Setiap orang mengalami pertumbuhan bulu tubuh yang berbeda, ada yang lebat dan tidak. Nah, bagi Anda yang memiliki badan berbulu lebat, pernahkah mendengar mitos orang yang banyak bulu punya nafsu seks tinggi? Untuk tahu fakta sebenarnya, simak ulasan di bawah ini.
Benarkah mitos orang yang banyak bulu punya nafsu seks tinggi?
Pada pria maupun wanita, banyaknya bulu atau rambut-rambut halus pada tubuh sama sekali tidak berhubungan dengan nafsu seks atau libido yang tinggi.
Selain faktor genetik atau keturunan, banyak-tidaknya bulu badan seseorang dipengaruhi oleh kadar hormon testosteron di dalam tubuhnya.
Testosteron merupakan hormon reproduksi yang dihasilkan oleh testis pada pria dan ovarium pada wanita, serta sejumlah kecil oleh kelenjar adrenal.
Pada dasarnya, hormon ini berperan penting dalam mendorong libido pada pria. Namun, dikutip dari laman Harvard Health, testosteron pada wanita juga membentuk perilaku seksual, termasuk libido normal meski belum ada bukti jelas hingga saat ini.
Dengan begitu, mitos tentang orang yang banyak bulu memiliki nafsu seks tinggi tidak terbukti.
Selain karena tingkat hormon dalam tubuh, dorongan seks bisa dipengaruhi faktor psikologis dan sosial, seperti tingkat stres dan hubungan dengan pasangan.
Ragam faktor yang menyebabkan badan berbulu lebat
Untuk pria dewasa, peningkatan kadar hormon testosteron umumnya tidak terlalu berdampak pada perubahan fisik, termasuk dalam menyebabkan badan berbulu lebat.
Namun lain cerita dengan testosteron tinggi yang memicu pertumbuhan bulu pada wanita. Hal ini bisa menandakan suatu kelainan yang disebut hirsutisme.
Dikutip dari Medscape, kasus hirsutisme memengaruhi 10% wanita di Amerika Serikat, tetapi tidak diketahui secara pasti persentasenya di negara lain.
Gangguan ini memicu pertumbuhan rambut berlebih pada wanita. Ini bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh, termasuk bibir atas, dagu, cambang, dada, dan punggung.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini pada wanita adalah sebagai berikut.
1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Kasus badan berbulu pada wanita umumnya disebabkan oleh tingginya kadar testosteron. Ini bisa menjadi salah satu gejala dari sindrom ovarium polikistik.
Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan pengidapnya memiliki banyak kista kecil pada ovarium atau indung telurnya.
Kondisi ini memicu pelepasan hormon androgen yang berlebihan. Akibatnya, wanita dengan PCOS mengalami pertumbuhan rambut yang tidak normal pada wajah dan tubuhnya.
2. Konsumsi makanan manis
Dr. Abed-Alwahab, ahli endokrinologi dari Cleveland Clinic, menjelaskan hubungan PCOS dan masalah kelebihan insulin akibat kadar gula darah yang terlalu tinggi.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi akan melepaskan energi dengan cepat. Kondisi ini akan mendorong produksi insulin lebih banyak untuk mengontrol gula darah.
Tingkat insulin yang tinggi menyebabkan ovarium menghasilkan lebih banyak testosteron. Tidak jarang, inilah yang menyebabkan badan berbulu lebat pada wanita.
3. Efek obat-obatan tertentu
Munculnya rambut berlebih pada tubuh juga bisa dipengaruhi oleh pemakaian obat steroid seperti prednison. Ini karena obat-obatan steroid berasal dari hormon androgen.
Obat ini bisa mengubah keseimbangan kadar hormon dalam tubuh. Efek sampingnya sendiri berupa meningkatkan pertumbuhan rambut pada bagian tubuh yang tidak diinginkan.
4. Kehamilan
Seperti kondisi lainnya yang dapat menyebabkan perubahan hormon, kehamilan juga bisa menjadi penyebab seorang wanita memiliki lebih banyak bulu tubuh daripada biasanya.
Sebuah observasi dalam jurnal Fertility and Sterility (2016) menemukan bahwa pertumbuhan rambut halus terjadi akibat peningkatan hormon testosteron seiring fase kehamilan.
Rambut-rambut halus ini pada umumnya akan muncul pada bagian bibir atas, perut bagian bawah, punggung bawah, payudara, dan paha.
Bagaimana cara menghilangkan kelebihan bulu tubuh?
Pada kasus yang ringan, kelebihan bulu bisa dihilangkan dengan mencukur, menggunakan krim penghilang bulu, dan terapi laser. Dalam kondisi tertentu, dokter bisa meresepkan obat untuk mengendalikan produksi hormon.
[embed-health-tool-bmi]