Pernahkah Anda ikut menguap ketika melihat orang tua atau pasangan Anda melakukannya? Ternyata, hal ini tidak terjadi hanya karena kebetulan, lho. Ada beberapa alasan kenapa menguap bisa menular.
Kenapa menguap bisa menular?
Sederhananya, menguap bisa menular karena adanya empati dan ikatan sosial antarmanusia. Dengan demikian, fenomena ini bukanlah sekadar mitos.
Beberapa penelitian pun telah membuktikan bahwa melihat atau mendengar seseorang menguap bisa membuat Anda melakukan hal yang sama.
Penyebab kenapa menguap bisa menular memang belum diketahui secara pasti. Namun, berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab yang sampai kini masih terus diteliti.
1. Faktor lingkungan
Mengutip hasil penelitian yang dimuat pada laman Princeton University, seseorang cenderung sering menguap ketika suhu ruangan lebih rendah dari suhu tubuhnya.
Penelitian yang dilakukan di Arizona, AS, tersebut menunjukkan bahwa orang akan lebih sering menguap pada musim dingin dibandingkan musim panas.
Pernyataan tersebut juga sesuai dengan anggapan bahwa menguap akan mendinginkan suhu di dalam otak.
Ketika Anda menguap saat cuaca dingin, udara yang masuk ke tubuh akan lebih dingin dan membuat suhu otak ikut menurun.
Maka, ketika berada di lingkungan yang sama dengan seseorang dalam waktu yang lama (seperti di kantor), Anda berkemungkinan lebih besar untuk menguap bersama.
2. Ikatan sosial yang kuat
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menunjukkan perilaku menguap lebih mudah menular ketika seseorang berada di sekitar orang terdekatnya.
Orang-orang cenderung mudah menguap ketika bersama teman atau keluarga dibandingkan ketika melihat orang asing atau seseorang yang baru saja dikenal.
Masih dalam penelitian yang sama, ditemukan juga bahwa perempuan lebih mudah tertular menguap dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan meniru gerakan menguap juga erat kaitannya dengan empati sosial.
Meski begitu, jika Anda tidak menguap ketika melihat orang lain melakukannya, bukan berarti Anda tidak memiliki empati sosial.
3. Fenomena echo
Alasan kenapa menguap menular juga bisa dikaitkan dengan fenomena echo (echophenomenon). Fenomena echo adalah perilaku meniru orang lain secara otomatis.
Tidak hanya gerakan menguap, perilaku meniru secara otomatis ini juga bisa terjadi ketika Anda mencoba meniru ucapan seseorang. Perilaku meniru kata-kata itu disebut echolalia.
Selain itu, fenomena menguap yang menular ini juga kerap dikaitkan dengan aktivitas korteks motorik pada otak.
Korteks motorik merupakan bagian otak yang mengatur koordinasi otot saat menerima informasi sensorik dari sekitar.
Ketika aktivitas korteks motor meningkat, semakin tinggi pula kecenderungan seseorang untuk menguap.
Bagaimana cara mengatasi sering menguap?
Anda sebaiknya tidak menahan diri untuk menguap, sebab ini merupakan respons alami tubuh saat mengantuk sekaligus cara tubuh untuk mendinginkan otak Anda.
Alih-alih menahan untuk menguap, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan sering menguap.
- Memperbanyak minum air putih sehingga tubuh tetap terhidrasi dan suhu otak tetap normal.
- Penuhi waktu tidur supaya Anda tidak mudah mengantuk.
- Lakukan gerakan-gerakan kecil karena menguap bisa disebabkan oleh rasa kantuk dan bosan akibat berdiam diri terlalu lama.
- Kompres dingin pada dahi untuk menurunkan suhu di dalam otak.
- Makan secukupnya sebab makan berlebih bisa meningkatkan risiko mengantuk.
Meski menguap merupakan hal yang normal, Anda sebaiknya periksa ke dokter jika sering melakukannya tanpa alasan tertentu.
Frekuensi menguap yang berlebihan bisa menandakan gangguan tidur seperti sleep apnea atau narkolepsi (gangguan tidur karena sistem saraf).
Jika normalnya orang akan menguap sebanyak 5–10 kali sehari, pengidap gangguan tidur bisa menguap hingga 100 kali dalam satu hari.
Alasan kenapa menguap menular
Alasan kenapa menguap dapat menular belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kemungkinan berkaitan dengan:
- faktor lingkungan,
- ikatan sosial dan empati yang kuat, serta
- fenomena echo (echophenomenon).
[embed-health-tool-bmi]