backup og meta

Benarkah Berkeringat di Malam Hari Adalah Tanda HIV?

Benarkah Berkeringat di Malam Hari Adalah Tanda HIV?

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) kerap tidak disadari karena gejalanya yang tidak pasti. Namun, beberapa pasien HIV mengaku lebih mudah berkeringat di malam hari karenanya.  

Infeksi HIV sendiri terjadi ketika virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Alhasil, seseorang dengan HIV lebih mudah terkena penyakit.

Namun, benarkah munculnya keringat di malam hari menandakan penyakit HIV? Keringat malam hari seperti apa yang patut dicurigai? Simak jawabannya berikut ini,

Benarkah berkeringat di malam hari adalah gejala HIV?

berkeringat di malam hari hiv

Infeksi HIV menyebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang melemah. Kondisi ini membuat pasien HIV lebih mudah mengalami infeksi.

Keringat yang keluar di malam hari pada pasien HIV menandakan perlawanan tubuh terhadap infeksi virus.

Selain itu, keluarnya keringat juga bisa disebabkan oleh penyakit lain yang muncul saat sistem kekebalan tubuh pasien melemah.

Perlu diketahui bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi pada pasien HIV. Orang-orang yang mengalami penyakit infeksi lainnya juga dapat mengalaminya.

Berikut adalah beberapa penyakit lain dan kondisi medis yang bisa menyebabkan seseorang lebih mudah berkeringat pada malam hari.

  • Penyakit infeksi bakteri atau virus.
  • Peradangan pada jantung (endokarditis) atau tulang (osteomielitis).
  • Infeksi pernapasan, seperti pneumonia dan tuberkulosis.
  • Gangguan hormonal.
  • Kanker darah, seperti leukemia atau limfoma.
  • Gangguan tidur seperti sleep apnea.
  • Diabetes.
  • Penyakit refluks asam lambung (GERD).
  • Efek obat-obatan antidepresan.
  • Menopause.

Menurut situs The Regents of The University of California, pasien HIV mulai mengeluarkan keringat di malam hari ketika jumlah sel CD4 di dalam tubuhnya mulai menurun.

Saat virus mulai menginfeksi tubuh, jumlah sel CD4 bisa mencapai di bawah angka 200 sel/mL. Normalnya, jumlah sel CD4 dalam tubuh adalah 500–1.600 sel/mL.

Keringat tersebut bisa muncul saat pasien tidur tanpa aktivitas fisik apa pun. Beberapa pasien mungkin baru mengalaminya saat tertidur dan menyadarinya ketika terbangun.

Namun, perlu diingat bahwa mudah mengeluarkan keringat di malam hari tidak selalu menandakan bahwa Anda mengidap HIV.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan kondisi Anda ke dokter jika Anda kerap berkeringat di malam hari dan merasakan gejala HIV lainnya.

Selain berkeringat di malam hari, apa gejala lain HIV?

Gejala HIV pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung stadium yang dialami.

Mengutip dari laman Minority HIV/AIDS Funds, berikut adalah gejala HIV sesuai stadiumnya.

1. Infeksi awal HIV

Setelah 2–4 hari terinfeksi virus HIV, dua pertiga dari pasien HIV mengalami gejala layaknya flu seperti berikut.

  • Demam.
  • Ruam kulit.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Nyeri otot.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kelelahan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Berbagai gejala HIV tersebut dapat bertahan selama beberapa hari sampai minggu. Namun, ada juga pasien yang sama sekali tidak mengalami gejala HIV pada tahap awal infeksi.

2. Latensi klinis

Tahap ini dikenal juga sebagai infeksi HIV kronis. Jika pasien minum obat secara teratur sampai jumlah virus (viral load) tidak terdeteksi, mereka bisa hidup dengan sehat dan bahkan tidak menularkan HIV ke pasangan.

Akan tetapi, jika tidak mendapatkan pengobatan, pasien pada tahap ini bisa bertahan selama 10–15 tahun.

Pada tahap latensi klinis, banyak pasien yang tidak mengalami gejala karena infeksi virus pada tahap ini terbilang cukup rendah.

Apakah HIV bisa sembuh?

Pemberian antiretroviral (ARV) sebagai pengobatan HIV memang tidak bisa menyembuhkan infeksi itu sendiri.
Namun, dengan minum ARV sesuai petunjuk dokter, risiko penularan dan perkembangan virus akan berkurang. Dengan begitu, kualitas hidup pasien HIV bisa meningkat.

3. AIDS

Infeksi virus HIV yang tidak diobati dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah sangat rusak dan ditemukan gejala yang cukup parah seperti berikut.

  • Berat badan turun drastis.
  • Lebih sering berkeringat di malam hari dibandingkan pada tahap infeksi awal HIV.
  • Diare lebih dari satu minggu.
  • Luka pada mulut, anus, atau kelamin.
  • Radang paru-paru.
  • Gangguan neurologis seperti hilang ingatan.
  • Gangguan kognitif.

HIV sering kali tidak disadari karena banyak gejalanya yang menyerupai penyakit lain, termasuk berkeringat di malam hari. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah Anda terkena HIV adalah dengan melakukan screening.

Jika Anda merasa penasaran kondisi seperti apa yang membuat Anda sering mengeluarkan keringat di malam hari dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah HIV, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

Pemeriksaan HIV dapat dilakukan dengan tes antibodi, tes antibodi-antigen (Ab-Ag), tes serologi, dan tes virologis menggunakan PCR.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (n.d.). Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Retrieved 20 July 2023 from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/87/mengenal-dolutegravir-obat-antiretroviral-yang-menjadi-pilihan-utama-pengobatan-pasien-hiv-saat-ini#.

HIV/AIDS – Symptoms and causes. (2022, July 29). Mayo Clinic. Retrieved 20 July 2023 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524.

Symptoms of HIV and AIDS: What to look for? (n.d.). HIV.gov. Retrieved 20 July 2023 from https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/symptoms-of-hiv/.

Night sweats causes. (2022, March 5). Mayo Clinic. Retrieved 20 July 2023 from https://www.mayoclinic.org/symptoms/night-sweats/basics/causes/sym-20050768.

AIDS symptoms. (n.d.). ucsfhealth.org. Retrieved 20 July 2023 from https://www.ucsfhealth.org/conditions/aids/symptoms.

Versi Terbaru

24/07/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mengetahui Status HIV dari Hasil Tes Negatif, Reaktif, dan Positif

Memahami Masa Infeksi HIV di dalam Tubuh dan Stadiumnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 24/07/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan