Vaksin HPV (human papillomavirus) diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan infeksi virus HPV, salah satunya kanker serviks. Patut diketahui bahwa efektivitas vaksin HPV bisa berbeda pada tiap individunya, tergantung sedini apa vaksin ini diberikan.
Efektivitas vaksin HPV
Vaksin HPV paling efektif diberikan sebelum memulai hubungan seksual. Oleh karena itu, semakin dini diberikan, efektivitas vaksin HPV pun semakin bagus.
Di Indonesia sendiri, vaksinasi HPV telah digalakkan sebagai upaya pencegahan utama kanker serviks berdasar Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 tahun 2015.
Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis vaksin HPV yang biasa diberikan, yaitu bivalen dan tetravalen.
Vaksin HPV bivalen efektif untuk mencegah HPV 16, 18, serta kanker rahim. Sementara HPV tetravalen mampu mencegah HPV 6, 11, 16, 18 serta kanker leher rahim dan kutil kelamin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pemberian vaksin HPV efektif untuk menekan 70% kasus potensial kanker serviks tipe HPV 16 dan 18.
Pemberian vaksin paling efektif diberikan pada wanita usia 9–13 tahun. Efektivitas vaksin HPV bivalen mencapai lebih dari 90% setelah pemberian dosis ketiga pada wanita, sedangkan efektivitas vaksin kuadrivalen diperkirakan mencapai 70–100%.
Perlu diingat bahwa vaksinasi HPV bisa mencegah infeksi HPV baru, tetapi tidak mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada.
Kapan vaksin HPV perlu diberikan?
Komite penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan pemberian vaksin HPV untuk kelompok berikut.
1. Anak-anak dan orang dewasa berusia 9–26 tahun
Pemberian vaksinasi pada anak-anak memang jauh lebih efektif. Namun, vaksinasi HPV tetap direkomendasikan untuk semua orang sampai usia 26 tahun yang belum pernah divaksinasi sebelumnya.
2. Orang dewasa berusia 27–45 tahun
Pemberian vaksin pada rentang usia ini memiliki efektivitas yang lebih kecil karena sudah lebih banyak orang yang telah terpapar HPV.
Wanita usia produktif berkemungkinan besar telah terpapar beragam tipe HPV. Meskipun begitu, tidak semua jenis HPV menjadi target vaksinasi.
Maka dari itu, CDC merekomendasikan agar Anda berdiskusi dulu dengan dokter sebelum melakukannya.
Meski sudah mendapatkan vaksin HPV, wanita di atas usia 21 hingga 65 tahun tetap dianjurkan melakukan skrining kanker serviks.
Pemberian vaksin HPV di Indonesia
Kementerian Kesehatan Indonesia memasukkan vaksin HPV menjadi salah satu imunisasi rutin wajib yang diberikan gratis.
Pemberian ini ditujukan pada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD dalam program kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) yang rutin dilaksanakan pada bulan Agustus dan November tiap tahunnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia pun menyarankan pemberian vaksin HPV diberikan pada remaja perempuan sejak usia 10 tahun ke atas.
Pemberian vaksin pada usia 10–13 tahun hanya membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Sementara itu, untuk wanita berusia di atasnya perlu mendapatkan tiga kali dosis penyuntikan.
Dosis kedua diberikan setelah 1 sampai 2 bulan penyuntikan pertama, sedangkan dosis terakhir diberikan 6 bulan setelah penyuntikan pertama.
Penyuntikan vaksin pada remaja biasa dilakukan pada bagian deltoid atau otot bahu terbesar.
Cara kerja dan efek samping vaksin HPV
Sama seperti imunisasi lainnya, cara kerja vaksin HPV ialah merangsang pembentukan antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit.
Vaksin HPV mengandung virus like particles (VLP), yakni sejenis partikel yang memiliki sifat menyerupai virus, tetapi bukanlah virus hidup.
Ketika VLP yang ada di dalam vaksin memasuki tubuh, sistem imun Anda akan memproduksi antibodi. Antibodi ini akan menjadi pelindung jika sewaktu-waktu Anda terpapar HPV yang sesungguhnya.
VLP diketahui mampu merangsang pembentukan antibodi tingkat tinggi oleh tubuh sehingga membuatnya efektivitas vaksin HPV semakin baik.
Sejauh ini, tidak ditemukan efek samping yang membahayakan dari pemberian vaksin HPV. Efek samping vaksinasi yang muncul merupakan respons alami tubuh terhadap suntikan dan rasa nyeri.
Memang terdapat risiko pingsan setelah pemberian vaksin, tetapi ini merupakan efek samping yang umum.
Guna mencegahnya, CDC menyarankan penerima vaksin untuk tetap duduk atau berbaring selama 15 menit setelah vaksin diberikan.
Poin Penting tentang Vaksin HPV
- Vaksin HPV paling efektif diberikan sebelum usia aktif melakukan hubungan seksual.
- Vaksin HPV gratis di Indonesia ditargetkan pada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD.
- Skrining kanker serviks tetap diperlukan meski sudah mendapatkan vaksin HPV.
Dapatkan informasi lengkap tentang HPV di link ini.
[embed-health-tool-ovulation]