Pernahkah Anda melihat anjing peliharaan Anda tampak lesu, kehilangan nafsu makan, atau bahkan menunjukkan gejala aneh yang sulit untuk dijelaskan? Bisa jadi, penyebabnya bukan sekadar kelelahan atau gangguan ringan, melainkan ancaman tersembunyi dari parasit darah. Apa itu parasit darah pada anjing dan apa penyebabnya? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Apa itu parasit darah pada anjing?
Parasit darah pada anjing adalah organisme kecil, seperti bakteri atau protozoa, yang hidup dalam darah dan dapat menyebabkan penyakit serius pada anjing.
Salah satu parasit darah yang paling umum pada anjing adalah Ehrlichia, yang ditularkan melalui gigitan kutu. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal juga dengan ehrlichiosis pada anjing.
Selain itu, parasit lain seperti Babesia, yaitu protozoa dari genus Babesia, dapat menginfeksi sel darah merah dan menimbulkan infeksi (babesiosis).
Penyebab utama infeksi ini adalah gigitan jenis kutu yang terinfeksi, terutama pada anjing yang sering berada di area dengan banyak kutu, seperti rerumputan atau hutan.
Jika tidak segera diobati, infeksi ini dapat membahayakan nyawa anjing.
Apa gejala parasit darah pada anjing?
Gejala infeksi parasit darah pada anjing, khususnya yang disebabkan oleh Ehrlichia, bisa bervariasi tergantung pada tahap penyakitnya, yaitu akut, subklinis, atau kronis.
Merangkum VCA Animals Hospital, berikut adalah tanda-tanda utama yang perlu diperhatikan.
1. Tahap akut
Pada tahap akut, berikut adalah gejala yang umum terjadi.
- Lethargy (lesu). Anjing mungkin terlihat kurang aktif atau tidak bersemangat.
- Demam. Peningkatan suhu tubuh atau demam pada anjing yang bisa disertai gejala lainnya.
- Anoreksia (penurunan nafsu makan). Anjing mungkin makan lebih sedikit atau berhenti makan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening. Terlihat sebagai benjolan di sekitar leher, ketiak, atau pangkal paha.
- Tanda perdarahan. Contohnya seperti bintik merah pada kulit atau mimisan.
2. Tahap subklinis
Pada tahap ini, gejala sering kali tidak terlihat meskipun parasit tetap ada di tubuh anjing. Tes darah mungkin menunjukkan penurunan jumlah sel darah putih atau trombosit.
3. Tahap kronis
Sementara pada tahap kronis, gejala yang umum terjadi adalah sebagai berikut.
- Penurunan berat badan. Terjadi karena kehilangan nafsu makan jangka panjang.
- Lemas. Anjing tampak sangat lesu atau tidak mau beraktivitas.
- Anemia. Ditandai dengan gusi pucat dan kelelahan.
- Gangguan neurologis. Dalam beberapa kasus, bisa muncul gejala seperti kejang atau masalah koordinasi.
- Tanda perdarahan. Misalnya mimisan yang sering terjadi.
Mungkin ada beberapa gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda melihat hewan peliharaan Anda menunjukkan ciri-ciri anjing sakit, jangan ragu ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Apa penyebab parasit darah pada anjing?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, parasit darah pada anjing, seperti ehrlichiosis, ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi.
Kutu ini bertindak sebagai perantara yang mentransfer bakteri Ehrlichia ke dalam aliran darah anjing.
Ketika bakteri masuk ke tubuh, ia mulai menyerang dan menginfeksi sel darah putih, yang kemudian berdampak pada sistem kekebalan tubuh anjing.
Selain Ehrlichia, parasit darah pada anjing lainnya seperti Babesia memiliki mekanisme penularan serupa, yaitu melalui gigitan kutu yang terinfeksi.
Tidak hanya itu, infeksi juga dapat terjadi melalui kontak dengan darah anjing lain yang terinfeksi, misalnya dalam prosedur transfusi darah tanpa pemeriksaan ketat.
Bisakah manusia tertular kondisi ini melalui anjing?
Bagaimana cara mendiagnosis parasit darah pada anjing?
Diagnosis ehrlichiosis pada anjing sangat penting dilakukan guna menentukan pengobatan yang tepat.
Biasanya, diagnosis didasarkan pada riwayat anjing dan gigitan kutu serta gejala yang ditimbulkan.
Berikut adalah beberapa cara mendiagnosis parasit darah pada anjing yang dapat dilakukan.
- Tes darah. Mendiagnosis kondisi ini dapat dilakukan melalui hitung darah lengkap (complete blood count/CBC) dan analisis kimia serum. CBC menganalisis komponen darah seperti jumlah trombosit, sel darah putih, dan sel darah merah.
- Tes serologis. Tes ini dilakukan untuk memeriksa keberadaan antibodi spesifik parasit Ehrlichia.
- Uji PCR (polymerase chain reaction). Diagnosis ini juga dilakukan untuk mendeteksi secara langsung parasit yang terdapat pada tubuh.
- Pemeriksaan mikroskopis. Sampel darah digunakan untuk memeriksa parasit dalam tubuh anjing.
Bagaimana cara mengobati parasit darah pada anjing?
Obat dan pengobatan parasit darah pada anjing tergantung pada jenis parasit dan tingkat keparahan infeksi. Berikut adalah pengobatan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.
- Antibiotik. Doxycycline adalah obat pilihan utama untuk infeksi seperti ehrlichiosis atau doksisiklin.
- Obat antiparasit. Imidocarb dipropionate sering digunakan untuk babesiosis.
- Terapi pendukung. Anjing dengan gejala berat mungkin memerlukan cairan intravena, atau obat anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan
- Transfusi darah. Anemia pada anjing yang berat dan mengakibatkan perdarahan yang disebabkan oleh infeksi parasit perlu mendapatkan transfusi darah.
Sementara pada kasus yang parah, anjing dengan infeksi parah biasanya dirawat di rumah sakit untuk pemantauan intensif oleh dokter hewan.
Mengingat penyakit anjing ini dapat membahayakan nyawa anjing, maka pencegahan kondisi ini penting untuk dilakukan.
Pencegahan infeksi ini, seperti ehrlichiosis, berfokus pada pengendalian kutu dan menjaga kebersihan lingkungan.
Pemakaian produk antiparasit, seperti obat topikal, kalung antiparasit, atau tablet oral yang direkomendasikan dokter hewan, adalah langkah penting untuk melindungi anjing dari gigitan kutu.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal anjing, termasuk kandang, karpet, dan sofa, dapat membantu mengurangi risiko infestasi kutu.
Selain itu, pemeriksaan anjing oleh dokter hewan secara rutin sangat disarankan untuk mendeteksi keberadaan kutu, terutama setelah anjing bermain di area berumput atau hutan.
Kesimpulan
- Parasit darah pada anjing, seperti Ehrlichia dan Babesia, merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari lesu, demam, hingga komplikasi berat seperti anemia dan gangguan neurologis.
- Penyebab utama infeksi ini adalah gigitan kutu yang terinfeksi, meskipun kontak dengan darah anjing terinfeksi juga berpotensi menularkannya.
- Diagnosis dini melalui tes darah, serologi, atau PCR sangat penting untuk memastikan pengobatan yang tepat, seperti penggunaan antibiotik, antiparasit, atau terapi pendukung.
- Pencegahan adalah langkah terbaik untuk melindungi anjing dari kondisi ini, yang mencakup pengendalian kutu dengan produk antiparasit, menjaga kebersihan lingkungan, serta pemeriksaan rutin oleh dokter hewan.
[embed-health-tool-bmi]