backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Gay dan Lesbian, Benarkah karena Gangguan Mental?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Penyebab Gay dan Lesbian, Benarkah karena Gangguan Mental?

    Homoseksualitas adalah orientasi seksual yang menunjukkan ketertarikan terhadap orang lain yang memiliki jenis kelamin atau gender yang sama (penyuka sesama jenis). Penelitian awal menyebutkan gangguan mental sebagai penyebab seseorang menjadi penyuka sesama jenis. Hal ini kemudian menciptakan diskriminasi dan stigma terhadap gay dan lesbian di masyarakat. 

    Namun, semenjak tahun 1987 berbagai lembaga kesehatan di dunia, termasuk American Psychiatric Association (APA), tidak lagi menggolongkan homoseksual sebagai gangguan mental.

    Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa dari Kementerian Kesehatan RI juga menjelaskan bahwa homoseksual tidak termasuk ke dalam gangguan jiwa. Homoseksual juga bukanlah bentuk penyimpangan atau gangguan seksual

    Hingga saat ini, penjelasan dari penyebab mengapa seseorang menjadi penyuka sesama jenis (homoseksual) masih terus ditelusuri oleh para ahli dan peneliti. 

    Apa penyebab seseorang menjadi penyuka sesama jenis?

    pasangan gay ciri-ciri

    Penelitian terhadap orientasi seksual, yaitu ketertarikan secara emosional, personal, dan seksual terhadap orang lain, telah banyak dilakukan selama 50 tahun terakhir. 

    Namun sampai saat ini, belum ada konsensus (kesepakatan ilmiah) di antara para ahli dan peneliti mengenai penyebab berbagai orientasi seksual seperti gay, lesbian, atau biseksual.

    Bahkan, orientasi seksual yang lebih umum, yaitu ketertarikan terhadap lawan jenis (heteroseksual), belum dapat dijelaskan secara pasti penyebabnya. 

    Melansir penjelasan APA, sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan kemungkinan bahwa faktor biologis, perkembangan psikologis, serta pengaruh lingkungan sosial dan budaya dapat memengaruhi orientasi seksual seseorang. 

    Akan tetapi, belum ada penemuan yang bisa menyimpulkan secara menyeluruh faktor-faktor apa saja yang pasti menentukan orientasi seksual. 

    Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa faktor biologis dan lingkungan memiliki peranan yang kompleks dalam membentuk orientasi seksual.  

    Temuan penelitian lainnya

    Hal lain yang juga diketahui dari berbagai penelitian adalah orientasi seksual seseorang berasal dari perasaan ketertarikan atau keinginan dari dalam diri. Jadi, seseorang tidak memilih menjadi penyuka sesama jenis atau lawan jenis. 

    Oleh karena itu, faktor pergaulan bukanlah penyebab seseorang menjadi homoseksual. Seseorang atau kelompok tidak bisa memaksa atau mengubah orang yang menyukai lawan jenis menjadi penyuka sesama jenis, ataupun sebaliknya. 

    Hal tersebut juga dijelaskan dalam hasil penelitian dari Association for Psychological Science. Peneliti menyebutkan bahwa orientasi seksual tidak bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

    Sedikit juga bukti yang menyebutkan bahwa lingkungan sosial yang lebih toleran (tidak konservatif) merupakan penyebab lebih banyak orang menjadi penyuka sesama jenis. 

    Di samping itu, banyak peneliti yang menganggap bahwa orientasi seksual layaknya sebuah spektrum, dengan heteroseksual dan homoseksual berada di kedua ujungnya. 

    Beberapa orang bisa lebih condong ke ujung spektrum heteroseksual yang membuat mereka tertarik terhadap lawan jenis. Sebaliknya, ada pula yang cenderung berada di ujung spektrum homoseksual sehingga tertarik dengan sesama jenis. 

    Faktor-faktor yang diduga memengaruhi orientasi seksual

    Orientasi seks gender

    Sejauh ini, beberapa faktor diketahui berkaitan dengan penyebab mengapa seseorang menjadi penyuka sesama jenis atau penyuka lawan jenis. 

    Akan tetapi, peneliti belum bisa menjelaskan hubungan faktor tersebut secara langsung dengan timbulnya rasa ketertarikan secara seksual, personal, ataupun emosional terhadap lawan jenis atau sesama jenis. 

    Berikut adalah faktor-faktor yang dipercaya berkaitan dengan penyebab orientasi seksual.

    1. Profil genetik tertentu

    Beberapa peneliti menduga terdapat kode genetik khusus yang membedakan homoseksual dengan heteroseksual, yaitu Xq28. Mengingat beberapa karakter genetik tertentu juga bisa memengaruhi sifat individu, perilaku, atau kondisi psikologis seseorang. Gen Xq28 ini diketahui berasal dari garis keturunan ibu. 

    2. Hormon dalam kandungan 

    Penelitian Anthony Bogaert pada tahun 2018 menunjukkan teori laki-laki yang memiliki lebih banyak kakak laki-laki cenderung menjadi penyuka sesama jenis. 

    Teori yang berkaitan dengan penyebab gay ini berhubungan dengan antibodi ibu saat mengandung janin laki-laki. 

    Beberapa ibu hamil membentuk antibodi terhadap protein Y (antiNLGN4Y) yang berperan dalam pembentukan otak janin laki-laki. Pembentukan antiNLGN4Y ini semakin sering terjadi setiap kali ibu mengandung janin laki-laki. 

    Respons antibodi ini akan memengaruhi struktur otak yang mendasari orientasi seksual pada anak laki-laki yang akan lahir kemudian. 

    Hal ini terlihat pada plasma darah ibu dari laki-laki gay yang memiliki anak laki-laki cenderung memiliki antiNLGN4Y yang lebih tinggi dibandingkan ibu dari anak laki-laki heteroseksual. 

    3. Bentuk otak

    Ada studi yang menunjukkan kesamaan ukuran sel hipotalamus pada otak laki-laki gay dengan perempuan heteroseksual. Kesamaan ini juga ditemukan pada struktur otak dari perempuan lesbian dengan laki-laki heteroseksual.

    Terdapat pula penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat bagian otak dari seorang homoseksual, yaitu anterior cingulate cortex, yang lebih tebal dibandingkan seorang heteroseksual.

    Namun, peneliti tidak dapat menjelaskan bagaimana persamaan dan perbedaan struktur otak tersebut bisa menyebabkan seseorang menjadi penyuka sesama jenis atau lawan jenis.

    4. Trauma masa kecil

    Ada satu penelitian yang dilakukan di Kinsey Institute kepada 1000 orang homoseskual dan 500 orang heteroseksual. Penelitian ini mengamati kondisi psikologis yang mungkin memengaruhi orientasi seksual.

    Peserta yang menyatakan dirinya sebagai gay atau lesbian umumnya mengalami salah satu pengalaman traumatis seperti kekerasan seksual di masa kecil, hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis, dan ditinggalkan oleh orang tua.   

    Akan tetapi, banyak juga peserta yang mengalami trauma psikologis sejak kecil yang memiliki orientasi heteroseksual. 

    Para ahli dan peneliti menduga beberapa faktor di atas bisa berkaitan dengan pembentukan orientasi seksual seseorang. Namun, penyebab seseorang menjadi penyuka sesama jenis belum diketahui secara pasti. 

    Meski begitu, masih banyak diskriminasi, perlakuan negatif, dan stigma terhadap kelompok homoseksual. Maka dari itu, tidak sedikit gay atau lesbian yang lebih memilih untuk menyembunyikan orientasi seksualnya.

    Jika merasa tidak yakin dengan orientasi seksual Anda, tak perlu merasa khawatir karena tidak berarti ada yang salah dengan diri Anda. Hal ini sebenarnya normal dialami oleh siapapun.

    Tak ada salahnya untuk melakukan konseling psikologi dengan ahli seperti psikolog atau psikiater untuk membantu Anda mengenal diri lebih dalam. Satu-satunya orang yang dapat menentukan orientasi seksual Anda adalah diri Anda sendiri. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan