangan memiliki prioritas masing-masing dalam hubungan. Wanita akan lebih berfokus pada kebutuhan dan perawatan diri. Hal ini membuat kaum wanita lebih sering melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kreativitas dan dirinya.
Sementara itu, laki-laki pada usia paruh baya, umumnya mendambakan keseimbangan hidup antara bekerja dan menikmati hidup. Mereka menginginkan kehidupan yang lebih santai dan gemar berekreasi di waktu luang.
Perbedaan kondisi inilah yang juga bisa memengaruhi hubungan Anda, bahkan tak hanya soal gairah seksual. Untuk menyiasatinya, pastikan Anda membangun komunikasi yang baik di dalam hubungan sehingga tak ada yang merasa terabaikan.
3. Hasrat seksual
Pada usia paruh baya, wanita mungkin akan mengalami fase yang disebut perimenopause hingga menopause. Pada fase inilah, wanita akan mengalami perubahan gairah seksual yang sangat signifikan. Mereka bisa sampai Wanita bisa kehilangan hasrat seksual atau libido dan tak berkeinginan melakukan hubungan seks sama sekali.
Sekalipun keinginan berhubungan seks menurun, nyatanya kemampuan orgasme tidak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh San Diego School of Medicine, kepuasan seksual wanita justru meningkat seiring bertambahnya usia. Terlepas dari aktif atau tidaknya melakukan hubungan seksual.
Sementara itu, pada laki-laki juga terjadi penurunan hasrat seksual. Namun, ada pula kasus di mana salah satu pasangan memiliki hasrat seksual yang konsisten atau bahkan mengalami peningkatan libido.
Nah, keinginan berhubungan seks yang tidak klop ini bisa jadi tantangan yang cukup rumit. Cobalah bicarakan dengan pasangan mengenai cara terbaik. Anda mungkin bisa juga mencoba suasana baru agar kehangatan dalam berhubungan seks tetap terjaga
4. Respons seksual
Pasangan paruh baya bisa saja kesulitan untuk mencapai orgasme bersamaan. Keterlambatan orgasme pasangan bisa saja menjadi cikal bakal munculnya ketidakpuasan dalam bercinta. Cenderungnya, hal ini terjadi pada wanita. Sementara itu, kesulitan orgasme yang dialami laki-laki disebabkan oleh kegagalan ereksi saat bercinta.
Lagi-lagi, di sini komunikasi menjadi kunci utama. Wanita memang dikenal lebih lama mengalami orgasme. Namun, dengan komunikasi yang intens saat berhubungan seks, kepuasan bersama bisa diraih
[embed-health-tool-ovulation]