Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu dokter mendiagnosis suatu penyakit. Lalu, apa saja jenis pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan oleh dokter? Simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu pemeriksaan penunjang?
Pemeriksaan penunjang adalah serangkaian tes atau prosedur medis yang dilakukan untuk membantu dokter mendeteksi penyakit serta menilai tingkat keparahan dan penyebarannya dalam tubuh pasien.
Biasanya, prosedur medis ini dilakukan setelah pasien mendapatkan pemeriksaan fisik dan mengalami keluhan tertentu.
Selain untuk mendiagnosis penyakit tertentu, pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan oleh dokter untuk memantau perkembangan penyakit, merencanakan pengobatan yang sesuai, serta mengevaluasi kesehatan pasien.
Berbagai jenis pemeriksaan penunjang
Dirangkum dari Harvard Health Publishing, berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan oleh dokter dan tenaga medis.
1. Pemeriksaan darah
Tes darah adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan.
Melalui tes ini, dokter dapat menilai kondisi kesehatan pasien secara umum, menyaring kondisi genetik tertentu, serta menilai seberapa baik berfungsinya organ, seperti ginjal dan hati.
Ada beberapa jenis pemeriksaan darah dengan tujuan yang berbeda. Ada tes yang berfokus pada sel darah dan trombosit Anda.
Namun, ada juga tes darah yang bertujuan untuk mengevaluasi zat dalam darah, seperti elektrolit, protein, dan hormon.
2. Pemeriksaan urine
Urinalisis atau dikenal juga dengan tes urine adalah tes yang memeriksa aspek visual, kimia, dan mikroskopis urine.
Pemeriksaan penunjang ini sering kali digunakan untuk memantau kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit hati, penyakit ginjal, dan diabetes.
Tidak hanya itu, tes urine juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis ada atau tidaknya infeksi saluran kemih (ISK).
3. Mammogram
Contoh pemeriksaan penunjang lainnya adalah mammogram atau mamografi.
Ini adalah tes yang dilakukan menggunakan sinar X atau rontgen guna mendeteksi tanda-tanda awal kanker payudara.
Mamografi umumnya dilakukan saat pasien menyadari adanya benjolan pada payudara setelah melakukan pemeriksaan sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) oleh dokter.
4. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan penunjang yang dikenal juga dengan nama sonografi ini merupakan teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat jaringan dan organ di dalam tubuh.
Jenis tes ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh secara real time.
Secara umum, ultrasonografi atau USG dilakukan selama masa kehamilan guna memantau kesehatan dan perkembangan bayi.
Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan pada organ, seperti hati, pankreas, dan ginjal.
5. Foto rontgen
Rontgen atau x-ray merupakan pemeriksaan yang dilakukan menggunakan radiasi sinar-x untuk mendapatkan gambar organ dalam tubuh.
Pemeriksaan penunjang satu ini umumnya digunakan untuk memeriksa kondisi tulang, seperti patah tulang, radang sendi, dan kepadatan tulang.
Selain itu, foto rontgen juga dapat dilakukan untuk pemeriksaan lainnya, seperti batu ginjal, masalah pencernaan, dan kerusakan gigi.
6. Computerized tomography scan (CT scan)
CT scan merupakan pemeriksaan penunjang yang menggunakan perpaduan sinar-x dan sistem komputer khusus untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.
Bagian tubuh yang dimaksud termasuk tulang, organ, dan jaringan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk membantu dokter mendeteksi tumor atau kanker.
Selain itu, CT scan juga bisa membantu untuk mendiagnosis kelainan otot dan tulang, serta menjadi panduan prosedur, seperti pembedahan, biopsi, dan terapi radiasi.
7. Elektrokardiogram (EKG)
Jenis pemeriksaan penunjang lainnya adalah elektrokardiogram (EKG). Tes ini digunakan untuk mengevaluasi kesehatan jantung dengan cara merekam aktivitas kelistrikan pada organ tersebut.
EKG biasanya digunakan untuk menyelidiki kelainan pada jantung, seperti serangan jantung, penyakit jantung koroner, aritmia, dan kardiomiopati.
Serangkaian tes ini juga dapat digunakan untuk memantau pasien yang telah terdiagnosis penyakit jantung dan sedang menjalani perawatan.
Umumnya, tes ini dilakukan dengan cara memasangkan sejumlah sensor kecil (elektroda) ke lengan, kaki, dan dada pasien.
8. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI adalah penunjang pemeriksaan medis menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio guna melihat bagian tubuh secara detail, termasuk organ, tulang, otot, dan pembuluh darah.
Bila dibandingkan dengan CT scan, hasil dari tes MRI jauh lebih detail karena dapat membedakan antara jaringan lunak yang normal dan abnormal.
Tes MRI bisa dilakukan untuk berbagai pemeriksaan, misalnya otak, payudara, tulang belakang, dan jantung.
9. Fluoroskopi
Pemeriksaan penunjang selanjutnya adalah fluoroskopi. Ini merupakan prosedur pencitraan medis menggunakan sinar-x untuk menghasilkan gambar menyerupai video secara real time.
Dokter biasanya menggunakan fluoroskopi untuk dua tujuan utama, yaitu mendiagnosis penyakit serta membantu memandu prosedur intervensi, seperti operasi dan pemasangan kateter.
Pemeriksaan fluoroskopi dapat digunakan untuk melihat beberapa sistem tubuh secara real time, seperti sistem kardiovaskular, pencernaan, kemih, reproduksi, dan muskuloskeletal.
10. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam organ pasien.
Alat ini berbentuk tabung panjang dan tipis yang dilengkapi dengan kamera kecil di dalamnya. Ada beberapa jenis endoskopi yang dapat dilakukan oleh dokter, di antaranya sebagai berikut.
- Kolonoskopi, melalui dubur untuk memeriksa isi perut pasien.
- Kolposkopi, melalui vagina untuk memeriksa leher rahim.
- Sistoskopi, melalui uretra untuk memeriksa kandung kemih
- Gastroskopi, melalui mulut untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan sebagian usus kecil.
- Histeroskopi, melalui vagina untuk memeriksa rahim.
Itulah beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan dokter untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Pemeriksaan ini umumnya baru disarankan oleh dokter setelah menanyakan informasi seputar riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.
Yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan penunjang
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum melakukan pemeriksaan penunjang.
- Perbanyak minum air mineral.
- Istirahat yang cukup sebelum melakukan pemeriksaan.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi.
- Hindari penggunaan obat-obatan tertentu dan alkohol.
- Berpuasa (bila disarankan oleh dokter).
[embed-health-tool-bmi]