Seorang pria punya alat kelamin khas berupa penis dan testis. Sementara seorang wanita lahir dengan payudara, vagina, dan rahim. Namun, adapula orang yang tidak peduli apa jenis kelamin yang dimilikinya, ia menganggap dirinya bukanlah kelompok gender wanita maupun pria. Kelompok ini dikenal sebagai genderqueer atau non binary (nonbiner).
Genderqueer adalah satu dari beragam identitas gender yang ada. Agar lebih jelas, mari simak ulasan berikut ini, ya!
Non binary adalah salah satu identitas gender
Umumnya, identitas gender yang dimiliki seseorang sesuai dengan jenis kelamin biologis atau anatomi seksual tubuhnya sejak lahir.
Pasalnya, dari sinilah, seseorang dapat dikatakan berjenis kelamin sebagai pria atau wanita.
Hal ini jelas berbeda dengan istilah non binary, atau yang disebut juga sebagai genderqueer.
Genderqueer atau non binary (nonbiner) adalah istilah identitas gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender seperti perempuan maupun laki-laki.
Nonbiner dapat berada di antara ataupun di luar dua gender tersebut. Dalam konteks ini, identitas gender merujuk pada persepsi internal seseorang.
Identitas gender tergantung dari bagaimana seseorang memandang dirinya, bukan berdasarkan kondisi biologis yang ditentukan dari jenis kelamin.
Sebenarnya, di dalam lingkungan atau secara medis, kelompok genderqueer tetap dianggap sebagai pria ataupun wanita.
Hanya, mereka sendiri tidak mengasosiasikan dirinya ke dalam gender pria atau wanita.
Dengan kata lain, kelompok non binary atau genderqueer tidak mengakui jenis kelaminnya secara spesifik, terlepas dari apa pun penampilan fisiknya.
Kelompok nonbiner menganggap dirinya memiliki dua jenis kelamin sekaligus, meskipun mereka sebenarnya punya satu jenis kelamin atau dua sekalipun (interseks).
Itu sebabnya, kata ganti orang ketiga atau jamak untuk kelompok orang dengan identitas gender sebagai nonbiner adalah “mereka” bukan “dia“.
Ini karena “dia” adalah kata ganti yang merujuk pada satu jenis kelamin khusus sebagai pria atau wanita saja.
Samakah genderqueer dengan transgender dan interseks?
Jawaban singkatnya yakni tidak. Menurut Nottingham Center Gender Dysphoria, identitas gender tidak sama dengan jenis kelamin yang ditentukan dari kondisi biologis.
Indentitas gender adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya atau bagaimana seseorang menilai jati dirinya.
Gender sendiri adalah istilah yang terbentuk dari budaya dan lingkungan sosial, bukan menyatakan jenis kelamin seperti laki-laki karena memiliki penis atau perempuan punya vagina.
Kelompok non binary tidak menggambarkan diri mereka secara khusus berdasarkan jenis kelamin pria ataupun wanita.
Sementara itu, transgender adalah orang-orang yang mengakui jenis kelamin diri mereka berlawanan dari anatomi seksualnya sejak lahir.
Artinya begini, misalnya ia merasa bahwa identitas gender yang dimilikinya adalah wanita, padahal orang lain memandangnya sebagai pria karena lahir memiliki penis dan testis.
Akibatnya, muncul tekanan batin dari dalam dirinya karena merasa berada di tubuh yang salah sehingga tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya.
Nah, kondisi ini dikenal dengan nama disforia gender.
Seorang disforia gender “secara resmi” dinyatakan sebagai transgender ketika telah melakukan operasi ganti kelamin dan terapi hormon.
Begitu pula dengan interseks yang jelas berbeda dengan genderqueer atau non binary.
Interseks adalah kondisi ketika seseorang lahir dengan dua alat kelamin sehingga membuatnya sulit dikategorikan sebagai pria atau wanita.
Sementara pada kelompok orang dengan genderquuer hanya memiliki satu jenis kelamin, tetapi mereka tidak mengakuinya.