Memang sudah informasi umum jika kemajuan teknologi telah membantu banyak aktivitas manusia, termasuk di bidang kesehatan. Di bidang kesehatan ini, penggunaan robot rehabilitasi atau rehabilitasi robotik (robotic rehabilitation) adalah salah satunya.
Sudah ada di Indonesia sejak beberapa tahun lalu, rehabilitasi robotik telah digunakan oleh beberapa rumah sakit dari berbagai brand atau merek untuk membantu proses pemulihan pasien. Untuk tahu informasi lebih lanjut tentang robot ini, berikut saya akan berikan penjelasannya.
Apa itu robot rehabilitasi?
Robot rehabilitasi adalah suatu perangkat untuk membantu proses rehabilitasi atau pemulihan pasien, terutama yang terkait dengan anggota gerak.
Ini bisa berupa anggota gerak atas (lengan dan bahu) serta anggota gerak bawah (tungkai dan kaki).
Tujuan dari penggunaan robot rehabilitasi ini adalah mengoptimalkan fungsi anggota gerak untuk proses perbaikan akibat suatu masalah medis.
Umumnya, masalah medis yang dimaksud berkaitan dengan sistem saraf dan ortopedi, seperti stroke, penyakit Parkinson, cedera pada sumsum tulang belakang (medula spinalis), pasca-operasi ligamen krusiatum, dan lain-lain.
Apa saja jenis robot rehabilitasi?
Secara umum, ada dua jenis rehabilitasi robotik, yaitu untuk yang membantu fungsi anggota gerak atas (robotic-assisted arm-rehabilitation) serta anggota gerak bawah (robotic-assisted lower extremity rehabilitation).
Lalu dari segi struktur mekanik untuk robotik anggota gerak bawah, ada jenis end-effectors dan exoskeletons.
Dari semua jenis-jenis tersebut, terdapat banyak brand atau merek yang tersedia. Salah satunya, yaitu Diego dan Lexo yang digunakan oleh Rumah Sakit Grha Kedoya.
Diego merupakan alat rehabilitasi untuk anggota gerak atas berbasis robotik yang menggunakan teknologi Intelligent Gravity Compensation (IGC) yang dipadukan dengan sebuah sensor, sehingga pasien akan sangat terfasilitasi dalam lingkungan yang interaktif.
Sementara Lexo adalah sistem terapi robotik untuk melatih kemampuan berjalan dengan mengandalkan body weight supported dan sistem end-effector, sehingga kaki bebas bergerak mengikuti pola jalan yang normal (normal gait pattern).
Merek Diego dan Lexo yang ada di RS Grha Kedoya ini merupakan yang pertama ada di Indonesia. Merek asal Austria ini mulai masuk ke RS Grha Kedoya sejak Maret 2023.
Apa manfaat dan keunggulan menggunakan robot rehabilitasi?
Umumnya, ada beberapa manfaat menggunakan rehabilitasi robotik (Diego dan Lexo) dalam proses pemulihan suatu penyakit. Berikut penjelasannya.
1. Hasil pemulihan yang lebih baik
Pasien yang menggunakan robot rehab umumnya mendapatkan hasil pemulihan yang lebih baik.
Sebagai contoh, pasien stroke yang menjalani latihan berjalan secara konvensional umumnya hanya dapat dilakukan selama 10 menit dan mencapai 50–100 langkah dalam satu sesi latihan. Pada jangka waktu ini pun, pasien umumnya sudah merasa kelelahan.
Namun, dengan menggunakan teknologi robot ini, pasien bisa mendapat latihan sekitar 30 menit dengan jumlah langkah mencapai 2.000—3.000 langkah.
Dengan porsi latihan (jumlah langkah) yang lebih banyak dalam satu sesi latihan, proses pemulihan diharapkan berlangsung lebih optimal.
Proses pemulihannya pun diharapkan dapat lebih cepat, meski hasil dan tingkat kecepatannya bisa bervariasi pada setiap pasien tergantung kondisinya.
2. Proses pemulihan yang terukur
Selain mendapatkan hasil yang lebih baik, proses rehabilitasi menggunakan sistem robotik ini juga bisa menjadi lebih konsisten, jelas, dan terukur.
Pasalnya, semua data terkait proses latihan akan terhitung oleh sistem robotik. Dokter dan tim medis dapat mengetahui berapa jumlah langkah, kecepatan, serta pijakan kaki pasien.
Artinya, dokter dapat menilai dan mengevaluasi hasil rehabilitasi ini dengan lebih jelas. Sementara pada proses rehabilitasi konvensional, evaluasinya tidak seakurat dengan robotik.
3. Proses pelatihan secara menyenangkan
Latihan dengan robot rehabilitasi Lexo dan Diego dapat membuat program pemulihan ini lebih menyenangkan.
Dengan menggunakan layar pada perangkat robotiknya, pasien bisa seakan-akan sedang belajar jalan ke suatu tempat atau melakukan permainan tangan.
Keunggulan Lexo | Keunggulan Diego |
---|---|
Cara pemindahan pasien ke alat yang inovatif dan tidak terlalu. | Latihan yang berorientasi tugas (task oriented training) |
Panduan PELVIS PLUS untuk memperbaiki postur tubuh saat berjalan. | Penilaian lingkup gerak sendi pada anggota gerak atas yang lebih optimal. |
Latihan jalan dapat dilakukan secara pasif ataupun aktif dibantu (active assisted). | Dapat diakses oleh pasien yang mampu berjalan dari kursi roda. |
Pengaturan jenis latihan yang dapat disesuaikan dengan kondisi pasien. | Game terapi yang interaktif. |
Latihan yang berorientasi tugas (task oriented training). | Evaluasi perkembangan rehabilitasi yang lebih terukur. |
Hasil latihan jalan yang lebih terukur berdasarkan data komputer. | Mendukung latihan gerak simetris dan asimetris. |
Layar interaktif yang memberi umpan balik kepada pasien sehingga latihan menjadi lebih bertujuan dan menyenangkan. |
Siapa saja yang dapat menjalani proses pemulihan dengan robot rehabilitasi?
Umumnya, rehabilitasi robotik dapat digunakan untuk proses pemulihan pada pasien dengan indikasi medis sebagai berikut.
- Stroke.
- Cedera otak.
- Cedera medula spinalis.
- Multiple sclerosis.
- Penyakit Parkinson.
- Kelemahan otot karena kurang gerak.
- Penyakit saraf motorik, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
- Pascafraktur ekstremitas bawah (fase remodeling).
- Pascarekonstruksi ligamen cruciatum.
Waktu yang tepat untuk menjalani robot rehabilitasi
Untuk stroke, penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik dari robotik ini didapatkan pada rentang 3 bulan pertama pascastroke.
Bagaimana prosedur menggunakan robot rehabilitasi?
Secara umum, berikut adalah prosedur atau proses pemulihan menggunakan rehabilitasi robotik.
- Diperiksa dahulu secara global kondisi pasien oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.
- Diperiksa tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, detak jantung, suhu, serta saturasi oksigen, baik sebelum maupun setelah menggunakan robot rehab.
- Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur rehabilitasi, misal apa saja yang akan dilakukan robot dan sebagainya.
- Memulai prosedur rehabilitasi dengan memposisikan pasien dan memasang perangkat ke tubuhnya (tergantung dari jenis alat yang digunakan). Pasien yang menggunakan Lexo harus diposisikan secara berdiri, sedangkan Diego dalam posisi duduk.
- Lalu pasien menjalani latihan sesuai arahan dari tim rehabilitasi medik.
Apa yang terjadi setelah selesai prosedur menggunakan robot rehabilitasi?
Setelah prosedur selesai dilakukan, dokter dan staf medis akan mengevaluasi tanda-tanda vital seperti yang disebut di atas.
Program biasanya akan diulang 3–6 kali program latihan tergantung dari kondisi setiap pasien.
Jika sudah selesai semua programnya, dokter akan mengevaluasi seluruh program latihan untuk melihat hasil serta menentukan kemungkinan tindakan lain yang dibutuhkan.
Apa saja efek samping atau risiko dari penggunaan robot rehabilitasi?
Risiko atau efek samping yang mungkin terjadi adalah nyeri dan kelelahan. Meski demikian, proses rehabilitasi dengan menggunakan sistem robotik pada dasarnya aman untuk dilakukan selama sesuai indikasi.
Apalagi, dokter dan terapis yang menggunakan robot rehab ini telah melalui proses pelatihan khusus serta mendapat sertifikasi.
Terapis dari RS Grha Kedoya sendiri pun sudah mendapat pelatihan selama beberapa hari langsung oleh pelatih dari Inggris serta mendapat sertifikasi untuk produk Diego dan Lexo.
Penggunaan rehabilitasi robotik ini masih terbilang langka di Indonesia. Jika Anda tertarik untuk menjalani proses pemulihan menggunakan sistem robotik ini, Anda bisa berkonsultasi dengan bagian rehabilitasi medik di RS Grha Kedoya, Jakarta Barat.
[embed-health-tool-bmi]