2. Skrining PMS secara rutin
Pasangan swinger harus memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara rutin untuk memastikan tubuhnya terbebas dari penyakit menular seksual (PMS).
Lakukanlah skrining PMS, baik sebelum maupun sesudah berhubungan dengan pasangan lain.
Penting juga untuk mengetahui riwayat kesehatan dari pasangan lain. Hal ini tentu bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi selama berhubungan intim.
Jika mereka enggan menceritakan kondisi kesehatannya secara jujur dan terbuka, ada baiknya Anda dan pasangan mengurungkan niat untuk melakukan aktivitas ini.
3. Berbicara jujur dengan pasangan
Semua pihak yang terlibat dalam praktik tukar pasangan harus berbicara secara terbuka dan jujur mengenai keinginan, harapan, dan batasan mereka.
Hal ini bertujuan untuk mencegah konflik dan ketidaksepakatan yang dapat timbul setelahnya.
Perilaku swinger harus dilakukan berdasarkan persetujuan seksual (sexual consent). Ini untuk memastikan bahwa semua pihak sudah saling setuju dengan apa yang akan dilakukan.
Hubungan intim yang dilakukan tanpa ada kata sepakat dan dengan keterpaksaan merupakan suatu bentuk kekerasan seksual.
Kesimpulan
- Swinger adalah orang atau pasangan yang terlibat dalam praktik tukar pasangan.
- Aktivitas seksual ini dilakukan untuk berbagai alasan, seperti mendapatkan kepuasan, meningkatkan keintiman, dan mengeksplorasi pengalaman baru.
- Tukar pasangan termasuk perilaku seksual berisiko karena dapat memicu penularan penyakit kelamin hingga menimbulkan gangguan emosional.
- Penting bagi Anda dan pasangan untuk mempertimbangkan baik-baik risiko aktivitas ini sebelum melakukannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar