Masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks kebanyakan orang, bahkan setelah menikah. Namun, masih banyak orang yang beranggapan bahwa masturbasi merupakan suatu contoh perselingkuhan terhadap pasangan.
Padahal, orang melakukan masturbasi bisa jadi karena ingin menghilangkan stres atau hanya karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk berhubungan seks. Bahkan, ada beberapa manfaat masturbasi bagi kesehatan.
Lantas, bagaimana dengan masturbasi setelah selingkuh? Apakah ini normal atau justru terhitung sebagai perselingkuhan?
Sekilas tentang masturbasi
Masturbasi masih dianggap sebagai hal yang tabu di kalangan masyarakat. Padahal, masturbasi adalah hal yang umum dilakukan orang-orang.
Beberapa dari mereka bahkan melakukan masturbasi secara rutin dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Kebanyakan orang mulai melakukan masturbasi sejak remaja. Biasanya hal ini berasal dari rasa penasaran atau keinginan untuk mempelajari tubuhnya sendiri. Dibandingkan wanita, pria lebih sering bermasturbasi.
Di balik stigma yang melekat, masturbasi sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat. Masturbasi bisa menjadi alternatif yang aman untuk menghindari penularan infeksi menular seksual.
Bagi orang-orang yang tidak memiliki pasangan, masturbasi dapat membantu mempertahankan fungsi dan ekspresi seksualnya.
Setelah menikah pun, masturbasi bisa menjadi kesempatan untuk melepaskan hasrat seksual ketika pasangannya sedang tidak tertarik melakukan hubungan seks.
Selain itu, masturbasi dapat membantu wanita untuk bersiap-siap akan efek menopause terhadap seks. Bahkan, kebiasaan ini bisa dimulai sebelum mencapai usia 40 tahun tanpa bergantung dengan obat-obatan apa pun.
Nyatanya, masturbasi dapat membantu wanita untuk tetap aktif secara seksual, begitu juga untuk pria. Kegiatan ini pun dapat melindungi serabut saraf dan pembuluh darah yang bertanggung jawab dalam fungsi ereksi.
Masturbasi masih sering dilakukan setelah menikah
Mungkin, ada yang berpikir bahwa masturbasi tidak lagi perlu dilakukan setelah menikah, mengingat seseorang bisa langsung melampiaskan hasratnya kepada suami atau istri.
Namun, faktanya tidak selalu demikian. Banyak orang yang sudah menikah, tetapi masih bermasturbasi. Tak jarang hal ini memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi para pasangannya.
Kekhawatiran ini termasuk mengenai siapa yang menjadi subjek khayalan pasangan saat masturbasi. Juga apakah ia membayangkan hubungan dengan suami atau istrinya sendiri, dengan selebritas, atau orang lain yang dikenalnya.
Tentunya, bayangan tersebut dapat menimbulkan perasaan takut bahwa pasangannya tak lagi mencintainya, bosan berhubungan intim, atau tidak puas dengan kegiatan seks selama ini.
Selain itu, dikhawatirkan bahwa suami atau istri yang senang melakukan masturbasi melihat seks hanya sebagai kegiatan fisik belaka, bukan sebagai ekspresi keintiman terhadap pasangan.
Seperti yang kita ketahui, keintiman sering diekspresikan melalui hubungan seks, dan hal tersebut dapat memengaruhi diri kita secara fisik, emosional, maupun spiritual.
Ditambah lagi, pria lebih mudah terobsesi dengan masturbasi. Mereka bisa saja beralih dari hubungan seks hanya karena bisa melepaskan hasrat seksualnya lebih mudah melalui masturbasi.
Apakah normal jika masih sering masturbasi setelah menikah?
Untungnya, masturbasi setelah menikah merupakan hal yang normal. Kebiasaan ini juga tidak dihitung sebagai perselingkuhan.
Malahan, masturbasi bisa menjadi cara yang baik untuk lebih mengenal tubuh sendiri dan pasangan. Dengan begitu, hubungan seks akan terasa lebih baik.
Pria dapat menggunakan kegiatan masturbasi sebagai metode untuk mengontrol orgasme mereka, sedangkan wanita dapat belajar untuk mendapatkan orgasme dengan lebih mudah.
Penelitian dalam jurnal Archives Of Sexual Behavior pada bahkan menunjukkan, orang-orang yang lebih sering melakukan masturbasi memiliki tingkat kepuasan seks yang lebih tinggi.
Ini karena mereka yang bermasturbasi terus bereksplorasi dengan tubuhnya. Mereka jadi lebih mengetahui hal-hal apa yang bisa memuaskan hasratnya.
Dengan mendapatkan kebutuhan seksual sebanyak yang mereka inginkan, tentu mereka tidak akan membebani pasangan dengan hasrat seksual mereka.
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Michael Shelton MS, LPC, terapi seks di Joseph J. Peters Institute, AS, seperti dikutip dari Psychology Today.
Menurutnya, masturbasi setelah menikah dapat mendukung kesehatan seksual dalam hubungan, tetapi tidak benar-benar mengambil alih aktivitas seksual suami-istri itu sendiri.
Intinya, selama tidak mengganggu kegiatan seksual Anda dan pasangan, masturbasi tetaplah normal dan bahkan terkadang diperlukan sebagai pelengkap sesi bercinta.
Meski demikian, bila kegiatan masturbasi telah memengaruhi hubungan Anda dan pasangan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan terapis seks guna mendapatkan solusi yang terbaik.
https://www.youtube.com/watch?v=ri0dq0AZduE
[embed-health-tool-ovulation]