backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perbedaan Utama Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 13/10/2022

Perbedaan Utama Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini

Kebanyakan orang menganggap bahwa impotensi atau disfungsi ereksi sama dengan ejakulasi dini. Padahal, ada sejumlah perbedaan mendasar dari kedua kondisi tersebut. Simak perbedaan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini dalam ulasan berikut.

Apa yang membedakan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini?

Pada dasarnya, kedua penyakit sistem reproduksi pria ini sama-sama menyebabkan infertilitas alias ketidaksuburan.

Secara umum, disfungsi ereksi terjadi saat seorang pria tidak bisa mempertahankan ereksi penis atau tidak memperoleh ereksi penis secara maksimal. 

Sementara itu, ejakulasi dini terjadi saat seorang pria berejakulasi lebih cepat dari yang diinginkan saat menjalani hubungan intim.

Jadi, disfungsi ereksi menyebabkan seorang pria tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim.

Di sisi lain, ejakulasi dini merupakan masalah keluarnya air mani dan sperma sebelum penetrasi atau beberapa saat setelah penetrasi. 

Beda ciri-ciri disfungsi ereksi dan ejakulasi dini

ereksi tidak maksimal

Menurut National Institutes of Health, disfungsi ereksi dapat ditandai dengan beberapa kondisi. 

Seorang pria kadang-kadang bisa mengalami ereksi, tetapi tidak saat ingin berhubungan intim. 

Sebagian pria lainnya bisa mendapatkan ereksi saat berhubungan intim, tetapi tidak bisa mempertahankannya cukup lama.

Ada juga kondisi di mana seorang pria tidak bisa mendapatkan ereksi penis kapan saja.

Berbeda dengan disfungsi ereksi, ejakulasi dini lebih banyak ditandai dengan keluarnya air mani kurang dari 1 menit. 

Sebuah ulasan ilmiah lama dalam The Journal of Sexual Medicine menjelaskan hubungan seks vaginal “umumnya” berlangsung 3 – 7 menit. 

Sementara itu, waktu rata-rata mencapai ejakulasi setelah penetrasi yaitu 5,5 menit.

Durasi waktu tersebut bisa lebih lama pada pria yang berhubungan intim dengan pria.

Perbedaan penyebab ejakulasi dini dan disfungsi ereksi

susah ereksi

Ereksi normal melibatkan sistem saraf pusat, sistem saraf perifer, hormonal, dan pembuluh darah.

Apabila salah satu bagian tersebut mengalami masalah, seperti rendahnya hormon testosteron, ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi. 

Selain itu, faktor psikologis seperti gangguan kecemasan dan stres bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi. 

Gaya hidup tidak sehat dan konsumsi obat antidepresan atau antihistamin juga dapat memengaruhi kemampuan ereksi pria. 

Ejakulasi dini umumnya disebabkan oleh dua faktor seperti fisiologis dan psikologis. 

Faktor fisiologis pemicu ejakulasi dini adalah peradangan pada prostat dan uretra, kerusakan saraf akibat operasi atau cedera, dan kadar hormon yang abnormal. 

Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi juga dapat memengaruhi terjadinya ejakulasi dini. 

Faktor psikologis penyebab ejakulasi dini meliputi kepercayaan diri yang rendah, depresi, gangguan kecemasan, dan stres. 

Beda pengobatan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini

Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan yang berbeda. 

Dokter bisa meresepkan sejumlah obat-obatan untuk mengobati disfungsi ereksi, seperti sildenafil, vardenafil, tadalafil, dan avanafil.

Penggunaan alat vakum penis juga membantu mengalirkan darah dan membuat penis terlihat lebih kencang dan besar.

Ada pula pengobatan disfungsi ereksi melalui suntikan, obatnya seperti papaverine, alprostadil, dan phentolamine.

Terapi hormon untuk meningkatkan gairah seksual dan suasana hati dapat dilakukan pada pasien yang memiliki testosteron rendah.

Pengobatan pertama untuk ejakulasi dini yaitu menggunakan semprotan dan krim anestesi, seperti lidokain atau prilokain.

Produk-produk ini diaplikasikan pada batang penis sebelum berhubungan intim guna mengurangi sensasi dan membantu menunda ejakulasi.

Dokter bisa juga meresepkan sejumlah obat-obatan untuk mengatasi ejakulasi dini, misalnya analgesik, antidepresan, dan inhibitor fosfodiesterase-5.

Terakhir, terapi psikologis dengan penerapan teknik perilaku akan membantu mencegah terjadinya ejakulasi dini.

Anda akan masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan intim untuk melatih tubuh dan pikiran membiasakan menunda ejakulasi.

Perbedaan Disfungsi ereksi Ejakulasi dini
Pengertian Penis tidak dapat ereksi atau ereksi tidak maksimal. Air mani keluar lebih cepat sebelum atau beberapa saat setelah penetrasi.
Ciri-ciri – Ereksi tiba-tiba.

– Ereksi sebentar.

– Tidak ereksi sama sekali.

Ejakulasi cepat kurang dari 1 menit setelah atau sebelum penetrasi.
Penyebab – Testosteron rendah.

– Gangguan cemas atau stres.

– Obat antidepresan.

– Faktor fisiologis: peradangan prostat atau uretra, kerusakan saraf atau cedera penis, penyakit kronis.
– Faktor psikologis: depresi, kepercayaan diri rendah, gangguan cemas.
Pengobatan – Obat sildenafil.

– Suntikan papaverine.

– Vakum penis.

– Terapi hormon.

– Obat antidepresan.

– Semprotan atau krim lidokain dan prilokain.

– Terapi psikologis.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 13/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan